Jakarta, TopBusiness – Seiring makin masifnya pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) oleh Pemerintah Indonesia, PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) sebagai produsen mur dan baut untuk otomotif mengaku menyambut positif program pemerintah ini. Hal ini pun ke depannya, baka berdampak positif kinerja perusahaan.
Menurut Direktur Utama BOLT, Ervin Wijaya, perusahaan juga terus mengikuti perkembangan dari kendaraan listrik (EV) di Indonesia dan dunia.
“Selama tahun 2022, Perusahaan telah ikut mengembangkan beberapa komponen pendukung dari kendaraan listrik yang sudah ada di Indonesia. Dorongan pemerintah atas produksi dan penggunaan kendaraan listrik akan berdampak positif terhadap penjualan Perusahaan kedepannya,” ujar dia usai papar public di Jakarta, Kamis (24/11/2022).
Untuk membuktikan keseriusannya itu, pihaknya sudah menggandeng dua produsen otomotif yakni Hyandai dan Wuling. “Pengembangan EV itu tak berdampak negative ke kita, justru positif. Makanya Kami saat ini mulai kerja bareng-bareng untuk pengembangan EV, yakni menggandeng Hyundai dan Wuling. Apalagi Hyundai ini paling agresif mengembangkan EV,” ungkap Ervin.
Menurutnya, kendaraan nantinya kendaraan listrik semakin banyak, tetap saja perseroan bisa mendulang berkah. Sebab, EV itu tetap menggunakan baut dan mur dari BOLT. “Mereka juga akan menggunakan sparepart dari kami, sekalipun ada peralihan dari kendaraan mesin ke kendaraan listrik itu tetap menggunakan produk kita,” katanya.
Di tempat yang sama, dilihat dari target kinerja perusahaan, Sekretaris Perusahaan BOLT, Anthony Wijaya menyebut perusahaan menargetkan bisa meraup pendapatan sebesar Rp1,43 triliun sepanjang tahun 2022, atau naik 21,08 persen dibanding hasil tahun 2021 sebesar Rp1,181 triliun.
Hal ini lantaran didukung teratasinya pandemic COVID-19 di Indonesia dan adanya kebijakan pemerintah yang memberikan pelonggaran untuk kegiatan aktivitas masyarakat, ikut memicu pergerakan ekonomi Indonesia di tahun 2022 yang diprediksi dapat mencapai lebih dari 5 persen.
“Kondisi itu tentunya dapat memicu kenaikan permintaan pasar terhadap kendaraan yang juga memberikan dampak positif pada industri otomotif Indonesia,” kata Anthony.
Namun dia mengaku pertumbuhan profitabilitas tahun 2022 terganggu oleh kenaikan harga bahan baku pembuatan mur dan baut yang 100 persen diimpor. “Dengan kenaikan bahan baku, kami menargetkan laba bersih tahun 2022 mencapai Rp70 miliar,”kata dia.
Anthony bilang dengan kenaikan harga bahan baku perseroan akan melakukan penyesuian harga jual dengan pembeli secara berkala. “Kita akan evaluasi harga jual produk kami setiap 3 bulanan, Sehingga profitabilitas kedepannya akan membaik,” ungkapnya.
Ke depanya, dia mengatakan telah mendapatkan banyak permintaan atas produk-produk baru oleh pelanggan lama dan juga pelanggan baru yang terdampak oleh intensitas pemerintah dalam menjalankan program peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
“Banyak pelanggan kami yang akan meningkatkan permintaan produk kami sebagai dampak kebijakan TKDN. Sebagian besar permintaan ini akan terealisasi menjadi penjualan di tahun 2023 dan juga terus di tahun-tahun mendatang,” papara dia.
Kinerja perusahaan juga bakal tergantung dari kondisi pasar otomotif. Sejak awal tahun 2022, industri otomotif di Indonesia sudah menciptakan momentum pemulihan yang cukup baik. Percepatan pemulihan ekonomi Indonesia disertai dengan perpanjangan kebijakan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) sampai kuartal III-2022 ikut membantu mendongkrak penjualan Perusahaan selama tahun 2022.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan, penjualan mobil (whole sales) sampai dengan kuartal ketiga tahun 2022 tumbuh sebesar 20,82 persen menjadi 758.218 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021.
Sedangkan penjualan sepeda motor, merujuk dari data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sampai dengan kuartal ketiga tahun 2022 mencapai 3,61 juta unit atau turun sebesar 3,96 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 yang hanya 3,76 juta unit.
Penurunan penjualan sepeda motor selama tahun 2022 disebabkan oleh kelangkaan pasokan microchip untuk motor.
“Sebetulnya tahun ini pasar otomotif itu sangat baik. Tapi karena pengaruh krisis global maka target tidak tercapai. Kalau tidak, di tahun ini untuk roda empat bisa sampai 1,2 juta uni. Kalau roda dua memangs edang slowdown. Tapi untuk tahun depan masih positif, jauh lebih baik,” pungkas Ervin.