TopBusiness
  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • Ekda
  • Marketing
  • Event
No Result
View All Result
  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • Ekda
  • Marketing
  • Event
No Result
View All Result
TopBusiness
No Result
View All Result

Kementerian LHK Apresiasi Penerapan Teknologi Hulu Migas dalam Menurunkan Emisi Karbon

Albarsyah
25 November 2022
rubrik: CSR
Kementerian LHK Apresiasi Penerapan Teknologi Hulu Migas dalam Menurunkan Emisi Karbon
Share on FacebookShare on Twitter

Nusa Dua, TopBusiness –  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan pelaku usaha sektor hulu minyak dan gas bumi dalam menurunkan emisi karbon di kegiatan operasionalnya. Keberhasilan penerapan teknologi terkini di kegiatan hulu migas akan memberi dampak signifikan pada upaya pemerintah menurunkan emisi karbon secara nasional.

Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mengatakan  pemerintah menghargai dan menaruh harapan besar terhadap program penurunan emisi melalui penerapan teknologi maju yang telah diterapkan oleh hulu migas. Pasalnya, keberhasilan program ini akan sangat mempengaruhi pencapaian target dekarbonisasi atau Net Zero Emission (NZE) Indonesia

“Saya sampaikan terima kasih dan apresiasi yang amat tinggi terhadap industri hulu migas yang sudah mengawal program penghijauan sebagai komitmen menuju NZE pada 2060 atau lebih cepat,” ujar  Siti Nurbaya saat berbicara pada 3rd International Oil and Gas  Convention 2022 di  Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2022). 

Menteri LHK mengatakan Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) ke-6 bahwa dalam upaya membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius, dibutuhkan pengurangan emisi gas rumah kaca global yang cepat, dalam dan berkelanjutan, termasuk mengurangi emisi karbon dioksida global sebesar 45% dan sebesar 43% pada 2030. 

Mengacu pada IEA22 Emisi gas rumah kaca global di sektor energi, lanjiut Siti Nurbaya,  pada 2018 dikontribusikan 42% dari batubara, 37% dari minyak, dan 21% dari gas alam. IPCC juga merekomendasikan negara-negara untuk fokus pada pengurangan infrastruktur bahan bakar fosil yang didominasi oleh sektor listrik. Ini ditindaklanjuti dengan keputusan di Glasgow yang mengamanatkan negara-negara untuk beralih ke energi emisi rendah. 

“Sama halnya dengan kondisi global, industri migas di Indonesia, masih memiliki peran signifikan dalam menyediakan kebutuhan energi khususnya di sektor transportasi dan industri,” ujarnya.

“Agar kita dapat bergerak maju mencapai NZE 2060 atau lebih cepat, minyak dan gas dituntut untuk merespons dengan tepat dan cepat  dalam transisi ke dekarbonisasi. Saya juga ingin menyambut perusahaan minyak dan gas yang telah mendeklarasikan atau mengambil langkah-langkah untuk didekarbonisasi pada tahun 2050 dalam menanggapi tantangan ini,” papar Siti.

Sejumlah teknologi  CCS dan CCUS sebagaimana direkomendasikan oleh IPCC R6 telah diterapkan. Selain itu, ada beberapa perusahaan juga telah bergerak maju yang menggeser keseluruhan proses bisnis  terkait aspek teknis dan keuangan. 

“Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengajak SKK Migas dan perusahaan migas untuk membahas lebih lanjut mengenai kemungkinan memasukkan aksi mitigasi jangka pendek ke dalam NDC Kedua mendatang yang rencananya disiapkan pemerintah,” kata Siti.

Previous Post

SKK Migas dan Kontraktor KKS Tanda Tangan MoU dengan Technology Provider dan Partner

Next Post

Menko Perekonomian Dorong Investasi Hulu Migas Berjalan Kondusif

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Email

TopBusiness - Inspire Great Business Performance | All Rights Reserved

  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • Ekda
  • Marketing
  • Event