Jakarta, TopBusiness—Seorang pekerja PT Daya Tama Polanusa yang merupakan mitra PT Bumi Siak Pusako (BSP), Anton (36), asal Desa Teluk Batil, Kecamatan Sungai Apit, Siak, meninggal dunia akibat semburan api pada proses pembongkaran fasilitas flowline sumur Bekasap-02. Itu merupakan sumur yang tidak aktif.
Dalam keterangan tertulis yang diterima pagi ini oleh Majalah TopBusiness, disebutkan bahwa pada Kamis (26/1) korban yang merupakan welder PT Daya Tama Polanusa bersama tiga rekan kerja lainnya sedang mengerjakan pemotongan stud bolt, pada flange gate valve yang sudah mengalami korosif.
Namun di luar dugaan terjadi semburan api dari celah gate valve yang langsung menyambar ke korban dan juga ke tiga rekan kerja yang mencoba membantu memadamkan api di tubuh korban. Sebelum pekerjaan dilakukan telah diterbitkan Surat Izin Kerja Aman (SIKA) untuk memastikan semua prosedur keselamatan dipenuhi.
Setelah mendapat pertolongan pertama di Klinik BSP di Zamrud, korban langsung dilarikan ke RSUD Tengku Rafian, Siak dan selanjutnya dibawa ke RS Awal Bross, Pekanbaru untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Korban Anton dinyatakan meninggal pada Minggu (29/1) setelah mendapat perawatan intensif selama empat hari di Rumah Sakit Awal Bross, Pekanbaru.
General Manager BSP, Ridwan, menyatakan belasungkawa yang mendalam atas peristiwa tersebut, dan BSP telah mengambil langkah cepat untuk melaporkan kecelakaan kepada SKK Migas, Dinas Tenaga Kerja Provinsi Riau dan Dirjend Migas dalam waktu kurang dari 24 jam. Hal ini sesuai dengan prosedur Laporan Awal Kejadian Kecelakaan Migas yang berlaku.
Tim Dirjend Migas, SKK Migas bersama Tim Disnaker Riau, telah turun ke lapangan pada Selasa (30/1) guna melakukan investigasi secara komprehensif untuk mencari roots causes dari kejadian itu.
Ridwan menyampaikan, “Investigasi yang sedang dilakukan baik oleh Tim Internal BSP maupun Tim Dirjend Migas, SKK Migas serta Disnaker Riau, bukanlah untuk mencari siapa yang salah atau benar. Namun untuk menemukan akar permasalahan agar kejadian tsb tidak terulang, dan yang lebih penting untuk membuat langkah-langkah perbaikan ke depan.”
“Melindungi manusia dan lingkungan merupakan salah satu nilai yang dianut dan dijalankan oleh perusahaan kami. Karenanya investigasi yang sedang dilakukan merupakan upaya yang kami lakukan untuk terus meningkat tentang pentingnya keselamatan. Untuk itu beri kami kesempatan untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan,’’ tutur Ridwan.
Penanganan terhadap korban telah dilakukan dengan melibatkan keluarga korban untuk ikut mendampingi korban selama perawatan sejak awal peristiwa, sampai dengan jenazah korban di bawa pulang ke kampung halaman korban di Sungai Apit.
Ia menambahkan, “Terhadap seluruh hak korban sebagai pekerja akan menjadi perhatian untuk dapat diselesaikan dengan baik oleh perusahaan kontraktor tempat korban bekerja. Diharapkan kecelakaan kerja yang menyebabkan fatality tersebut menjadi peristiwa yang pertama dan terakhir bagi BSP sebagai KKKS yang mengelola Blok CPP.”