Jakarta, TopBusiness — PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (IDX: FWCT), bergerak di bidang industry kayu lapis, resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham “FWCT” pada hari ini, Rabu (1/2/2023). Perseroan melakukan aksi korporasi ini melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO).
Dalam IPO ini, FWCT melepas 375.000.000 saham atau setara dengan 20% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga saham perdana Rp118,-. Dana yang berhasil dihimpun Perseroan sebesar Rp44.250.000.000.
Berdasarkan hasil penawaran umum dari tanggal 26 Januari – 30 Januari 2023, saham FWCT mengalami oversubscribed 344,09 kali dari penawaran pooling.
Perseroan menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas Indonesia selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam IPO ini. Budi Tjahjadi, selaku Direktur Utama Perseroan menjelaskan, “Langkah Perseroan berani melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO adalah bagian dari strategi untuk meningkatkan ekspansi usaha, kapasitas pendanaan, tata kelola dan prinsip keterbukaan Perseroan lebih baik sebagai Perusahaan Publik.”
Per 31 Juli 2022, Perseroan telah membukukan penjualan Rp508,29 miliar dengan laba bersih Rp25,18 miliar, dimana hal tersebut menjadi salah satu faktor membawa Perseroan yakin dan optimis dalam proses IPO.
Dana yang diproleh dari hasil IPO, 79% akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesinmesin produksi utama, sekitar 16% digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesin-mesin produksi pendukung dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja guna mendukung operasional Perseroan.
“Dengan didukung oleh tim manajemen yang solid dan seluruh karyawan yang berkualitas, Perseroan berkomitmen untuk memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan melalui kegiatan usaha yang dijalankan,” klaim dia.
Untuk diketahui, perseroan saat ini memiliki 4 pabrik yang terletak di 2 lokasi berbeda, yakni 3 Pabrik terletak di Malang, Jawa Timur dan 1 Pabrik terletak di Jember, Jawa Timur. Produk Perseroan dipasarkan untuk domestik dan juga luar negeri seperti pasar di Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan Malaysia.