Jakarta, TopBusiness – Perumda BPR Bank Sumedang atau Bank Sumedang terus-menerus berusaha untuk memperluas jaringan layanannya. Dalam era digitalisasi seperti saat ini, maka prioritas perumda adalah mengubah pola pikir sumber daya manusianya untuk memenuhi kebutuhan para nasabah, seiring dengan kenyamanan mereka dalam bertransaksi.
Saat sesi pendalaman materi presentasi bertema BANK SUMEDANG MELESAT BERSAMA DIA (Digital Inspire Acceleration), Direktur Kepatuhan Budi Kamsin menyatakan bahwa telah terjadi perubahan dari pelaku nasabah dalam cara bertransaksi dan pemenuhan kebutuhan jasa perbankan.
“Digital Inspire Acceleration, tentu kita ingin merubah paradigma teman-teman, khususnya pegawai di BPR Sumedang supaya mindset mereka itu memahami bahwa saat ini sudah terjadi perubahan model bisnis yang tadinya nasabah datang, sekarang kita yang harus menghampiri. Dan tak mungkin kita harus datang, sehingga apa solusinya? Digitalisasi,” kata Budi, di hadapan Dewan Juri TOP BUMD Awards 2023, yang berlangsung secara daring melalui aplikasi zoom meeting, di Jakarta, Kamis (2/02/2023).
Budi pada gilirannya membeberkan beberapa sistem teknologi informasi yang dapat memberikan kemudahan bagi nasabah dalam berhubungan dengan BPR. “Lalu apa yang dihasilkan dengan digitalisasi, pertama kita sudah ada ATM cardless. Di pusat pemerintahan kita sudah ATM cardless, pembayaran transaksi kita sudah dengan QRIS. Jadi debitur-debitur, nasabah-nasabah kita yang mempunyai toko atau melakukan proses penjualan dia sudah menerima pembayaran dengan QRIS,” jelas dia.
Selanjutnya, pihaknya terus melakukan pengembangan bisnis model ini dengan mengacu pada mobile banking, sehingga semakin memudahkan dalam hal opersional perusahaan, khususnya layanan bagi nasabah itu sendiri. “Tahun ini, kita sedang memproses mobile banking Bank Sumedang. Sehingga akan lebih memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi tanpa harus datang ke kantor,” tutur dia.
Kendati begitu, diakui Budi tak serta-merta mudah bagi BPR untuk mewujudkan mobile banking, lantaran masih terkendala dengan regulasi yang mesti dipenuhi. “Ini terkait juga dengan regulasi karena regulasi untuk BPR dan bank umum, OJK masih memilah-milah mungkin karena kekurangyakinan terhadap permodalan BPR, tapi kami BPR milik pemerintah daerah yang notabene tentu penyediaan modalnya lebih terjamin. Mungkin bisa diukur dengan CAR kita yang jauh lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh regulator, kurang lebih di atas 30 persen CAR kita itu. Tapi, tetap sulit ada permintaan tetap antara regulasi bank umum dan BPR. Itu yang mungkin juga kami perjuangkan. Ketika kami harus beradaptasi, harus ada kemajuan dalam bidang transaksi digital, tapi regulasinya sendiri masih sangat sulit,” paparnya.
Selanjutnya, perumda pun terus melebarkan sayap guna meningkatkan kinerja produknya dengan menyasar pada siswa-siswi di sekolah yang ada di Kabupaten Sumedang dengan dibarengi sistem digitalisasi yang telah terintegrasi. “Terkait juga tadi yang simpanan pelajar (Simpel), jadi anak sekolah tidak harus langsung datang ke bank, cukup mendaftar melalui website. Mendaftar secara online,” ujar dia.
Kemudian, perusahaan daerah ini mengembangkan layanan-layanan kredit dengan memfokuskan pada aparatur sipil negara (ASN). “Dan sekarang kita juga sedang mengembangkan khusus untuk kredit-kredit ASN, itu bisa diakses secara online juga. Tidak harus mereka ke kantor, datang. Setidaknya mereka mendapatkan informasi tentang produk, tentang jumlah kredit yang bisa mereka terima. Mereka bisa akses di android. Nah yang sekarang kita terapkan di BOS Mobile itu hanya informasi transaksi saja, baik untuk saldo, kemudian hingga digunakan juga OTP dalam penggunaan ATM tanpa kartu,” pungkas Budi.
Cara buwt atm bank sumedang