Jakarta, TopBusiness – Perumda Air Minum Tirta Projotamansari merupakan salah satu unit usaha milik Pemerintah Kabupaten Bantul yang fokus melayani kebutuhan air bersih dengan sistem perpipaan untuk masyarakat di wilayah Bantul.
Fungsi layanan publik di Perumda Air Minum Tirta Projotamansari bahkan porsinya paling besar atau sekitar 90 persen dan hanya 10 persen untuk mendapatkan laba atau bisnis.
Karena adanya kegiatan bisnis ini, Perumda Air Minum Tirta Projotamansari diharapkan bisa memberikan kontribusi berupa setoran PAD (pendapatan asli daerah) kepada Pemerintah Kabupaten Bantul.
Semua tanggung jawab tersebut dilakukan dengan baik oleh manajemen Perumda Air Minum Tirta Projotamansari di bawah kepemimpinan Arinto Hendro Budiantoro selaku direktur perusahaan daerah tersebut.
Dari sisi layanan air bersih, jumah langganan (SL) Perumda Air Minum Tirta Projotamansari saat ini sebanyak 43.157 Sambungan Rumah (SR), dengan cakupan layanan teknis 14,46 persen dan cakupan layanan administrasi 13,75 persen. “Jadi masih ada banyak peluang bagi kami untuk menambah cakupan layanan ke depan,” ujar Arinto dalam penjurian TOP BUMD Awards 2023 yang dilakukan secara daring, Selasa (28/2/2023).
Arinto dalam presentasi penjurian ini didampingi oleh Anita Tri Hastuti, Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan Perumda Air Minum Tirta Projotamansari.
Tingkat kebocoran air atau NRW Perumda Air Minum Tirta Projotamansari saat ini sebesar 24,80 persen, dengan kualitas air minum sudah sesuai standar Permenkes No 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. “Rata-rata jam layanan selama 24 jam sehari,” kata dia.
Kinerja Baik dan Sehat
Secara bisnis, menurut Arinto, Perumda Air Minum Tirta Projotamansari membukukan pendapatan yang terus meningkat dari Rp 46.129 miliar pada 2021 menjadi Rp 48,297 miliar pada 2022.
Laba perusahaan dalam lima tahun terakhir juga naik dari Rp 933.741.089 pada 2018, kemudian naik menjadi Rp 1.251.024.975 pada 2019, Rp 1.349.376.110 pada 2020, Rp 1.385.936.547 pada 2021, dan Rp 1.420.913.322 pada 2022.
Demikian pula jumlah pelanggan bertambah dari 31.058 SR pada 2018 menjadi 33.886 SR pada 2019, kemudian bertambah jadi 36.971SR pada 2020, naik lagi jadi 40.120 SR pada 2021 dan 43.157 SR pada 2022.
Tingkat kinerja Perumda Air Minum Tirta Projotamansari berdasarkan hasil audit kinerja selama periode 2020-2022 selalu memiliki kinerja yang “Baik” dengan hasil penilaian > 60. Penilaian kinerja ini berdasarkan ketentuan Kemendagri No 47/1999.
Ada tiga aspek yang dinilai yakni aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Pada 2020, total nilai kinerja berdasarkan hasil audit sebesar 66,91, kemudian naik menjadi 68,61 pada 2021 dan terakhir naik menjadi 69,46 pada 2022.
Sedangkan hasil audit kinerja Perumda Air Minum Tirta Projotamansari berdasarkan indikator BPPSPAM selama periode 2020-2022 juga masuk kategori “Sehat”. Ada empat aspek yang dinilai yakni keuangan, pelayanan, operasi, dan SDM. Selama tiga tahun nilainya juga terus meningkat dari 3,41 pada 2020, 3,80 pada 2021 dan 3,83 pada 2022.
Berdasarkan hasil penilaian kinerja tersebut, Perumda Air Minum Tirta Projotamansari Kita mendapat peringkat satu BUMD sektor air minum di Provinsi DI Yogyakarta, sedangkan peringkat secara nasional berada di 18 dari 389 BUMD air minum yang dinilai.
“Untuk kategori BUMD dengan pelanggan 50 ribu ke bawah, kita berada di peringkat kelima. Alhamdulillah suatu prestasi yang patut disyukuri dan menjadi motivasi untuk bisa bekerja lebih baik lagi ke depan. Tantangan ke depan akan lebih berat lagi dan kami berupaya agar nilai tersebut bisa lebih baik lagi,” ujar dia.
Tantangan yang Dihadapi
Terlebih, menurut Arinto, Perumda Air Minum Tirta Projotamansari saat ini menghadapi berbagai berbagai tantangan yang bisa memengaruhi kinerja Perumda. Tantangan pertama adalah trif listrik PLN yang setiap tahun ada kenaikan.
“Sistem produksi kita dari 22 titik instalasi produksi semua menggunakan tenaga listrik PLN, sehingga tidak bisa dipungkiri dengan tarif listrik yang naik setiap tahun akan sangat memberatkan kinerja keuangan kami,” tuturnya.
Solusinya, kata dia, melakukan efisiensi pemakaian listrik.
Tantangan lain yang dihadapi Perumda Air Minum Tirta Projotamansari adalah tumbuhnya SPAM yang dikelola oleh masyarakat. Ini memang jadi tantangan bagi Perumda karena di samping air sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi di lain pihak koordinasi antarpengelola SPAM belum seiring sejalan sesuai amanat PP No 122 tentang Pengelolaan SPAM bahwa leading sector penyediaan air minum adalah PDAM.
“Tapi sekarang sudah kita lakukan koordinasi bekerja sama dengan Bapedda, PUPKP dan pengelola-pengelola SPAM bahwa ke depan memang harus ditertibkan, karena tujuannya sama memenuhi kebutuhan air di masyarakat. Jangan sampai tumpang tindih layanan antara PDAM dengan SPAM-SPAM yang dikelola masyarakat,” ujar Arinto.
Tantangan lainnya adalah tersedianya sumber air dari sumur dangkal di masyarakat. Di sisi lain, tarif SPAM regional lebih tinggi dari HPP Perumda Air Minum Tirta Projotamansari. “Di Bantul ini untuk mendapatkan air tanah, digali 4 meter sudah dapat. Sehingga untuk memasarkan agar jadi pelanggan PDAM butuh effort yang sangat besar dan butuh edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi air yang benar-benar layak dikonsumsi,” tuturnya.
Tantangan selanjutnya adalah kualitas air permukaan dari waktu ke waktu semakin menurun, sehingga pemakaian bahan kimia semakin bertambah. Ini menyebabkan biaya bahan kimia semakin meningkat. “Solusinya mencari alternatif sumber air baku,” ucapnya.
Tantangan lainnya adalah erupsi gunung berapi dan banjir yang mengakibatkan air permukaan terjadi pendangkalan dan intake menjadi terganggu bahkan tidak berfungsi. Sebab, instalasi air minum Perumda Air Minum Tirta Projotamansari sumber andalannya dari air minum permukaan yang hulunya di Gunung Merapi, sehingga ketika terjadi banjir lahar dingin pasti akan menjadi kendala yang sangat berat untuk mengolah sumber air tersebut.
“Pengolahan air lahar dingin yang terbawa air sungai, pengolahannya sangat sulit. Sampai saat ini teknologinya kami belum menemukan,” kata Arinto.
Terobosan dan Inovasi
Keberhasilan kinerja Perumda Air Minum Tirta Projotamansari tak terlepas dari berbagai terobosan dan inovasi yang dilakukan manajemen. Di bidang pemasaran atau layanan pelanggan, platform pembayaran tagihan air sudah bisa dilakukan di berbagai e-commerce, antara lain Bukalapak, Link Aja, DANA, Tokopedia, GoPay, dan I-Saku.
Untuk memudahkan pelanggan mengakses informasi, menurut Arinto, Perumda Air Minum Tirta Projotamansari menyediakan berbagai aplikasi yang terdapat di Playstore. Inovasi lainnya adalah penyediaan AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) dengan merk “BANEW”.
Untuk inovasi di bidang teknologi informasi (TI), Perumda Air Minum Tirta Projotamansari memiliki layanan publik berbasis TI melalui Android yakni PDAM SIAP PRIMA. Dalam aplikasi ini pelanggan dapat memanfaatkan berbagai fasilitas dan informasi seperti mengetahui jumlah tagihan rekening air, gangguan aliran air, pemasangan sambungan baru, penyampaian pengaduan dan informasi penting lainnya.
“Pemanfaatan teknologi ini juga bagian untuk mewujudkan Bantul Smart City yang sehat, cerdas dan sejahtera,” ujar Arinto.
Aplikasi lainnya yang juga digunakan untuk memudahkan layanan dan operasional perusahaan adalah SMART (Sistem Manajemen dan Analisa Rekening Terpadu), APPLE (Aplikasi Penerimaan Pendapatan Lengkap), pelayanan berbasis SMS Center, SICATER (Sistem Informasi Pencatatan Meter) dan SIA (Sistem Informasi Akuntansi Terpadu).
“Kami juga membuat peta jaringan dengan GIS atau Geography Information System,” kata dia.
Sedangkan terobosan atau inovasi bidang Human Capital, antara lain berperan dalam mensukseskan Program 100-0-100 yaitu 100 persen akses universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak.
“Kami juga memotivasi kerja karyawan dengan penetapan Slogan Tahunan, SIAP PRIMA Melayani Sepenuh Hati,” ujar Arinto.
Manajemen Perumda Air Minum Tirta Projotamansari juga berupaya menyelaraskan antara Sistem Manajemen SDM dengan Strategi Bisnis. Misalnya dengan penerapan sistem rolling dan mutasi pegawai secara berkala. Kemudian analisa kebutuhan SDM, serta kerja sama yang baik antar stakeholder internal maupun eksternal.
Manajemen Perumda Air Minum Tirta Projotamansari juga berupaya meningkatkan kompetensi SDM dengan mengikutkan mereka dalam diklat pegawai. Pihaknya juga melakukan kerja sama peningkatan kompetensi SDM dengan BPKP.
“Kami juga melakukan kerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam upaya pemenuhan tenaga terampil,” tutur dia.
Selain itu juga melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi dalam rangka seleksi kompetensi pegawai.
Menurut Arinto, Perumda Air Minum Tirta Projotamansari sudah melakukan survei kepuasan pelanggan dengan membagikan kuisoner kepada pelanggan setiap semester per tahunnya dan dilaporkan ke Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.
Hasil survei dari tahun 2020 sampai tahun 2022 menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan mutu pelayanan dari predikat baik menjadi sangat baik
Kontribusi ke Daerah
Berkat kinerja bisnis yang cukup bagus, Perumda Air Minum Tirta Projotamansari mampu memberikan kontribusi berupa setoran PAD (pendapatan asli daerah) kepada Pemerintah Kabupaten Bantul dengan jumlah yang terus meningkat.
Pada 2018, setoran PAD Perumda mencapai Rp 513.557.600, kemudian naik menjadi Rp 688.063.700 pada 2019, Rp 742.156.800 pada 2020, Rp 762.265.101 pada 2021, dan Rp 769.602.247 pada 2022.
Dukungan lainnya dalam bentuk pembangunan infrastruktur. Perumda Air Minum Tirta Projotamansari telah melakukan penambahan jaringan distribusi utama (JDU) untuk memperluas cakupan pelanggan. “Sepanjang tahun 2022, kami sudah menambah pipa jaringan sepanjang 30 kilometer,” kata Arinto.
Perumda Air Minum Tirta Projotamansari juga berperan dalam mensukseskan Program 100-0-100 dari Kementerian PUPR, yaitu 100 persen akses universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak.
Kontribusi lainnya adalah turut serta dalam penanganan stunting di Desa Canden, Jetis yang berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Rieskesda) Kementerian Kesehatan menjadi fokus penanganan stunting secara nasional. Hal ini berupa program sambungan air bersih ke masyarakat Desa Canden, Jetis.