Jakarta, TopBusiness – Sebagai perusahaan kilang minyak dan gas, PT Kilang Pertamina Internasioal Refinery Unit (KPI RU) IV Cilacap dalam kegiatan operasionalnya tak lepas dari dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Anak perusahaan PT Pertamina (Persero) ini sadar betul adanya dampak tersebut, sehingga manajemen berinisiatif melakukan berbagai Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) alias Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengurangi dampak tersebut.
Salah satu Program TJSL unggulan dari PT KPI RU IV Cilacap adalah Program Konservasi Laguna Kawasan Segara Anakan Cilacap atau Kolak Sekancil. Ini merupakan program konservasi mangrove melalui kegiatan penanaman dan pembibitan serta pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan kemandirian dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
Aditya Anung Dwi Nugroho, Pjs Area manager Communication Relation dan CSR PT KPI RU IV Cilacap menjelaskan, program yang dilakukan sejak 2009 ini mampu berkontribusi dalam penghijauan kembali wilayah Segara Anakan Cilacap melalui penanaman 1,7 juta pohon mangrove seluas 180 Hektare. Program ini juga mampu menyerap karbon sebanyak 41.371.680 pon setiap tahunnya.
“Program ini di samping mengurangi laju pemanasan global, juga perubahan iklim. Di lain sisi program penanaman mangrove sebagai upaya penghijauan Kawasan Segara Anakan Cilacap dan memberdayakan masyarakat,” kata dalam presentasi penjurian TOP CSR Awards 2023 yang dilakukan secara daring, Jumat (3/3/2023).
Hadir pula tim dari PT KPI RU IV Cilacap antara lain Puji Rahmawat (Data & Analyst CSR), King Amil Hamzah (Community Development Officer) dan Fajar Miftakhul Rizqy (Community Development Officer).
Ada beberapa alasan kenapa Program Kolak Sekancil ini dilakukan. Pertama adalah adanya pengurangan lahan mangrove 46,2 persen akibat pembalakan liar. Kedua, sedimentasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy dengan penambahan sekitar 1 juta meter kubik per tahun.
“Selain itu, minimnya pengetahuan masyarakat tentang rehabilitasi dan pemanfaatan mangrove,” kata Aditya yang membawakan materi presentasi berjudul Implementasi Program TJSL dalam Mendukung Menjadi Kilang Minyak dan Petrokimia Berkelas Dunia tahun 2028.
Puji Rahmawati menambahkan bahwa program penanaman mangrove ini dilakukan untuk mengurangi sedimentasinya yang cukup tinggi. Untuk monitoring program ini, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap dan BP DAS Citanduy.
“Kawasan Segara Anakan ini sedimentasinya cukup tinggi dan posisi kilang kami tidak jauh dari Segara Anakan. Kami sudah melakukan mitigasi terkait dampak sedimentasi ini,” tutur Rahma. Kawasan Segara Anakan ini masuk di Ring 2 dari kilang PT KPI RU IV Cilacap.
Tak hanya menanam, PT KPI RU IV Cilacap melakukan monitoring secara berkala melalui tagging dengan GPS di lokasi-lokasi yang sudah di tanam mangrove. Dengan adanya program penanaman mangrove, kata Rahma, PT KPI RU IV Cilacap setidaknya bisa mengurangi sekitar 50 persen dari sedimentasi di kawasan segara anakan yang per tahun volumenya mencapai 1 juta per m3.
Dalam pelaksanaan Program Kolak Sekancil ini, PT KPI RU IV Cilacap juga melibatkan local hero, yakni Wahyono, seorang aktivis konservasi mangrove dan ketua Kelompok Krida Wana Lestari.
Program TJSL unggulan lainnya adalah Masyarakat Mandiri Kutawaru (MAMAKU) yang merupakan program program pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi potensi lingkungan dalam mendorong kegiatan ekowisata kampung kepiting terintegrasi.
“Program ini dilaksanakan di ring 1 yakni Kelurahan Kutawaru dan membawa dampak perubahan positif di masyarakat khususnya pada sektor ekonomi,” kata Aditya.
Sejalan dengan hal tersebut, menurut dia, hubungan masyarakat dengan perusahaan sangat akrab dan tidak ada persoalan yang cukup berarti, sehingga operasional perusahaan bisa berjalan dengan lancar sampai saat ini. “Kami bahkan menjadi percontohan dari kilang Tuban karena di sini tidak ada konflik dengan masyarakat,” kata Rahma.
Implementasikan CSV
Program TJSL lainnya yang juga menjadi unggulan adalah Pelatihan Las Listrik 6G dan Safetyman. Ini merupakan program pemberdayaan pemuda di sekitar operasional perusahaan (Ring 1) melalui pelatihan las listrik 6G dan Safetyman.
“Kami membekali pemuda dengan skill yang banyak dibutuhkan di dunia kerja, mengingat Cilacap merupakan kota industri yang notabene banyak membutuhkan 2 keahlian tersebut,” ujar Aditya.
Keahlian las listrik dan safetyman juga sangat dibutuhkan dalam mendukung operasional PT KPI RU IV Cilacap. Melalui kegiatan pelatihan tersebut akan mempermudah perusahaan mendapatkan jasa terkait spesialisasi las listrik dan safetyman tanpa harus mencari dari luar daerah.
Menurut Aditya, Program Pelatihan Las Listrik 6G, Sertifikasi Welder Migas dan Safetyman ini juga merupakan bentuk implementasi creating shared value (CSV) PT KPI RU IV Cilacap dan bisa menjadi referensi bagi perusahaan di bidang pengelolaan migas untuk menyiapkan SDM lokal di wilayah operasional perusahaan.
PT KPI RU IV Cilacap juga memiliki program TJSL unggulan bernama E-MAS BAYU dan E-MBAK MINA (Energi Mandiri Tenaga Surya dan Energi Mandiri Tambak Ikan). Ini merupakan program pemberdayaan masyarakat di desa tertinggal melalui pemanfaatan energi baru terbarukan berbasis pada kearifan lokal menuju masyarakat mandiri.
“Replikasi penerapan energi baru terbarukan (EBT) perusahaan juga dilakukan di desa tertinggal yang sebelumnya tidak ada listrik, saat ini sudah tercover listrik dengan adanya PLTH Surya dan Angin di Dusun Bondan Kecamatan Kampung Laut,” kata Aditya.
Menurut dia, penggunaan EBT merupakan salah satu agenda global untuk mengurangi laju emisi yang berdampak pada pemanasan global. PT KPI RU IV Cilacap berkomitmen mendukung penggunaan EBT yang telah diterapkan di wilayah perusahaan dan juga untuk pemberdayaan masyarakat
Selanjutnya perusahaan juga berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan dan stunting di Cilacap yang saat ini sudah di bawah angka 17,19%.
Program lainnya adalah pelatihan UMKM. Kegiatan ini menyasar UMKM di Kabupaten Cilacap. Selain meningkatkan kapasitas UMKM, adanya sinergi antara UMKM dengan PT KPI RU IV Cilacap ini juga sebagai mitra penyedia konsumsi dalam berbagai kegiatan operasional perusahaan.
Sebagai bentuk komitmen perusahaan terhadap efisiensi energi, gedung perkantoran PT KPI RU IV Cilacap sudah tersertifikasi sebagai green building oleh Green Building Councill Indonesia (GBCI). Ini merupakan kilang pertama Pertamina yang memiliki gedung bersertifikat green building.
Menurut Aditya, pelaksanaan program TJSL di PT KPI RU IV Cilacap sudah mengadopsi ISO 26000 SR yang di dalamnya mencakup tujuh subjek inti. Sedangkan sistem evaluasi program TJSL atau CSR menggunakan Indeks Kepuasan masyarakat (IKM) dan Social Return on Investment (SROI).
Kilang PT KPI RU IV Cilacap merupakan kilang terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi 348.000 barrel per hari untuk memenuhi 33,2 persen kebutuhan BBM di Indonesia.