Jakarta, TopBusiness – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) yang merupakan entitas perusahaan di bawah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG memiliki empat pabrik yag tersebar di Jawa dan Sumatera. Keempat pabrik milik SBI itu tersebar di Narogong, Jawa Barat; Lkoknga, Aceh; Cilacap, Jawa Tengah; dan Tuban, Jawa Timur.
Dalam melakukan program pertanggungjawaban social atau corporate social responsibility (CSR), PT SBI telah memiliki sederet banyak program. Termasuk di masing-masing pabrik tersebut. Hal ini dilakukan pula oleh PT SBI Pabrik Cilacap.
PT SBI Pabrik CIlacap sendiri saat ini menjadi nominasi peraih penghargaan TOP CSR Awards 2023 yang digelar Majalah Top Business. Dalam mengikuti proses penjurian TOP CSR Awards 2023, PT SBI Pabrik CIlacap diwakili oleh Dewi Hestyani selaku Community Relations Manager PT SBI Plant CIlacap yang didampaingi Andika Prastya dari Tim CSR. Dan beberapa program CSR yang sudah dijalankan selama ini diterangkannya dalam proses penjurian TOP CSR Awards 2023 yang digelar secara daring, beberapa waktu yang lalu.
Menurut Dewi Hestyani, Community Relations Manager PT SBI Plant Cilacap dalam penjelasannya menyebutkan, selain empat pabrik, SBI sendiri memiliki 30 lebih fasilitas produksi beton jadi, dua tambang agregat di Maloko, Jabar dan Jeladri, Jawa Timur. Selain itu ada juga terminal di Belawan, Lhokseumawe, Lampung, Palembang, dan Pontianak.
“Dengan karyawan lebih dari 2.500 orang dan kapasitas produksi SBI adalah 15 juta ton semen per tahun,” tutur Dewi.
Adapun, salah satu program CSR-nya sendiri untuk SBI Plant Cilacap ini, kata dia, sejauh ini terdiri dari dua program utama dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada dua kegiatan, yakni pemberdayaan Bank Sampah Baruwani dan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Kelompok UMKM.
“Untuk program CSR kami di Plant Cilacap secara umum ada empat kegiatan utama, yaitu dalam hal Charity berupa bidang Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, dan Kebencanaan. Lalu ada juga kegiatan Infrastruktur, seperti membangun jalan untuk masyarakat di wilayah beroperasinya pabrik. Lalu kegiatan peningkatan kapasitas dengan melakukan pelatihan & pendidikan. Dan keempat kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan & perekonomian yang berujung kepada kesejahteraan masyarakat,” papar dia.
Sementara untuk beberapa daerah yang menjadi sasaran dari program CSR dari SBI Plant Cilacap ini, yakni 5 Kelurahan di Kecamatan Cilacap Selatan, yaitu Tambakreja, Cilacap, Tegalkamulyan, Sidakaya, Tegalreja. Kemudian, 5 Kelurahan di Kecamatan Cilacap Tengah yakni Lomanis, Donan, Sidanegara, Gunungsimping, Kutawaru.
Selanjutnya, 5 Kelurahan di Kecamatan Cilacap Utara yaitu Karangtalun, Tritih Kulon, Gumilir, Kebonmanis, Mertasinga. Juga 3 Desa di Kecamatan Jeruklegi adalah Tritih Wetan, Tritih Lor, Brebeg. Dan terakhir, 2 Desa di Kecamatan Kesugihan yaitu Jangrana dan Kuripan Kidul.
“Jadi kami kembangkan program CSR utamanya itu di ring 1. Akan tetapi, selain Cakupan Wilayah Ring 1 sesuai Amdal tersebut, kegiatan CSR juga dilakukan di luar Wilayah Jangkauan Ring 1, yang mencakup wilayah Kabupaten Cilacap, Antar Kabupaten di Jawa Tengah (Cakupan Provinsi) dan juga Lintas Provinsi (Cakupan Nasional),” jelas Dewi lagi.
Untuk menyukseskan program CSR tersebut, kata Dewi, pihak SBI Plant CIlacap mengeluarkan anggaran CSR di tahun 2022 lalu mencapai Rp2.125.858.814 atau Rp2,15 miliar. Dengan rinciannya adalah untuk pilar lingkungan mencapai Rp 1.074.000.000. Dengan programnya berupa air bersih dan sanitasi layak, kota dan pemukiman berkelanjutan, penanganan perubahan iklim, ekosistem laut, serta ekosistem daratan.
Lalu pilar sosial sebanyak Rp851.000.000. Dengan fokusnya berupa program penciptaan tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, serta pendidikan berkualitas. Dan terakhir pilar ekonomi dengan implementasi anggaran sebanyak Rp 199.000.000,- ini untuk menciptakan pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Bank Sampah Baruwani
Salah satu program CSR-nya adalah dalam hal pengelolaan sampah berupa program Bank Sampah Baruwani. “Program ini sangat membanggakan dan mendatangkan banya manfaat bagi masyarakat dan bagi perusahaan. Program ini juga yang Alhamdulillah di tahun lalu (2022) mengantarkan kami mendapat Proper Emas,” imbuh Andika.
Menurut Andika, program bahan bakar sampah atau RDF (Refuse Derived Fuel) ini inti kegaitannya adalah mendukung pegelolaan sampah terpadu yang telah didinisiasi oleh kabupaten Cilacap bersama PT SBI. Dimana pegelolaan sampah ini diawali yang ada di masyarakat dengan tujuan akhrinya adalah berupa RDF berupa bahan bakar sampah yang digunakan oleh SBI menjadi substitusi dari bahan baku batubara.
“Untuk meng-cover kegiatan itu, kami mendirikan kegaitan pengelolaan sampah yang hulunya di masyarakat. Dari mulai sampah rumah tangga dan dipilah dari sampah organik dan anorganik. Yang organik bisa diolah lagi menjadi produk turunan. Dan anorganik juga bisa dijadikan yang bisa mendatangkan nilai secara ekonomi juga dijadikan produk turunan,” terang dia. “Harapannya sampah yang tidak memiliki nilai manfaat baru dikirimkan ke RDF. Dan bahkan kami juga menerima sampah di luar lima kecamatan di ring 1 pabrik. Bahkan syukur-syukur bisa dari luar kota Cilacap.”
“Dari program itu tujuan utama kami adalah zero waste community. Secara otomatis masyarakat ketika melihat sampah sudah paham, mulai dari pemilahan, pengelolaan, dan sebagainya. Program ini kerja sama dengan kabupatan dan stakeholder lainnya, seperti mahasiswa, media, dan lainnya. Jadi Bank program Sampah Baruwani ini jadi perubahan sistemik dalam pengelolaan sampah hulu ke hilir melalui kolaborasi Pentahelix,” paparnya lagi.
Setidaknya, ada empat manfaat atau kompas keberlanjutan dari program ini. Dari sisi lingkungan, ekonomi, kehidupan social, dan kapasitas masyarakatnya.
Dari sisi lingkungan, hasilnya adalah adanya penurunan Gas Rumah Kaca dari 1.805.174 Ton CO2eq menjadi 1.585.522 dari pemanfaatan RDF (absolut), serta substitusi 11.598 ton batubara dengan RDF (bahan bakar sampah).
“Dari sisi ekonominya, hasilnya adalah rata-rata produksi RDF senilai 2.000 ton per bulan dengan harga jual Rp. 300.000/ ton, itu menghasilkan omset kegiatan Kelompok Baruwani mencapai Rp141.960.000,-“ ujarnya.
Selanjutnya, dari sisi kehidupan social adanya peningkatan kohesivitas 13 Kelompok Baruwani, 4 Kelompok Inovator Sampah, inklusivitas pentahelix, dan gotong royong; lalu ada 129 pemulung jaminan BPJS Ketenagakerjaan Stimulan; dan 16 Orang bekerja di pengolahan RDF Plant.
“Adapun dari sisi kapasitas masyarakatnya, menghasilkan adanya pelaksanaan forum edukasi sampah setiap bulan (peningkatan kapasitas), 4 Produk Inovasi Olahan Sampah, serta lahirnya 17 Local Hero yang konsisten dalam pengelolaan sampah,” pungkas Andika.