Jakarta, TopBusiness – Lewat tiga pilar bisnis utamanya, PT MMS Group Indonesia (MMSGI) mewujudkan visinya menjadi perusahaan yang berkembang dan tangguh yang memberikan solusi inovatif. Tiga pilar bisnis MMSGI yaitu MMS Resources, MMS Land, dan MMS Solution.
Diawali dari MMS Resources yang bergerak di bidang perdagangan dan pertambangan batu bara, MMSGI mulai bertransisi dengan diversifikasi bisnis ke sektor properti melalui MMS Land dan bisnis berkelanjutan melalui MMS Solution. Sedangkan portofolio utama bisnis MMSGI saat ini masih dari PT Multi Harapan Utama (MHU).
“Melalui tiga pilar tersebut, MMSGI berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan Indonesia yang lebih baik dan sebagai perusahaan energi berkelanjutan yang terpercaya,” ujar Erza Aldiansyah, department head corporate project MMSGI dalam sesi presentasi dan wawancara penjurian TOP CSR Awards 2023 yang dilakukan secara daring, pekan lalu.
Hadir pula tim dari MMSGI yakni Wijayono Sarosa (GM Mining Support MMSGI), Yonathan Bagus W Setiawan (ERCD Manager MMSGI), Muslim Gunawan (Comdev Superintendent MMSGI), dan Andri (Government Relation MMSGI).
Peran dan Kontribusi MMSGI
Menurut Erza, MMSGI membantu perusahaan untuk pencapaian pembangunan berkelanjutan melalui aktivitas usaha maupun CSR yang berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Peran dan kontribusi MMSGI terkait isu pembangunan berkelanjutan ini terutama pada tiga aspek, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan
Pada aspek ekonomi, menurut Wijayono Saroso, MMSGI sangat fokus dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang mendukung SDGs melalui program CSR yang sesuai Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 1824/2018 (8 pilar program) dan mengacu pula pada ISO 26000 Social Responsibility.
Program pemberdayaan ekonomi ini disinergikan dengan program prioritas pemerintah sesuai Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan blue print Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Kalimantan Timur yang mendukung pengentasan kemiskinan, sekaligus berperan serta dalam pencapaian SDGs.
Program prioritas pemerintah tersebut antara lain penyerapan tenaga kerja (7.196 karyawan), pengembangan ekonomi badan usaha milik desa (BUMDes)/UMKM/koperasi serba usaha (KSU), pengembangan Kawasan Agrowisata Mapantama, pengembangan industri perkayuan berbahan kayu lokal (Sungkai), pembangunan pabrik kompos skala menengah berbahan jangkos, program Kampung Kambing, dan lainnya.
Program unggulan MMSGI terkait aspek ekonomi ini adalah Pengembangan Mini Ranch Jayatama, sebuah fasilitas peternakan modern yang terintegrasi dengan perkebunan jagung di Kalimantan Timur. Luas area miniranch ini mencapai 200 hektare.
“MMSGI menyediakan fasilitas peternakan modern berkapasitas 200 sapi, lahan pakan (jagung dan rumput) dan diseminasi Good Farming Practices kepada peternak lokal di Desa Jonggon Jaya dan Margahayu,” kata Wijayono.
Menurut dia, Pengembangan Mini Ranch Jayatama ini sangat mendukung Program Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara maupun Provinsi Kaltim. Program ini juga sangat didukung oleh kelompok ternak di Desa Margahayu dan Jonggon Jaya, Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan, CBC Universitas Padjadjaran, Universitas Mulawarman, dan Unikarta. ” Peletakan batu pertama pembangunan infrastruktur Miniranch ini dilakukan oleh Bupati Kutai Kartanegara dan Gubernur Kaltim,” ucap Wijayono.
Program pemberdayaan ekonomi lainnya adalah pembukaan lahan plasma untuk masyarakat seluas 150 Ha di Sumatera Selatan. MMSGI selain menyediakan lahan, mengadakan transfer knowledge Good Agriculture Practice (GAP) kepada petani lokal dan juga menjadi standby buyer untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Sedangkan terkait aspek sosial, MMSGI sangat mendukung kegiatan sosial kemasyarakatan di internal maupun di desa-desa sekitar area operasional pada level grup maupun anak usaha. “Ini dilakukan untuk harmonisasi hubungan dengan masyarakat,” kata Erza.
Untuk menjalankan berbagai program sosial perusahaan, MMSGI mendirikan Yayasan Life After Mine (YLAM). Yayasan ini sebagai koordinator dan implementer kegiatan CSR maupun inisiatif lingkungan yang dilakukan oleh grup, anak usaha/afiliasi, maupun mitra lainnya.
Beragam kegiatan sosial telah dilaksanakan MMSGI melalui YLAM maupun secara langsung, terutama untuk mengatasi pandemi covid-19 yang meningkat 2 tahun terakhir. Misalnya di bidang kesehatan adalah penanganan Covid-19.
MMSGI melakukan vaksinasi massal dan pemberian sembako gratis kepada 7.500 warga di area Kalimantan secara mandiri maupun bersama Kodam VI Mulawarman, donasi 510 hospital bed kepada Kementerian Kesehatan untuk perawatan pasien Covid-19. Selain itu, donasi 1.000 tabung oksigen kepada Pusat Krisis Kesehatan Indonesia, donasi 1.000 oksimeter kepada Pemerintah Kota Balikpapan, donasi 30 unit rumah kepada instansi pemerintah dan masyarakat untuk penanganan Covid-19, dan lainnya.
Masih di bidang sosial/budaya, MMSGI memberikan bantuan kepada korban bencana alam, pelestarian adat dan budaya Suku Dayak Kenyah, pelestarian senjata khas Mandau Raksasa (6 meter), pelestarian alat musik khas Dayak-Sampeq.
MMSGI juga turut serta dalam program Kampus Merdeka, sebuah program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan memfasilitasi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman magang bersertifikat dan memberikan kontribusi langsung kepada industri. MMSGI mengakomodasi 44 pemagang dari berbagai universitas di Indonesia untuk mendapatkan pengalaman kerja berkualitas.
“Ini sebenarnya program jemput bola dari MMSGI, di mana kami memberi kesempatan kepada mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir untuk merasakan dunia kerja lewat program internship di MMSGI dan bisnis-bisnis unit kami. Beberapa mahasiswa dari hasil tahun lalu menjadi pekerja tetap di MMSGI. Kami berharap ini menjadi program berkelanjutan,” tutur Erza.
Terkait aspek lingkungan, menurut Wijayono, MMS Resources, khususnya di MHU memiliki beberapa tim khusus yang mengurus dan mengelola aspek lingkungan perusahaan. Ini sesuai dengan amanat Pemerintah agar lingkungan selalu terjaga, bersih dan sehat demi keberlangsungan bumi yang bersih bagi generasi yang akan datang.
Kontribusi MMSGI dalam aspek Lingkungan antara lain reklamasi lahan pasca tambang, pembuatan arboretum (museum hidup) untuk pelestarian plasma nuthfah, penangkaran Rusa Sambar, pemanfaatan void untuk irigasi dan air bersih. Selain itu, pengelolaan sedimen pond agar air yang keluar dari tambang sesuai standar baku mutu, pengelolaan sampah di lingkungan tambang, bantuan dan pendampingan Bank Sampah, pembersihan/pengerukan anak sungai agar mengalir dengan lancar ke sungai, dan lainnya.
Yang paling penting juga, kata Wijayono, MMSGI sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 1,3 MW peak sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan.
“Kami sudah menandatangani perjanjian jual beli Renewable Energy Credit (REC) PLN ekuivalen dengan total 50 persen penggunaan listrik di MHU,” tutur Wijayono.
Program Air Bersih Berbasis Void
Wijayono juga memaparkan beberapa program CSR unggulan MMSGI yang pelaksanaannya mengacu pada SDGs. Pertama adalah Program Air Bersih berbasis Void. Void merupakan bekas lubang tambang atau sisa lubang galian pertambangan open-pit. Di sini, MHU berkolaborasi dengan PUPR (Pamsimas) dan Pemerintah Desa Margahayu (Dana ADD) membangun Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) Margahayu pada akhir 2018.
WTP ini diresmikan oleh Bupati Kutai Kartanegara pada 15 Maret 2019 dan dikelola oleh BUMDes Margahayu Mulya Mandiri. Hingga sekarang sudah 750 kepala keluarga (KK) yang menikmati layanan air bersih ini.
Menurut Wijayono, warga yang semula kesulitan air bersih (mengandalkan air hujan dan sumur yang diberi tawas) sangat terbantu kebutuhan dasarnya akan air bersih yang berkualitas. Warga juga mendukung agar void tidak ditutup pemerintah dan warga sangat mendukung keberlanjutan perusahaan. Saat ini ada lima void pascatambang yang digunakan untuk program air bersih.
BUMDes Margahayu Mulya Mandiri selaku pengelola meraup pendapatan kotor per bulan sekitar Rp 50-70 juta. Berkat layanan dan kinerjanya, BUMDes ini mendapatkan penghargaan Juara 2 Kategori Inovasi Pengelolaan Air Bersih Desa Tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun 2021.
Program CSR unggulan lainnya dari MMSGI adalah Agrowisata Mapantama. Area agrowisata ini berupa persawahan, kebun hortikultura kolam ikan yang berada di kanan-kiri jalan hauling batubara. Adanya debu (jika musim panas) dan limpasan permukaan kala hujan di jalan tersebut sering diklaim warga sebagai penyebab menurunnya hasil panen.
Setelah mereka merasakan hasil positif dari program yang berbasis pertanian, perikanan dengan sentuhan wisata yang menjadikan desa mereka terkenal dan menjadi rujukan desa-desa lainnya, warga desa berbalik menjadi pendukung keberlanjutan operasional perusahaan. Terlebih Agrowisata Mapantama ini kerap menjadi lokasi acara keramaian, dikunjungi banyak pejabat termasuk Bupati dan Menteri Desa PDTT.
Termasuk juga program CSR unggulan MMSGI adalah Industri Pertukangan Berbahan Kayu Lokal. Awalnya kelompok warga yang terlibat dalam program ini merupakan pihak yang berkonflik dengan PT MHU, tetapi sekarang menjadi pendukung utama keberlanjutan perusahaan dan menjadi role model usaha kemitraan bidang pertukangan.
Program ini dilakukan berdasarkan kebutuhan warga sekitar tambang yang memiliki potensi di bidang pertukangan dan potensi kayu lokal tetapi kurang skill dan permodalan. Semua hasil produknya (meja-kursi sekolah) setiap bulan rutin dibeli langsung oleh Komunitas Pecinta Kutai melalui CV Idea Borneo. Mereka juga aktif memproduksi furniture kayu yang banyak dipesan warga sekitar secara online maupun offline
Program ini dikerjasamakan MHU dengan Komunitas Pecinta Kutai, Perusda Tunggang Parangan, Disperindag, Dinsos dan sangat didukung Bupati serta Ketua DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara. Ketua DPRD bahkan berkomitmen untuk support dana Aspirasi tahun 2022 sebesar Rp 3,5 miliar untuk dikembangkan di 6 kecamatan se-Kabupaten Kutai Kartanegara dalam rangka persiapan menyambut Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
MMSGI juga memiliki program CSR unggulan yakni Program Pendidikan Kesetaraan Paket A, B & C. Program Pendidikan yang sangat berperan besar dalam pengentasan kemiskinan ini mendapat apresiasi dari Bupati Kutai Kartanegara yang hadir dan menyerahkan langsung ijazah lulusan Paket C pada Desember 2021.
Total peserta Program Pendidikan ini pada 2020 dan 2021 sebanyak 445 siswa dan hingga saat ini, dari lulusan program Paket C (254 siswa) sudah terserap sebanyak 146 orang di berbagai kontraktor/sub kontraktor.
Program CSR unggulan lainnya adalah Program Kampung Kambing di Dusun Tudungan. Warga di Dusun yang dikelilingi area tambang MHU ini mayoritas suku Madura, dan sesuai dengan hasil social mapping sangat familiar untuk memelihara kambing.
Secara bertahap dimulai akhir tahun 2018, MHU membantu Kelompok Ternak Lestari yang dipimpin Nyoman Daye (jumlah anggotanya 36 orang) sebanyak 12 ekor kambing (2 jantan dan 10 betina) beserta kandangnya. Selanjutnya di tahap 2, dibantu lagi 24 ekor kambing (4 jantan dan 20 betina) juga berikut kandangnya.
“Siapa sangka, hanya berselang dua tahun saja, kelompok ternak ini sukses mengembangkan kambing tersebut menjadi 128 ekor di tahun 2020, sehingga kampung Tudungan menjelma menjadi salah satu sentra ternak kambing di Kutai Kartanegara. Namanya tenar disebut sebagai kampung kambing,” ujar Erza.
Program CSR lainnya adalah Pembangunan Pabrik Kompos di Desa Sungai Payang. Proyek luar biasa ini merupakan kolaborasi program Pemerintah Kabupaten Kukar yang diinisiasi Bupati Kukar melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) dan Bappeda Kukar bersama PT MHU, PT ABP, PT Niagamas Gemilang, CV KK, Faperta Unikarta dan Dewan Riset Daerah Kabupaten Kukar dengan nilai proyek sekitar Rp 2,5 miliar.
Bahan baku utama berupa Jangkos (Janjang Kosong Sawit) yang sepenuhnya disupply gratis oleh PT Niagamas Gemilang dengan komitmen 300 ton per bulan. Produk kompos Program ini diserap oleh perusahaan-perusahaan tambang dan sawit yang tergabung dalam Forum Komunikasi TJSP Kabupaten Kukar yang turut mendukung program ini sejak awal dicetuskan pada akhir 2018 lalu.
“Program ini merupakan salah satu program kolaborasi unggulan dari Pemerintah Kutai Kartanegara yang menjadi role model program ekonomi pertanian terbarukan yang ramah lingkungan,” tutur Erza.
Termasuk juga program CSR unggulan MMSGI adalah Program Ekonomi Mandiri Ala Desa Sungai Payang. Desa Sungai Payang melalui BUMDes-nya bermitra dengan MHU, kontraktor, serta subkontraktor dalam berbagai kontrak bisnis yang meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sungai Payang.
Beberapa kontrak tersebut adalah mengerjakan WTP (water treatment plant) berbasis Pompa Hidram bersumber air Void E-West senilai Rp 1,7 miliar (selanjutnya WTP ini akan dikelola BUMDes. Kontrak lainnya adalah vendor catering di PT AMM (Kontraktor MHU) sebanyak 1.000 meals box per hari senilai Rp 5,1 miliar per tahun.
Kontrak lainnya adalah membangun mess PT AMM senilai Rp 2,5 miliar, mengelola pembangunan Pabrik Kompos senilai Rp 2,5 miliar, kolaborasi bantuan Pemkab Kukar, MHU, ABP, NG, dan KKE.
BUMDes ini juga mengelola mess PT AMM (cleaning service, laundry, kantin) yang menyerap 150 pemuda-pemudi Sungai Payang. “BUMDes Sungai Payang ini jadi kebanggaan Kukar karena meraih penghargaan BUMDes Terbaik II Tingkat Nasional dalam Pengelolaan Keuangan, serta menjadi role mode BUMDes yang sukses di Kaltim,” ujar Erza.
Program CSR unggulan terbaru adalah penyerahan bantuan ke Panti Sosial Bina Grahita Jakarta yang dilakukan dalam rangkaian MMSGI Ramadhan yang bertema ”Berkah Ramadhan di Dalam Keterbatasan”.
Bantuan yang diserahkan ini terdiri atas beberapa jenis barang sesuai dengan kebutuhan Panti yang telah diinformasikan sebelumnya saat tim CPC melakukan kunjungan ke lokasi. “ODGJ di sana kondisinya sangat memprihatinkan. Sebab itu kami memberikan bantuan ke Panti seperti kasur, kipas angin, dan lainnya,” kata Erza.
Program CSR unggulan lainnya adalah di bidang kebudayaan yakni Pelestarian Mandau Sebagai Warisan Budaya Dayak. Komunitas 1001 Mandau merupakan binaan MHU yang khusus melestarikan Mandau sebagai senjata khas Kalimantan. Mereka berhasil menorehkan rekor MURI 2021 dengan membuat Mandau Raksasa sepanjang 6,35 meter.
Masih terkait pelestarian budaya, MMSGI juga memiliki program CSR unggulan berupa Lung Anai, Surga Budaya Dayak Kenyah. Desa Lung Anai dicanangkan sebagai Desa Budaya oleh Bupati Kutai Kartanegara (H. Syaukani HR) sejak tahun 2007. Predikat desa Budaya ini didukung oleh MHU.
Dimulai dengan menggandeng Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Samarinda, warga desa dibimbing membuat analisa potensi wisata dan program pendampingan. Dalam perjalanannya, MHU berkolaborasi dengan Yayasan Sekar Medika Samarinda yang fokus menggali budaya lokal, memberikan pelatihan dan pengayaan tarian bagi anak-anak dan remaja, menghidupkan kembali alat music Sampeq (sejenis gitar khas Dayak) dan bahkan melatih teknik pembuatan Sampeq agar alat musik ini tidak punah ditelan zaman.
Untuk memperkenalkan lebih luas potensi wisata budaya ini, menurut Erza, MHU bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara guna menggencarkan promosi. “Juga lembaga wisata lainnya seperti Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) dan Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (Putri) di Kalimantan Timur,” ujar dia.
Setara Perusahaan Global
Berkat komitmen yang tinggi pada pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, MMSGI pada 2022 mendapat penghargaan TOP CSR Awards 2022 untuk kategori bintang 4. “Kami berharap dengan sinergi MMSGI ini bisa meraih hasil yang lebih baik di ajang TOP CSR Awards 2023,” kata Erza.
Terlebih, MMSGI secara holding juga sudah melakukan sustainability rating assessment yang pada 2022 bekerja sama dengan S&P Global. “Untuk rating assessment tahun lalu, kita mendapat hasil yang cukup baik secara skor kita setara dengan perusahaan-perusahaan energi batubara secara global,” ujar Erza.
Tahun 2023, untuk penilaian sustainability, MMSGI melibatkan dua perusahaan assessment global yaitu Sustainalitics dan S&P Global. “Kita mau melihat posisi kita ada di mana dari inisiatif sustainability di MMSGI ini,” ucap Erza.