Jakarta, TopBUsiness – PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal (FT Sanggaran) memiliki ragam program corporate social responsibility (CSR) yang telah dilakukan. Salah satu program yang unik dan berbeda dibanding program CSR lainnya yakni Pemberdayaan Disabilitas Skizofrenia atau Skizofrenia Entrepreneur.
“Pertamina FT Sanggaran memiliki program berkelanjutan yaitu Pemberdayaan Disabilitas Skizofrenia. Jadi mungkin Bpk dan Ibu asing mendengar Skizofrenia itu. Tapi sebetulnya itu adalah rekan-rekan kami dengan yang merupakan ODGJ, Orang dengan Gangguan Jiwa, kami berdayakan. Mereka berlokasi di rink satu wilayah terdekat FT sangaran,” ungkap Dita Utami yang mewakili Divisi CSR PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Sanggaran saat mengikuti wawancara penjurian TOP CSR Awards 2023 secara daring, Jumat (14/4/2023).
Skizofrenia Entrepreneur merupakan program pemberdayaan disabilitas dengan fokus pembelajaran wirausaha berbasis terapi akan dilakukan dengan produksi dupa herbal. Program tersebut hasil kolaborasi dengan Dinsos Denpasar melakukan inisiasi program pemberdayaan disabilitas yaitu Skizopreneur (Skizofrenia Entrepreneur).
“Untuk Skizofrenia kami ada kegiatan Skizofrenia entrepreneur yaitu kewirausahan dengan memberdayakan disabilitas mental di kota Denpasar dengan kemarin itu kami pemberdayaan dengan pelatihan produk dupa herbal yang diproduksi langsung oleh rekan-rekan disabilitas mental,” terang Dita.
Masih menurut Dita, program tersebut merupakan upaya FT Sanggaran memberdayakan masyarakat yang selama ini dinilai ‘sebelah mata’ karena keterbatasannya dan kerap diabaikan. “Jadi untuk kegiatan bersama disabilitas mental itu atau yang kita sebut dengan ODS, Orang Dengan Skizofrenia merupakan program untuk melatih rekan-rekan disabilitas untuk memiliki jiwa entrepreneur dari produksi, pengemasan hingga penjualan dupa herbal,” lanjutnya.
Para peserta program tersebut, lanjut Dita, mendapatkan pendampingan produksi dupa herbal mulai dari tahap awal pembuatan hingga pemasarannya. “Alhamdulillahnya kemarin berhasil setelah kami melakukan pendampingan juga bersama mereka produknya itu adalah produk dupa herbal. Jadi produk dupa herbal ini merek kemas sendiri, mereka membuat adonannya sendiri,” katanya.
Proses pembuatan dupa herbal tersebut diyakini sebagai proses penyembuhan yang dapat memulihkan rekan Orang Dengan Skizofrenia (ODS) melalui aktivitas seperti penyampuran, menghitung, mencatat dan mengemas dupa.
“Jadi ternyata setelah kita diskusi bersama dokter juga itu (melalui program Skizopreneur) bisa membantu untuk terapi kesembuhan mereka, dari mereka menguleni, mencampur adonan, untuk menghitung, mencatat kemudian memasarkan, berkomunikasi dengan orang lain itu ternyata efektif untuk menjadi salah satu penyembuhan dari teman-teman ODS itu tadi,” paparnya.
Dupa herbal ini memiliki komposisi serbuk menyan, serbuk kayu cendana, serbuk kayu majagau, serbuk kayu jati, dan serbuk kayu teja. Dupa tersebut tidak mengandung bahan kimia seperti methanol yang terdapat pada dupa konvensional. “Yang uniknya juga dupa herbal ini dari serbuk kayu teja dan sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia,” tegas Dita.
Sebelum produksi dupa herbal, kelompok Skizopreneur melakukan produksi dupa dengan bahan dupa konvensional yang mengandung methanol karena dilakukan pencelupan cairan aromaterapi. Namun, tahun ini dupa herbal menjadi inovasi ramah lingkungan yang dilakukan oleh kelompok Skizopreneur Rumah Berdaya dengan omset 15 juta per tahun. Selain program tersebut, FT Sanggaran juga memiliki program yang unik lainnya seperti Konservasi penyu berbasis Masyarakat Serangan. Konservasi ini dapat menyerap 13 tenaga kerja lokal, mengedukasi turis mancanegara dan domestik, melestarikan tiga jenis penyu endangered. Konservasi penyu dilakukan oleh kelompok pelestari penyu di Kelurahan Serangan Ring I FT Sanggaran.
Penulis: Abdullah Suntani