Jakarta, TopBusiness—Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung, menekankan bahwa UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) perlu didorong untuk mampu meningkatkan kapasitasnya dalam manajemen keuangan. Sehingga mampu menganalisis kinerja keuangannya melalui pencatatan keuangan.
“Salah satunya menggunakan aplikasi SIAPIK (Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan),” kata Juda dalam keterangan tertulis untuk wartawan, tadi pagi.
Peningkatan literasi keuangan UMKM melalui pencatatan keuangan secara digital akan mendorong UMKM dalam mengakses pembiayaan, pasar, dan meningkatkan kapasitas produksinya.
BI telah berupaya menggiatkan kampanye penggunaan SIAPIK melalui Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPw) serta bersinergi dengan kementerian dan lembaga, termasuk dengan perguruan tinggi, untuk mengakselerasi pemanfaatan SIAPIK. Hal ini sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.
BI telah menandatangani PKS (perjanjian kerja sama) dengan beberapa perguruan tinggi (7/6/2023).
Yaitu antara Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI dengan Politeknik Keuangan Negara STAN dan Universitas Trisakti; KPw BI Provinsi Sulawesi Selatan dengan Universitas Hasanudin; KPw BI Provinsi Kalimantan Selatan dengan Universitas Lambung Mangkurat; KPw BI Provinsi Jawa Tengah dengan Universitas Diponegoro; serta KPw BI Provinsi Sumatera Barat dengan Universitas Andalas.
“Komitmen ini merupakan salah satu upaya BI untuk mengakselerasi target porsi pembiayaan perbankan kepada UMKM sebesar 30% pada tahun 2024 sebagaimana dicanangkan oleh Presiden RI,” kata Juda.