Jakarta, TopBusiness – Di tengah persaingan perbankan yang semakin ketat, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) mampu menyalurkan kredit yang mencapai Rp49,21 triliun selama semester I-2023. Angka tersebut berarti mengalami lonjakan sebesar 13,02% secara year on year (YoY) dibanding Semester I-2022.
“Selama Semester I tahun ini, penyaluran kredit Bank Jatim mampu membukukan peningkatan yang signifikan di atas rata-rata yaitu 13,02 persen (YoY). Untuk pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor komersial & SME sebesar 25,55 persen (YoY) dan sektor konsumer 5,77 persen (YoY),” ungkap Direktur Utama BJTM, Busrul Iman, di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Tingginya pembiayaan ke sector UMKM ini tak lepas dari kondisi UMKM di Jawa TImur yang tumbuh pesat. Sejauh ini, jelas Busrul, di Jatim sendiri untuk sektor unggulannya, pertama industri olahan dan kedua pertanian dalam arti luas. Selanjutnya ada sector konstruksi, dan lainnya.
“Untuk sektor yang unggulan menjadi prioritas. Di sektor itu kami masuk dan portofolio kami double digit. Apalagi kami ini merupakan provinsi terbesar kedua setelah DKI dari sisi PDRB-nya (Pertumbuhan Domesti Regional Bruto). Sehingga Jatim yang punya wilayah itu, kami terus kuatkan ASN dan UMKM-nya,” jelas dia.
“Makanya untuk UMKM di Jatim itu besar. Kami saat pandemi itu menggunakan dana PEN untuk kredit UMKM, dan di tahun ini juga kami ambil dari KUR. Kredit di sektor UMKM kami tumbuh double digit,” imbuh dia.
Kata Busrul, BJTM berhasil melewati Semester I 2023 dengan kinerja yang cukup baik. Dengan akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga bisa tercipta kesejahteraan untuk masyarakat.
“Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat,” tegasnya.
Pertumbuhan kredit yang telah dicapai BJTM tersebut membuat LDR perusahaan semakin membaik. Dari 45,88% pada Semester I tahun 2022 meningkat jadi 59,54% pada Semester I tahun 2023. Penyaluran kredit bankjatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman.
Hal itu terlihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,77% pada Semester I tahun 2023, berbanding 6,86% di tahun sebelumnya (YoY). Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross bankjatim juga ikut menurun di angka 2,80% pada Semester I 2023, berbanding 4,12% pada periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
”Penurunan rasio NPL dan LAR ini menunjukkan bahwa kualitas kredit bankjatim menjadi semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” jelas Busrul.
Menurutnya, BJTM telah back to basic sebagai salah satu lembaga intermediasi yang dipercaya di Jawa Timur pada khususnya serta berusaha untuk terus menjadi salah satu motor penggerak perekonomian regional melalui penyaluran kredit di sektor produktif dan konsumtif yang semakin berimbang komposisinya.
Di samping itu, kinerja digital banking Bank Jatim juga mengalami peningkatan. Untuk JConnect sepanjang Semester I 2023 berhasil mencetak angka yang positif. Pengguna JConnect Mobile pada Semester I tahun ini sudah mencapai 566 ribu user atau tumbuh 30 persen (YoY). Sementara untuk jumlah transaksinya berada di angka Rp 3,4 triliun, naik 35 persen dibanding Semester I 2022 (YoY).
Selanjutnya, user JConnect IB Corporate berada di angka 7.550 atau naik 23 persen (YoY) dengan jumlah transaksi sebesar Rp 853 miliar. Kemudian, jumlah Agen Jatim sepanjang Semester I 2023 sebesar 4.853 user atau tumbuh 30 persen (YoY) dengan jumlah transaksi sebesar Rp 7,2 miliar.
“Merchant QRIS kami sudah mencapai 90.403 atau tumbuh 61 persen (YoY) dengan jumlah transaksi sebesar Rp 56 miliar atau tumbuh 76 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY). JConnect Loan juga tumbuh positif dan telah digunakan untuk memproses 12.300 persetujuan kredit dari 16.500 permohonan kredit,” urai Busrul.