Jakarta, TopBusiness – PT BPR Bank Bapas 69 (Perseroda) atau Bank Bapas 69 menganggap ada faktor eksternal dan internal yang menjadi tantangan dalam penerapan governance, risk and compliance (GRC). Karenanya, perseroda telah menyiapkan beragam cara sejak dini sehingga tak menjadi kendala dan dapat bertahan untuk keberlanjutan bisnis di masa yang akan datang.
Saat sesi pendalaman atau tanya-jawab materi presentasi berjudul ‘GRC Guna Pembangunan yang Berkelanjutan’, Direktur Utama Bank Bapas 69 Rohmad Widodo menyebut beberapa hal yang menjadi kendala penerapan GRC dari sisi internal perusahaan. “Jadi tantangan ke dapan adalah, kita bebas fraud, terus budaya patuh. Terus untuk SDM, sadar risiko, itu ke depan selalu kita tingkatkan,” ujar Rohmad, di hadapan Dewan Juri TOP GRC Awards 2023, yang berlangsung dalam jaringan melalui sistem aplikasi rapat zoom, di Jakarta, Jumat (18/08/2023).
Dia menyatakan penerapan GRC di lingkungan internal dilaporkan kepada dewan direksi setiap bulan terutama perkembangannya. “Nanti setiap bulan perkembangan dan pelaporannya selalu disediakan ke kami,” tutur dia.
Masih terkait dengan penerapan GRC, konsen perseroda ialah membangun kompetensi, integritas dan sikap profesional sebagai salah satu cara untuk menyiapkan generasi-generasi junior ke jenjang yang lebih tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dyah Retno Andiani sebagai Direktur Umum dan Kepatuhan Bank Bapas 69, menyampaikan akan pentingnya regenerasi di perusahaan. “Terkait dengan SDM, itu juga merupakan salah satu konsen kita. Karena memang kenyataan gapnya agak jauh antara senior dan junior. Lalu bagaimana kita bisa menyiapkan kaderisasi ini?” papar dia.
Mungkin ini perlu disampaikan, lanjut Retno, di 2024 ini ada 12 pejabat Bank Bapas 69 yang purna. Karena itu, dari tahun kemarin perusahaan sudah melakukan akselerasi pendidikan-pendidikan kompetensi berkaitan dengan jenjang karir, kemudian ada lelang jabatan. “Itu dilakukan dalam rangka menyiapkan bagaimana bank ini bisa resilient di masa yang akan datang. Karena, kalau tidak disiapkan dari sekarang, itu akan menjadi kendala bagi kita. Jadi cara kita bagaimana menyiapkan teman-teman yang secara junior. Mungkin dari sisi pengalaman mereka kurang optimal,” ungkap Retno.
Dikatakan Retno, perusahaan dalam melakukan lelang jabatan tak berniat untuk mengambil orang dari luar. “Dari internal semua. Jadi kami tidak pernah, hingga saat ini, mengambil dari orang luar. Jadi mereka (generasi junior-Red) perlu selalu dilatih untuk meningkatkan kompetensinya,” ujar dia.
Lalu, Retno menyatakan, tantangan eksternal yang bakal menjadi kendala implementasi GRC. “Tantangan eksternal, kami lebih melihat terhadap regulasi. Regulasi yang saat ini membatasi ruang gerak BPR,” tuturnya.
Rohmad menjelaskan dengan tegas bahwa faktor eksternal semisal layanan masyarakat bukan suatu kendala yang signifikan. “Sementara tidak, karena untuk pelayanan lebih ke masyarakat. Hampir semua kecamatan di Kabupaten Magelang, kita punya kantor dan juga mobil kas keliling. Kita juga buka kantor-kantor, sehingga kalau masyarakatnya sendiri cenderung lebih memilih Bapas 69, tapi regulasinya kurang support,” beber dia.
Sebagaimana diketahui, perseroda memiliki satu kantor pusat dan empat kantor cabang. Keempat kantor tersebut tersebar di cabang selatan, utara, Muntilan dan Grabag.
Sementara itu, ada sebanyak 21 kantor kas di setiap kecamatan Kabupaten Magelang. Kantor kas tersebut meliputi Kantor Kas Dukun, Ngablak, Sawangan, Ngluwar, Krasak, Candimulyo, Mungkid, Windusari, dan Tempuran. Selanjutnya ada Kantor Kas Salaman, Bandongan, Kaliangkrik, Borobudur, Rejosari, Kajoran, Salam, Srumbung, Mertoyudan, Pakis dan Secang serta Kas Kota Mungkid.