Jakarta, TopBusiness – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (IDX: INTP) atau Indocement telah membukukan keseluruhan volume penjualan (semen dan clinker) sebesar 13,74 juta ton hingga akhir September 2023 atau lebih tinggi sebesar 1,05 juta ton alias meningkat 8,3% secara year on year (yoy).
Dengan volume penjualan semen dalam negeri tercatat sebesar 13,29 juta ton, lebih tinggi sebanyak 883 ribu ton atau setara 7,1%. Volume tambahan ini berasal dari Pabrik Maros yang mulai dioperasikan perseroan dengan perjanjian sewa sejak kuartal IV-2022 lalu.
“Hal itu memberikan kontribusi terhadap perolehan pangsa pasar yang besar bagi perseroan, terutama di luar wilayah Jawa,” demikian seperti keterangan resmi INTP yang diterima media, dikutip Senin (6/11/2023).
Tercatat, dari 15,6% kuartal III-2022 menjadi 20,8%, saat ini dengan pangsa pasar domestik secara keseluruhan sebesar 27,6%. Adapun untuk penjualan ekspor meningkat senilai 61,7% dari 275 ribu ton menjadi 445 ribu ton hingga kuatal III-2023.
Pendapatan neto perseroan juga meningkat menjadi Rp12,92 triliun atau lebih tinggi naik 10,9% hingga kuartal III-2023 yang disebabkan oleh peningkatan volume penjualan naik 8,3% dan harga konsolidasi meningkat tipis 2,4%.
Untuk beban pokok pendapatan meningkat menjadi Rp8,83 triliun atau lebih tinggi sebesar 7,6% terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan. Namun, terdapat manfaat dari penurunan harga batu bara tahun ini, yang meningkatkan margin laba bruto dari 29,5% menjadi 31,6% pada akhir periode kuartal III-2023.
Demikian halnya dengan beban usaha yang lebih tinggi sebesar 8,1% menjadi Rp2,58 triliun. Hal ini juga merupakan dampak dari peningkatan volume penjualan dan efisiensi dalam operasi serta transportasi di tengah kenaikan harga bahan bakar dan bunker.
Lalu penurunan beban operasi lain – neto sebesar Rp9,1 miliar atau lebih rendah 91,8% disebabkan oleh tingginya keuntungan selisih kurs pada tahun lalu dari deposito sementara pada tahun 2023 terdapat kerugian selisih kurs.
Hal ini menyimpulkan margin laba usaha sebesar 11,7% dan margin EBITDA sebesar 19,6% untuk periode akhir kuartal III-2023.
Perseroan mencatatkan pendapatan keuangan – neto yang lebih tinggi sebesar 154,7% menjadi Rp69,4 miliar karena kenaikan suku bunga seiring dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia sejak tahun lalu. Beban pajak penghasilan – neto meningkat 29,8% atau Rp77,3 miliar karena kenaikan hasil usaha kena pajak.
“Akhirnya, dari angka-angka di atas, laba tahun berjalan meningkat sebesar 33,8% dari Rp946,9 miliar menjadi Rp1,26 triliun pada akhir periode kuartal III- 2023,” ujarnya.
Selain itu dari sisi neraca keuangan, perseroan membukukan posisi kas bersih dengan kas dan setara kas sebesar Rp4,8 triliun. Arus kas yang kuat yang dihasilkan dari operasi dan upaya gigih dari manajemen untuk meningkatkan modal kerja adalah kunci untuk menjaga ketahanan neraca.