Jakarta, TopBusiness – Para pemangku pasar modal baik itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator dan Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku SRO menilai gelaran pesta demokrasi di tahun 2024 nanti tak bakal mengganggu pasar modal. Untuk itu, mereka memproyeksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak akan terganggu oleh Pemilu dan Pilpres itu.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan bahwa secara historis pada tahun politik optimistis bahwa pasar modal Indonesia akan terus berkembang.
“Orang-orang selalu khawatir saat adanya pemilu akan mengganggu pasar modal Indonesia, buktinya tidak demikian kok,” jelasnya saat ditemui usai media gathering pasar modal dengan tema Synergy For A Sustainable Capital Market Development, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (17/11/2023).
Sejauh ini, kata dia, segala target yang akan dicapai di tahun 2024 nanti masih akan dilanjutkan untuk direaliasikan. Belum ada revisi gara-gara ada Pemilu. “Karena kita sudah punya roadmap, jadi semua itu tidak ada yang kita tunda, semuanya kita jalankan,” tandas Inarno lagi.
Di tempat yang sama, Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman sependapat dengan OJK. Kata dia, indeks cenderung sideways sejak awal tahun akibat sentimen dari global, utamanya dari peningkatan suku bunga The Fed. Namun demikian, ia optimistis indeks bakal kembali positif lantaran adanya sentimen pendukung dari pemilu.
“Karena selama lima pemilu terakhir, ternyata pemilu kita selalu berjalan dengan kondusif, begitu juga dengan percepatan pemilihan presiden secara serentak yang digelar pada 14 Februari 2024 nanti. Percepatan ini akan menyudahi ketidakpastian dan orang-orang akan segera berinvestasi kembali,” ungkap dia.
Dia menuturkan data, pada Pemilu 1999 atau pasca tumbangnya Orde Baru ternyata laju IHSG mencapai 70,06% secara year on year, dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar mencapai 157,11%. Selanjutnya berturut-turut, Pemilu 2004 (44,56% dan 47,70%), 2009 (86,95% dan 87,59%), 2014 (22,23% dan 23,92%), lalu di lima tahun lalu atau pada 2019 memang naik tipis yakni untuk Indeks (1,70% dan kapitalisasi pasar (3,44%).
“Dan yang perlu dicermati adalah, justru di saat tahun politik itu ada perkembangan transaksi asing. Ternyata investor asing itu semuanya terjadi net buy di thn politik. Artinya kapital atau fund flow tetap masuk ke negara kita,” tegas Iman.