Jakarta, TopBusiness – Kinerja pasar modal terus membukukan pertumbuhan positif. Salah satunya terkait dengan jumlah Single Investor Identification (SID). Tercatat, jumlah SID pasar modal hingga 15 November 2023 lalu sudah mencapai 11,96%.
“Dengan begitu berarti mengalami pertumbuhan 16 persen secara year to date (ytd) atau dibandingkan Desember 2022 yang hanya mencapai 10,41 juta investor. Selain itu, untuk investor saham dan surat berharga lainnya juga naik 5,14 juta atau tumbuh 15,95 persen secara ytd,” kata Direktur Keuangan dan Administrasi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Imelda Sebayang di acara Media Gathering BEI 2023 di Balikpapan (17/11/2023).
Sedangkan, lanjut dia, untuk investor reksa dana di Indonesia menyentuh 11,21 juta investor atau bertumbuh 16,73 persen ytd dan investor SBN menyentuh 985.472 atau tumbuh sekitar 18,52 persen.
Lalu untuk pertumbuhan asset, lanjut Imelda, nilai aset di C-Best sentuh RP 7.857 triliun atau bertumbuh 16,97 persen dengan jumlah efek C-Best yang bertambah menjadi 2.806 efek.
Adapun untuk aset reksa dana, Asset Under Management (AUM) alami penurunan 1,13 persen ytd menjadi Rp 788 triliun. Jumlah produk S Invest juga mengalami penurunan sebesar 5,72 persen menjadi 2.276.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengungkapkan BEI memiliki target penambahan jumlah investor baru pasar modal sebesar 2 juta investor pada 2024.
Target ini lebih rendah dibandingkan pada 2023 yaitu 2,5 juta investor baru. Sedangkan target terealisasi pada 2023 baru menyentuh 1,6 juta.
Dari segi pencatatan efek, Iman menuturkan BEI memiliki target 230 pencatatan efek pada 2024. Ini lebih tinggi dari target 2023 yang hanya 200 pencatatan efek, tetapi telah terealisasi sebanyak 311 efek per 15 November 2023. “Untuk Rata rata nilai transaksi harian (RNTH) kita punya target 12,25 triliun pada 2024,” ucap Iman.