Jakarta, TopBusiness – PT. Samcro Hyosung Adilestari Tbk (IDX: ACRO), Perusahaan yang didirikan pada tanggal 21 Juli 1989 dan bergerak dalam bidang industri dan perdagangan yang memproduksi berbagai macam produk berupa perekat Hook dan Loop/Magic Tape atau Pita Pengait rekat dan webbing tape baru saja mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Perseroan tercatat di BEI melalui skema Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan melepas sejumlah 693.828.000 saham. Besaran saham itu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan, dengan harga Rp108 per saham.
Selain itu, Perseroan juga mengalokasikan sebanyak 2,48% (dua koma empat delapan persen) saham dari Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham atau 17.203.000 saham untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation atau ‘ESA’).
Perseroan juga secara bersamaan menerbitkan sebanyak 231.276.000 Waran Seri I yang menyertai Saham Baru Perseroan atau sebanyak 8.33% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham disampaikan.
Bersamaan dengan Penawaran Umum Perdana Saham ini, Perseroan mengadakan Program Pemberian Opsi Kepemilikan Saham Kepada Manajemen dan Karyawan (Management and Employee Stock Option Plan ‘MESOP’) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10,00% saham dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak-banyaknya 346.913.800 saham.
PT UOB Kay Hian Sekuritas selaku Lead Underwriter untuk pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) mengungkapkan bahwa PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) yang hari ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kelebihan permintaan atau oversubsribe 20 kali selama masa offering.
Perseroan diwakili Chung Tae Sung selaku Direktur Utama sangat bersyukur bisa berjalan sukses IPO ACRO ini. “Ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa dalam perjalanan ACRO. Pencapaian ini juga melebihi ekspektasi kami, ternyata saham ACRO diminati oleh investor pasar modal,” katanya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (11/1/2024).
Chung Tae Sung menambahkan, dari dana IPO ini, perseroan bakal menggunakannya untuk:
1. Sekitar 30,00% akan digunakan Perseroan untuk pembelian mesin yaitu :
– yaitu seitar 60,00%-nya untuk pembelian mesin dalam rangka pengembangan produk baru.
– sebanyak 40,00% pembelian mesin dalam rangka peningkatan dan otomatisasi proses produksi.
2. Sekitar 9,84% akan digunakan Perseroan untuk membayar pinjaman Dollar AS dari PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk.
3. Sekitar 15,00% akan digunakan untuk :
– sebanyak 80,76% akan digunakan untuk sewa Gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
– sejumlah 19,24% akan digunakan untuk membeli kendaraan operasional dan peralatan gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
4. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan membiayai kegiatan operasional seperti biaya marketing, biaya SDM, biaya promosi, biaya desain kemasan, biaya perbaikan, pemeliharaan mesin dan bangunan, serta biaya overhead pabrik.
Chung Tae Sung menambahkan Kinerja Perseroan sampai saat ini masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif. Chung Tae Sung menyatakan optimis dengan prospek bisnis yang dijalankan Perseroan saat ini. “Diharapkan, pasar global hook dan loop untuk bertumbuh dalam CAGR sebesar 5,6% hingga tahun 2029 nanti,” pungkas dia.
CAGR merupakan singkatan dari Compound Annual Growth Rate yang menjadi metrik tingkat pertumbuhan tahunan suatu investasi dari waktu ke waktu, dengan memperhitungkan efek compounding. Tujuan CAGR adalah untuk menilai dan membandingkan kinerja investasi dari waktu ke waktu dan memproyeksikan expected return di masa depan.