Jakarta, TopBusiness – PT BPR Samudera Kabupaten Pesisir Selatan atau BPR Samudera mengoptimalkan kinerja penjualan yang dibarengi dengan penekanan atas target di bidang pemasaran.
Ketika sesi pendalaman atau tanya-jawab materi presentasi penjurian berjudul ‘BPR SEBAGAI PENGGERAK UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN PESISIR SELATAN’, Direktur Utama BPR Samudera, Algusriandi, menyinggung soal jumlah sumber daya manusia atau SDM yang dimiliki oleh perseroda.
Dijelaskan dia, perseroda saat ini memiliki dua direksi, satu komisaris, dengan total sebanyak 18 karyawan. Sementara itu, dari 18 karyawan yang duduk di level manajerial terdapat dua direksi, empat pejabat eksekutif, dan empat kepala kantor kas.
Dia menyatakan jumlah terbanyak karyawan menempati posisi di bidang pemasaran atau marketing. “Untuk marketing, tampaknya lebih banyak ke marketing. Sebab kami dari tiga kantor. Kantor kas itu ada dua. Untuk kantor kas itu dua orang, dua orang sehingga empat orang. Sedangkan kantor pusat, untuk marketing-nya juga empat orang. Jadi delapan orang, paling banyak untuk marketing,” ungkap Algusriandi, di hadapan Dewan Juri TOP BUMD Awards 2024 secara virtual melalui aplikasi rapat zoom, di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan soal target yang harus dipenuhi tenaga-tenaga pemasaran sebagai implementasi perwujudan rencana bisnis bank atau RBB. “Jadi, kami di BPR ini sesuai dengan RBB yang telah dibuat pada tahun 2024. Kami telah menentukan per kantor. Kantor kas, contohnya, kami berikan target dana dengan rincian, sekian. Dan pencapaian kredit. Berapa pencapaiam kredit, harus sekian pula,” ucap dia.
Selanjutnya, tenaga-tenaga pemasaran mendapatkan hadiah apabila mampu menciptakan kinerja terbaik. “Tim marketing, itu kami kasih target. Misalnya, dana kami beri target per kantor, begitu juga kantor pusat. Begitu juga bagian kredit, kami berikan target. Jadi karyawan-karyawan yang tak mencapai target bisa dimutasi, dirotasi, gitu. Jadi, kami itu perlu dikasih target karena kalau tak dikasih target maka pencapaian akan sulit dicapai. Karena, tidak ada tekanan dari pengurus. Bahkan kami evaluasi setiap tiga bulan, kami pun memberikan surprise-nya dari BPR berupa reward karena karyawan telah mencapai target,” papar Algusriandi.
Target yang diberikan oleh perseroda sudah terstruktur dan terukur. Sehingga, tenaga-tenaga pemasaran mempunyai motivasi untuk lebih meningkatkan sisi kinerjanya dari waktu ke waktu agar lebih baik lagi.
Kendati begitu, perseroda belum melakukan survei kepuasan karyawan. Perseroda lebih memfokuskan pada penilaian masing-masing individu di internal. Selain, melakukan perbandingan dengan target-target BPR lain.
“Kalau itu belum kami lakukan. Cuma kami’kan dapat menilai cara kinerja karyawan sendiri, bagaimana kinerjanya? Bagaimana target pencapaian?. Kalau kami cari pembanding dengan BPR-BPR lain. Kami berpedoman kepada BPR lain, selain bagaimana target dana dan kreditnya tahun ini. Apakah itu meningkat? Itu bisa jadi pembanding kami. BPR itu bisa meningkat, kami tidak bisa, berarti per individulah yang kurang giat bekerja,” beber dia.
Selanjutnya, BPR Samudera pun belum melakukan survei kepuasan nasabah. Namun, secara tidak langsung jajaran manajerial melakukan studi dan wawancara kepada nasabah terkait dengan kinerja layanan dan operasional dari masing-masing karyawan.
“Nah kalau mekanisme kepuasan nasabah, memang secara langsung belum kami lakukan. Tapi saya sebagai pimpinan BPR dengan pejabat-pejabat eksekutif selalu menganalisa dan mensurvei ke lapangan sambil menilai. Dan kami akan mempertanyakan apakah pelayanan karyawan kami ke nasabah?. Dan kami akan mendapat informasi dari nasabah. Contohnya, kalau Bapak yang itu caranya nggak bagus. Nah, kami selalu mendapat informasi seperti itu. Kami siap menerima informasi-informasi seperti itu dari nasabah secara langsung,” pungkas dia.