Jakarta, TopBusiness – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk Pabrik Tuban memiliki komitmen tinggi dalam mencapai bisnis yang berkelanjutan. Salah satu langkah konkretnya adalah dengan menjalankan praktik program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) yang strategis serta mendukung tujuan Pembangunan yang berkelanjutan.
Kusno Hartoyo, Community Relations Coordinator PT SBI Tuban mengatakan Pembangunan yang berkelanjutan telah menjadi target dan komitmen dari perusahaan. Selain itu hal ini juga seiring dengan berbagai tantangan yang akan dihadapi industry semen di masa depan khususnya terkait dengan isu perubahan iklim.
“Isu perubahan iklim mengharuskan semua pabrik semen untuk mengurangi emisi gas karbon dioksida sekaligus melakukan kegiatan pelestarian iklim. Kami juga dituntut untuk menghasilkan produk yang inovatif dan layanan yang menawarkan solusi berkelanjutan,” kata Kusno dalam wawancara penjurian TOP CSR Awards 2024 yang diselenggarakan Majalah Top Business secara virtual pada Kamis (7/3/2024).
“Tantangan lainnya adalah kami dituntut untuk membangun circular economy dengan menggunakan material dan energi untuk kegiatan proses dan memakai by products dan limbah secara sesuai, melakukan keberlanjutan pada alam menyediakan manfaat pada pemangku kepentingan,” tambah dia.
Kusno mengatakan dengan tantangan nyata isu perubahan iklim ini maka perusahaan diharuskan untuk Menyusun strategi bisnis dengan tujuan Pembangunan berkelanjutan. PT SBI Tuban dalam hal ini memiliki komitmen keberlanjutan tersebut melalui 4 ruang lingkup.
Pertama, aspek sosial dengan subjek Karyawan dan Komunitas. “Dalam hal ini kami berkomitmen dan menargetkan dari sisi keselamatan karyawan dengan zero fatality dan harapan kami adalah tidak ada kecelakaan, yang kedua adalah kegiatan kami minimal bermanfaat pada 1 juta orang/stakeholders, lalu pabrik kami mendapat SLI secara co ownership dari stakeholders,” ujar Kusno.
Kedua, aspek ekonomi dengan subjek Solusi Berkelanjutan. Dimana dalam hal ini perusahaan menargetkan 5% keuntungan tahunan yang diraih akan digunakan untuk program-program keberlanjutan. Ketiga, Ekonomi Sirkular dengan target 1 juta ton potensial bahan bakar dapat dimanfaatkan untuk alternatif fuel melalui proses RDF.
“Kelima adalah komitmen terhadap lingkungan, air dan alam. Dalam hal ini kami memiliki komitmen di mana setiap plant memiliki fasilitas rainwater harvesting untuk konservasi air, ada juga area konservasi dan biodiversity yang ada di masing masing plan sehingga kita bisa mengembangkan biodiversity dan area konservasi di tambang. Salah satu yang sekarang dikembangkan oleh SBI adalah bekas tambang di Cibadak di Kabupaten Sukabumi untuk edupark,” papar Kusno.
Kusno menuturkan melalui komitmen perusahaan dalam keberlanjutan, PT SBI Tuban memiliki fokus dan target kedepan dalam pengurangan emisi CO2 dari aktifitas perusahaan, substitusi dari emisi hingga penggunaan sampah sebagai alternatif bahan bakar dan penggunaan teknologi RDF.
“Ini adalah target kami di 2025-2030. Hal ini sudah mulai kita lakukan secara bertahap melalui strategi strategi pengurangan Emisi CO2 dari Produksi Semen yang dilakukan melalui efisiensi energi penggunaan bahan bakar alternatif dan inovasi teknologi tadi,” terang dia.
Salah satu langkah kongkrit PT SBI dalam pengurangan emisi ini adalah dengan melakukan pemasangan solar panel dihampir semua atap gedung SBI Tuban. Hal ini dilakukan berdasar fakta bahwa energi matahari adalah energi bersih terbarukan dengan nol emisi. Dimana hal ini sesuai dengan peta jalan energi terbarukan & pengurangan CO2 sesuai SDGs.
“Harapan kami dengan pemasangan solar panel ini kita dapat mendapatkan 8,3 Giga Watt Power Energi di setiap tahunnya yang mana itu setara dengan pengurangan emisi kurang lebih 10 ton CO2 per ton sement per 1 tahun, dengan penghematan sektar 2 miliar pertahunnya. Ini yang tengah kami lakukan dan menjadi inovasi perusahaan dalam mengurangi gas emisi CO2,” imbuh Kusno.
Inisiatif CSR Strategis
Kusno mengatakan dalam upaya menghadirkan inisiatif CSR yang mampu mendukung keberlanjuan dan mendukung visi misi perusahaan, PT SBI Tuban melakukan beberapa kajian mulai dari kajian risk management, social mapping hingga stakeholders analysis. Dimana dalam prosesnya perusahaan juga banyak melibatkan masyarakat khususnya yang berada disekitar perusahaan.
“Jadi salah satu stragei CSR perusahaan untuk mendapatkan social license to operate pertama dari visi misi perusahaan, kami melakukan risk management, melakukan social mapping, lalu melakukan stakeholders analysis dan kita adakan diskusi bersama stakeholder melalui Forum Konsultasi Masyarakat (Community Advisory Panel) disana kita sepakati bersama yang menghasilkan stakeholders strategic engagement,” jelas dia.
Dari berbagai kajian dan diskusi tersebut melahirkan beberapa inisiatif CSR yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Ini seperti program penyaluran air bersih Metu Banyune di Desa Mliwang, sebuah inovasi sosial pengembangan dan pendampingan Kelompok Tani Metu Banyune dengan memanfaatkan lahan dan air permukaan untuk pertanian melon.
“Jadi ini adalah program pemanfaatan air permukaan dimana kita punya bekas tambang tanah liat yang mana disitu kita dapat menampung air yang kita manfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat. Salah satu kegiatannya adalah budidaya melon. Ada juga budidaya kolam ikan lele, dan sayuran organik,” ujar Kusno.
Melalui kelompok tani Mliwang Metu Banyune di Desa Mliwang, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, PT SBI Tuban melakukan penerapan sistem tanam lanjaran atau ajir bambu sebanyak 3.500 batang melon di lahan seluas 7.000 M2. Dengan teknik ini buahnya menggantung tidak menyentuh tanah secara langsung, sehingga buah tidak berjamur dan membusuk.
Pada Rabu 8 November 2023 lalu, inovasi sosial pemberdayaan yang PT SBI Tuban ini membuahkan hasil. Dengan perusahaan bersama kelompok tani Mliwang Metu Banyune melakukan panen raya perdana buah melon.
Adapun melon yang ditanam merupakan varietas Honeydew Melon dari spesies cucumis melon. Tanaman ini memiliki masa tanam sampai panen kurang lebih 70 hari.
“Kebun melon yang kami kelola saat ini menempati lahan seluas 4.000 M2 di lahan milik SBI dengan 1.800 pohon, dan 3.000 M2 di lahan desa dengan 1.700 pohon,” kata General Affairs dan Community Relations Manager SBI Tuban, M Yunani Rizzal, usai panen raya kala itu.
Dari hasil panen perdana dengan jumlah 3.500 pohon yang ditanam di lahan SBI dengan tingkat keberhasilan mencapai 75 persen. Sedangkan yang di lahan desa menghasilkan 8.000 buah melon, tingkat keberhasilannya 70 persen.
Saat ini, melon masih menjadi pilihan masyarakat untuk kebutuhan konsumsi buah-buahan. Harga melon masih relatif terjangkau dengan harga rata-rata di kisaran Rp18.000-Rp20.000 per Kg.
Yunani Rizzal menambahkan, ke depan budidaya melon akan dikembangkan dengan produk turunannya atau semacam hilirisasi. Produk turunan dari melon yang sedang direncanakan, diantaranya, manisan, jus, keripik, bahkan sebagai pakan ternak yang memiliki nutrisi tinggi.
Editor: Nurdian