Jakarta, TopBusiness – PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal (IT) Manggis tidak hanya fokus pada usaha pendistribusian dan pemasaran produk energi di Pulau Bali, tapi juga berkomitmen pada pembangunan bisnis berkelanjutan.
“Pertamina berkomitmen untuk senantiasa memprioritaskan keseimbangan dan kelestarian alam, lingkungan dan masyarakat. Dengan menyejahterakan manusia, alam, dan lingkungan, maka Pertamina akan mampu mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” kata Restu Novansha, SPV I HSSE IT Manggis dalam presentasi penjurian TOP CSR Awards 2024 yang dilakukan secara daring, Selasa (26/3/2024).
Hadir pula dalam penjurian ini, Susiana selaku Community Development Officer dan Prajna Paramita selaku Community Development Officer Pertamina Patra Niaga IT Manggis. Mereka membawakan materi presentasi berjudul: Energi Berdikari Membangun Negeri.
Berbagai program dan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan alias CSR pun dijalankan Pertamina Patra Niaga IT Manggis untuk mewujudkan komitmen tersebut. Salah satu program CSR unggulan Pertamina Patra Niaga IT Manggis adalah Program Desa Energi Berdikari Keliki. Keliki merupakan salah satu desa di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
Program ini dikembangkan sejak tahun 2022 dan berbagai inovasi program telah direalisasikan untuk keberlanjutan program seperti pemanfaatan solar panel untuk kegiatan TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce,Reuse,Recycle) dan perairan subak Keliki. Selain itu ada kegiatan pengolahan pupuk organik yang digunakan untuk pertanian organik di Desa Keliki, pengolahan limbah kelapa menjadi media tanam alternatif (cocopeat), pelaksanaan kegiatan barter sampah menjadi ilmu bahasa.
Dalam implementasinya, Pertamina Patra Niaga IT Manggis berkolaborasi dengan berbagai elemen pemangku kepentingan energi seperti Kementerian BUMN, Society of Renewable Energi, National Taiwan University dan lainnya.
“Pertamina meyakini energi bersih dan mudah diakses akan membuka jalan bagi pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian berkelanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ESG,”ujar Prajna Paramita.
Menurut Prajna, Program Desa Energi Berdikari (DEB) Keliki sudah mengadopsi subjek inti yang ada di ISO 26000 SR. Di bidang hak asasi manusia, misalnya, program CSR tersebut memberdayakan kelompok kader kebersihan dan kader bank sampah. Pemberdayaan kelompok kader ini juga sudah mempraktikkan kesetaraan gender.
“Kami memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang ada di Desa Keliki sebagai kader untuk melakukan kegiatan door to door mengedukasi masyarakat Desa Keliki untuk saling memperhatikan lingkungannya dengan memilah sampah dari rumah,” tuturnya.
Dalam pengembangan program DEB Keliki melibatkan kontribusi laki-laki dan perempuan secara setara pada bidang masing-masing.
Terkait Praktik Ketenagakerjaan yang juga menjadi subjek inti dalam ISO 26000 SR, menurut Prajna, adanya TPS3R membuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat Desa Keliki. Sejak dibangunnya TPS3R pada tahun 2021 terdapat 7 orang pekerja (3 perempuan dan 4 laki-laki) untuk mengolah pupuk organik dan sampah anorganik yang ada di Desa Keliki.
Sedangkan dari sisi lingkungan hidup, kata dia, pengembangan Desa Energi Berdikari di Keliki yang berbasis pemanfaatan energi alam dan pelestarian Lingkungan, berdampak pada terciptanya keseimbangan ekosistem lingkungan di sekitar Desa Keliki.
“Seperti munculnya spesies baru burung kuntul kerbau di kawasan persawahan Desa Keliki. Selain itu, sudah tidak terjadi bencana banjir di musim hujan, terkelolanya 36 ton sampah organik dalam satu tahun,” tuturnya.
Program DEB Keliki juga sudah sesuai dengan subjek inti terkait Keterlibatan dan Pengembangan Masyarakat dalam ISO 26000 SR. Terdapat delapan kelompok sasaran yang diberdayakan dalam pengembangan Program DEB Keliki yaitu BUMDES, Pokdarwis, Kelompok Pemuda, Kelompok Seni dan Budaya, Kelompok Kader Kebersihan, Kelompok Bank Sampah, Kader Posyandu Lansia dan Balita, Kelompok TPS3R. Dengan seluruh total penerima manfaat 425 KK.
Adanya program ini, kata Prajna, Keliki menjadi satu-satunya desa di Kabupaten Gianyar yang menggunakan solar panel dalam proses pengolahan sampah di TPS3R dan juga menjadi lokasi kunjungan atau study banding perusahaan, sekolah maupun komunitas dari skala nasional dan internasional.
Desa Keliki pernah menjadi tempat Pameran Desa Energi Berdikari dalam Side Event G20, percontohan penggunaan energi terbarukan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di Pulau Bali oleh Dinas Ketenagalistrikan dan Adat Provinsi Bali, pameran kegiatan ASEAN Council on Petroleum, The Deutsche Gesellschaft Für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), dan beberapa kegiatan lainnya.
Saling Memberi Manfaat
Inovasi program CSR unggulan lainnya dari Pertamina Patra Niaga IT Manggis adalah Jejaring Ulakan – Pengembangan Bengkel Sahabat Nelayan Tanah Ampo. Ini merupakan program pembangunan bengkel nelayan di wilayah Ring 1 yang bertujuan untuk memudahkan akses nelayan dalam memperbaiki kapal yang selama ini harus menempuh jarak puluhan kilometer.
Keterkaitannya dengan bisnis berkelanjutan, kata Prajna, program ini saling memberi manfaat (creating shared value/CSV) bagi masyarakat dan perusahaan. Dengan adanya bengkel tersebut masyarakat terbantu dalam hal reparasi mesin kapal dan tentunya menggunakan komponen dari bisnis perusahaan seperti pelumas serta bahan bakar penggerak kapal.
Program CSR unggulan lainnya adalah Dewata Asri (Desa Wisata Bahari Antiga Berseri) untuk Konservasi Terumbu Karang. Inovasi yang dikembangkan dalam program ini adalah melakukan konservasi terumbu karang dengan berbagai metode transplantasi.
Tujuan dari program ini adalah menciptakan keseimbangan ekosistem laut yang ada di pantai dan laut Labuhan Amuk yang juga dilewati oleh kapal-kapal perusahaan.
“Selain itu, menciptakan masyarakat yang berwawasan lingkungan dalam hal ini menjaga ekosistem laut sesuai dengan strategi bisnis dalam mewujudkan komitmen menciptakan pengetahuan lingkungan,” ujar Prajna.