Jakarta, TopBusiness – Perusahaan produsen tekstil Lenzing Group menginvestasikan dana 200 juta euro atau sekitar Rp 3,3 triliun lebih dalam beberapa tahun terakhir untuk memodernisasi fasilitas produksi tekstil di China dan Indonesia.
Pada tahun 2023 lalu, perusahaan melakukan pembaruan mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi serat ramah lingkungan serta mengurangi jejak karbon secara signifikan.
Stephan Sielaff, CEO Lenzing Group mengatakan, pihaknya berhasil mencapai kemajuan dalam upaya merealisasikan keberlanjutan dan memitigasi perubahan iklim target keberlanjutan dan iklimnya.
“Sebagai contoh, perusahaan berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 19 persen (untuk kategori 1, 2 dan 3) dibandingkan dengan tahun 2021 serta mengurangi emisi sulfur spesifik hingga 58 persen dibandingkan dengan tahun 2014,” kata Stephan dalam keterangannnya, Rabu (3/4/2024).
Untuk mendukung kebijakan yang tertuang dalam Paris Agreement dan membatasi kenaikan suhu global pada 1,5 Celcius, Lenzing baru saja mempersiapkan target iklim perusahaan yang terbaru.
Target iklim tersebut telah ditinjau dan diakui oleh Science Based Targets Initiative (SBTi), yang merupakan lembaga ilmiah internasional independen di bidang mitigasi perubahan iklim.
“Dengan ini, Lenzing menjadi produsen serat selulosa regeneratif pertama di dunia dengan target net-zero yang sudah didukung secara ilmiah,” ujar Stephan.
Ditambahkannya, pada tahun 2030, Lenzing bertujuan untuk mengurangi emisi produksi pabrik serat dan pulp dan emisi dari energi hingga 42 persen, mengurangi emisi tak langsung pada supply chain (kategori 3) hingga 25 persen, di mana inisiatif ini dimulai sejak tahun 2021.
“Semua ini setara dengan pengurangan emisi sebesar 1,1 juta ton lebih tinggi dibandingkan dengan target sebelumnya yaitu 700 ribu ton,” katanya.
Sejalan dengan strategi “Better Growth” Lenzing juga terus mendorong kegiatan daur ulang untuk mempercepat transformasi industri tekstil dan nonwoven dari model ekonomi linear menjadi sirkular.
Lenzing secara proaktif mengembangkan dan mendorong berbagai inovasi selama bertahun-tahun untuk memberikan solusi yang ekonomis dan terukur terhadap masalah limbah tekstil global.
Sejak tahun 2021, Lenzing telah bekerja sama dengan Södra, produsen pulp asal Swedia, untuk mengembangkan proses baru dalam mendaur ulang tekstil bekas yang dapat diterapkan pada tingkat industri.
“Proyek ini didukung oleh dana hibah sebesar 10 juta euro dari European Union (EU) atau Uni Eropa (UE) dan merupakan bagian dari program LIFE 2022,” tutur Stephan.