Jakarta, TopBusiness – PT Pertamina Patra Niaga SHAFTHI dalam menjalankan operasional bisnisnya tak pernah lupa untuk menjalankan program CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Sebagai salah satu Perusahaan di bawah Pertamina Group, SHAFTHI sudah banyak mengembangkan program TJSL ke masyarakat sekitar atau pihak-pihak yang terdampak dari operasional bisnisnya.
Salah satu program yang secara konsisten dijalankannya adalah progam CSR Kampung Sirih Mekarsari yang sudah ditingkatkan kualitas programnya tersebut. Sehingga di tahun lalu, penerima manfaat program ini pun kian bertambah.
Desa Mekarsari ini berada di Kab Tangerang, Banten. Dan program ini digelar dengan inovasi dari kelompo Ibu Kos, usaha keripik sirih, bank sampah, dan green eco Kampung Sirih. Di daerah itu, selama ini memiliki permasalahan, adanya sampah di gang warga berserakan mencapai 10 kg per hari. Sementara kesadaran masyarakat Mekarsari dalam menjaga lingkungan sendiri masih rendah, sebanyak 80% keluarga termasuk KK miskin, dan terdapat 8 pemuda pengangguran.
“Padahal potensinya, sebanyak 10 rumah di sepanjang gang RW 3 itu memiliki pohon sirih, bank sampah menjadi konsentrasi program kelurahan Mekarsari, terdapat 12 ibu-ibu KK miskin memiliki keterampilan, dan keempat lokasi kampung dekat dengan perkantoran dan Bandar Udara Soekarno-Hatta,” ungkap Alief Indra Pratama selaku Senior SPV HSSE dan CSR SHAFTHI didampingi Maya Lutviana Aulia, beberapa waktu yang lalu.
Program TJSL ini tak lepas dari posisi SHAFTHI sendiri yang merupakan sebagai perusahaan penyedia pasokan Bahan Bakar Minyak Penerbangan (BBMP) pada Bandara Udara Soekarno-Hatta, dengan total pelayanannya mencapai 47% untuk kebutuhan nasional. Di mana, Mekarsari berada tak jauh dari bandara itu sendiri.
“Dalam program TJSL ini, Pertamina memiliki kebijakan keberlanjutan yang bertujuan mendorong kepatuhan terhadap peraturan, menciptakan nilai jangka panjang, dan mengintegrasikan praktik keberlanjutan dalam seluruh bisnisnya, terutama dalam konteks ESG. Tujuan dari program TJSL ini adalah untuk mendukung keberlangsungan, keterbukaan, dan pengembangan pekerja serta berkontribusi pada SDGs,” lanjut dia.
Disebutkan Alief, Program Iklim (Proklim) Kampung Sirih Mekarsari merupakan program CSR unggul. Program Kampung Sirih tahun 2024 ini sudah memasuki tahun ke-4 yang menjadi mitra binaan Pertamina SHAFTHI. “Dan di tahun 2023 lalu, program ini menjadi program unggulan SHAFTHI karena di dalam program ini mampu memberikan manfaat yang besar dan memiliki IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) yang cukup besar,” tuturnya lagi.
Secara ekonomi, Program Kampung Sirih Mekarsari ini dilakukan melalui model pemberdayaan dan peningkatan kapasitas mampu mendorong masyarakat dengan karakteristik perkotaan yang berangkat dari isu lingkungan.
Meskipun pada awalnya untuk alasan estetika, namun berawal dari hal tersebut mendorong masyarakat untuk dapat terus berinovasi dan turut meningkatkan kapasitasnya untuk kegiatan-kegiatan terkait yang bermanfaat. “Dengan penerima manfaat kini mencapai 650 yaitu keseluruhan baik langsung maupun tidak langsung,” ujar dia.
Selain unsur ekonomi, Program sosial ini memiliki unsur sensitivitas terhadap bencana. Program Kampung Sirih Mekarsari ini mendukung penanggulangan banjir dengan mentransfer pengetahuan tentang pengelolaan sampah rumah tangga melalui bank sampah dan komposting dari Kelompok Kampung Sirih ke masyarakat RW 01 Mekarsari tersebut yang memang rentan terkena banjir. Sehingga dapat mendorong perubahan perilaku agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyebabkan banjir.
Selanjutnya, program ini juga mendukung penanggulangan Covid-19 lalu dengan memproduksi handsanitizer, sabun, dan jamu berbahan baku daun sirih oleh Kelompok Ibu Kos. Produk-produk ini memiliki kualitas yang cukup baik dalam menangani pandemi Covid-19 karena daun sirih mengandung zat antiseptik dan memiliki sifat antiinflamasi serta imunomodulator.
“Dan saat itu, produk-produk tersebut dipasarkan secara offline dan online, dan diserap oleh PT Pertamina Patra Niaga SHAFTHI untuk digunakan di lingkungan perusahaan dalam penanggulangan Covid-19 tersebut,” tegas Alief.
Dan juga program ini mendukung adanya upaya adaptasi perubahan iklim. Perubahan iklim meningkatkan risiko bencana seperti kekeringan dan banjir, juga mengancam ketersediaan pangan. Program Kampung Sirih Mekarsari menerapkan pola tanam polikultur untuk mengurangi risiko tersebut.
Dengan menanam sirih bersama tanaman lain, seperti daun suji dan katuk, program ini meningkatkan ketahanan pangan dan kesuburan tanah, sejalan dengan regulasi adaptasi perubahan iklim yakni Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Nomor P.4/PPI/API/PPI.0/3/2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Kampung Iklim yaitu pada poin pola tanam polikultur atau tumpang sari.
Keberhasilan Program
Proklim Kampung Sirih Mekarsari ini dinilai sudah berhasil dalam pengembangan programnya. Beberapa indikator perubahan sudah terjadi di beberapa aspek. Seperti dari aspek nature atau alam ini, keberhasilannya antara lain:
- Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Kompos sebesar 0,100 Ton CO2 e dengan Penghematan Rp. 5.296,40.
- Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Penggunaan Lampu Solar Cell sebesar 0,289 Ton CO2 e dengan Penghematan Rp. 15.277,94.
- Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Penggantian Lampu TL menjadi Lampu LED sebesar 0,694 Ton CO2 e dengan Penghematan Rp. 36.667,06.
- Efisiensi Energi dari Penggunaan Lampu Solar Cell sebesar 1,184 GJ dengan Penghematan Rp. 340.308.
- Efisiensi Energi dari Penggantian Lampu TL menjadi Lampu LED sebesar 2,841 GJ dengan penghematan Rp. 816.739,20.
- 3R Limbah Padat Non B3 dari Pemanfaatan Ban Bekas menjadi Media Tanam sebesar 0,055 Ton dengan Penghematan Rp. 2.648.496,00.
- 3R Limbah Padat Non B3 dari Pemanfaatan Botol Bekas Air Mineral sebagai Ikon Hias “Love” sebesar 0,0161 Ton dengan Penghematan Rp. 84.056,56.
- 3R limbah Padat Non B3 dari Pemanfaatan Scrap Bekas untuk Mainan Anak – Anak sebagai Penunjang Daya Tarik Program Eduwisata sebesar 0,151 Ton dengan Penghematan Rp. 1.242.730,00.
Dari aspek sosial, beberapa keberhasilannya antara lain:
- Terbentuknya 3 Kelompok baru yaitu Kelompok Kampung Sirih , Kelompok Ibu KOS dan Kelompok Pemuda Inovatif.
- Peningkatan Gotong Rayang antar Anggota Kelompok.
- Perusahaan lebih dikenal melalui Liputan Program di Media Massa (Recognition).
- Peningkatan Kerukunan antar Anggota Kelompok.
- Menjadi Narasumber terkait Budidaya dan Pengolahan Daun Sirih.
Dari aspek ekonomi, beberapa keberhasilan yang dicapai di antaranya:
- Peningkatan Pendapatan Kelompok Kampung Sirih melalui Penjualan Sampah dari hasil Pengolaan Bank Sampah sebesar Rp. 85.149.900,00.
- Peningkatan Pendapatan Kelompok IBUKOS melalui kegiatan Penjualan Hasil Olahan Daun Sirih sebesar Rp. 321.497.500,00.
- Kas Kelompok IBUKOS dari Hasil Penjualan Olahan Produk Daun Sirih sebesar Rp. 16.074.875,00.
- Peningkatan Pendapatan Kelompok Inovatif dari Hasil Penjualan Olahan Daun Sirih sebesar Rp. 2.077.000,00.
Dari sisi wellbeing (kesejahteraan)
- Peningkatan Pendapatan melalui Kegiatan Penjualan Hasil olahan Daun Sirih.
- Peningkatan Pendapatan melalui Kegiatan Bank Sampah.
- Peningkatan Pendapatan melalui Kegiatan Penjualan Daun Sirih.
- Peningkatan Gotong Royong antar Anggota Kelompok.
- Peningkatan Kemampuan Anggota dalam mengolah Daun Sirih.
- Peningkatan Kemampuan Anggota dalam Pengelolaan Bank Sampah.
- Peningkatan Kemampuan Anggota dalam melakukan Tata Kelola Kelompok.
- IKM Penerima Program sebesar 85,47 % atau sangat Puas.
Keberhasilan lainnya adalah, Program CSR Kampung Sirih Mekarsari ini juga sudah menghitung Nilai Social Return on Investment (SROI)-nya. Kata Alief, Pertamina SHAFTHI sudah menghitung nilai SROI dari program Kampung Sirih ini yaitu, SROI itu dihasilakn dari present value outcome dibagi present value invest, berarti nilai Rp757.264.710,59 yang merupakan present value nilai outcome setelah fiksasi dampak dibagi angka Rp339.900.677 sebagai present value nilai dampak, sehingga didapat angka Rp2,23.
“Artinya, setiap nilai investasi sebesar Rp1 pada program Kampung Sirih Mekarsari mampu memberikan nilai manfaat sebesar Rp2,32 dengan payback period dari Program Kampung Sirih ini adalah 8,4 bulan,” pungkas Alief.