Jakarta, TopBusiness – PT Borneo Indobara atau BIB mempunyai kebijakan, strategi dan program tanggung-jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) yang dilandasi dari misi besar nomor tiga dan tergambar secara lebih rinci dan jelas lagi melalui visi dan misi departemen.
Saat pemaparan materi presentasi, Div Head CSR & Sustainability BIB, Dindin Makinudin berharap agar tema yang diusungkan oleh pihaknya bisa menjadi inspirasi. “Tema yang kami usung saat ini adalah From Mining to Meanings. Mewujudkan Masyarakat Wilayah Tambang yang Inklusif, Mandiri, dan Berkelanjutan. Dan ini mudah-mudahan menjadi bagian inspirasi yang akan kami paparkan,” kata Dindin, di hadapan Dewan Juri TOP CSR Awards 2024, dan berlangsung dalam jaringan internet melalui aplikasi rapat zoom, di Jakarta, hari ini.
Tampak di layar kaca monitor juga ada Mia Febrina selaku Head of General Manager Operation (GMO) dan James Yudistira selaku GMO. Ada juga Bilqis Nabila sebagai Project Management Office (PMO) Division, dan M. Zakaria dan I Komang Astawa masing-masing adalah dari PMO.
Dikatakan Dindin, sebagai perusahaan pihaknya terus menekankan tata kelola perusahaan yang baik. “Kami PT Borneo Indobara adalah perusahaan pertambangan batubara yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Dan tentunya, kami sebagai perusahaan yang terencana dengan baik, dengan pola GCG yang baik”, ujar dia.
Menurut dia, score GCG perusahaan di tahun 2022 adalah 76,13 berdasarkan penilaian Asean Coporate Governance Assessment.
Dalam konteks pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, BIB mempunyai visi dan misi besar. “Kami memiliki visi-misi. Visi untuk menjadi perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia dengan menciptakan nilai tambah bagi para pelanggan dan pemangku kepentingan,” ucap Dindin.
Selain, perusahaan memiliki misi. Pertama, membangun budaya corporate yang berpusat pada sumberdaya manusia. Kedua, fokus kepada keunggulan kegiatan operasional. Terakhir atau ketiga, yaitu membangun pertumbuhan berkesinambungan melalui standar keselamatan kerja yang tinggi, pengembangan program kemasyarakatan yang baik dan pengelolaan lingkungan hidup yang tangguh.
Diungkapkan Dindin, pihaknya menekankan pelaksanaan CSR dengan berpijak pada misi besar perusahaan nomor tiga. “Terutama di tiga poin misinya. Kami garis bawahi adalah misi yang terkait dengan pengembangan sumber daya masyarakat,” tutur dia.
Setelah visi dan misi, maka dalam penerapan program CSR perusahaan mewujudkannya dalam bentuk visi dan misi departmen. Adapun visi yakni terwujudnya masyarakat pasca-tambang yang maju, sejahtera, dan berintelektual tinggi melalui agro-eko-wisata.
Menurut Dindin, ada enam misi departemen. Pertama, fasilitas transformasi ekonomi masyarakat dari berbasis pertambangan menjadi agroindustry perdagangan dan pariwisata. “Untuk mentransformasi ekonomi masyarakat dari sektor tambang menjadi non tambang,” ujar dia.
Lalu kedua, mendukung pengembangan infrastruktur ekologis penunjang keberlanjutan kegiatan ekonomi pengembangan infrastruktur ekologis.
Ketiga, berperan serta dalam mempersiapkan SDM untuk mendukung kegiatan agroindustry, perdagangan dan periwisata. “Dan mempersiapkan SDM. Sudah dibahas sedikit bagaimana proses transisi SDM yang di lokal ini menjadi pelaksana, bukan cuma penonton,” kata dia.
Keempat, menyediakan teknologi untuk pengembangan kapasitas SDM menuju ekonomi agroindustry, perdagangan dan pariwisata.
Kelima, turut menguatkan kelembagaan dan manajemen pengembangan kegiatan agroindustry, perdagangan dan pariwisata.
Keenam, advokasi terhadap kebijakan pemerintah untuk mendukung pengembangan sektor agroindustry, perdagangan dan pariwisata. “Dan ujungnya ini mudah-mudahan mendukung terhadap visi kami untuk menciptakan masyarakat pasca-tambang yang maju, sejahtera dan berintelektual tinggi melalui agro-eko-wisata. Agro-eko-wisata ini sebagai bagian dari sumber daya ekonomi yang tersedia, selain dari sektor pertambangan. Dan tentunya ini bisa lebih diperbaharui,” harapnya.