
Jakarta, businessnews.id — Bank Jawa Barat dan Banten (BJB ) di akhir tahun 2013 mencatatkan gross NPL (non performing loan) sebesar 2,8 persen dan net NPL 0,6 persen. Besaran NPL tersebut banyak disumbang oleh NPL sektor mikro sebesar 11 persen.
Menurut Direktur Utama BJB, Bien Subiantoro, angka NPL pada sektor mikro meningkatkan disebabkan oleh faktor SDM dan sistem yang belum sepenuhnya mendukung. “Di samping itu, faktor kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di tahun 2013 dan inflasi ikut mendorong kenaikan NPL di sektor mikro,” kata dia di Jakarta hari ini.
Terkait dengan SDM (sumber daya manusia), Bien menyadari bahwa saat ini dengan memekerjakan tenaga outsource pada sektor mikro, menjadi tidak pruden. Sehingga ke depan, tenaga outsource tersebut akan diangkat menjadi pegawai tetap BJB.
“Kini ada 2.600 orang tenaga outsource. Nantinya yang berkualitas sekitar setengahnya, akan diangkat menjadi pegawai tetap.”
Di samping itu, akan ada peningkatan status Warung BJB menjadi kantor kas tabungan; dari 500 warung BJB tahun ini, 100 diantaranya akan ditingkatkan menjadi kantor kas tabungan. “Dengan demikian nasabah kredit mikro diharapkan menjadi nasabah tabungan BJB juga, dengan demikian akan mempermudah pembayaran angsuran kredit. Kalau mereka menabung kan bisa langsung dipotong dari tabungan.”
Laba Bersih Naik
Sementara itu, Vice President Divisi Corporate Secretary BJB, Agus Mulyana, menjelaskan: sepanjang tahun 2013, BJB membukukan laba bersih sebesar Rp 1,37 triliun. Raihan laba itu meningkat 15,3 persen dibanding di tahun 2012.
“Pertumbuhan laba itu merupakan cerminan peningkatan aktivitas bisnis BJB terutama dalam penyaluran kredit,” kata dia.
Menurut dia, BJB terus melakukan ekspansi bidang kredit. Dalam laporan keuangan yang telah diaudit tahun 2013, tercatat penyaluran kredit konsumer tumbuh 27,5 persen; sedangkan KPR (kredit kepemilikan rumah) tumbuh signifikan sebesar 127,2 persen.
Sedangkan untuk penyaluran kredit mikro di tahun 2013 mencapai Rp 5,35 triliun atau tumbuh 17,8 persen dibanding periode tahun 2012.
“Sehingga total penyaluran kredit mencapai Rp 45,3 triliun,” kata dia. (ZIZ)