Jakarta, TopBusiness – PT PLN Indonesia Power PLTU Banten 1 Suralaya merupakan pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas produksi sebesar 625 MW yang menyediakan tenaga listrik yang tersambung pada jaringan Listrik 500 kV area Pulau Jawa dan Bali. Bahan bakar utama yang digunakan untuk proses produksi adalah batubara sehingga menghasilkan produk utama berupa listrik yang kemudian didistribusikan ke pelanggan.
Perusahaan turut mendukung peningkatan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan sebagai komitmen terwujudnya Social Development Goals (SDGs). Salah satu upaya yang dilakukan yaitu Gipang Salira, sebuah program CSR unggulan PT PLN Indonesia Power PLTU Banten 1 Suralaya.
“Program Gipang Salira merupakan program yang turut serta mengatasi permasalahan sampah masyarakat yang ada di masyarakat Pulomerak,” ujar Trisno Widayat selaku Senior Manager PT PLN Indonesia Power PLTU Banten 1 Suralaya saat presentasi penjurian TOP CSR Awards 2024 secara online oleh Majalah Top Business, Selasa, 30 April 2024.
Trisno menambahkan, sampah tersebut dikelola dan dijadikan bahan bakar (Bahan Bakar Jumputan Padat) oleh Bank Sampah Puma Mandiri yang bisa digunakan kembali oleh perusahaan (co-firing PLTU) dan terjadi pengurangan sampah di masyarakat dan peningkatan nilai ekonomi masyarakat melalui bank sampah (Creating Shared Value).
“Dalam mendukung pemerataan kebermanfaatan dan keberlanjutan program yang lebih masif, perusahaan tidak hanya berfokus kepada Bank Sampah Puma Mandiri, namun juga melakukan replikasi pelaksanaan produksi BBJP kepada kelompok bank sampah lainnya, yaitu Bank Sampah Cinta Bersih yang berada di Kelurahan Bagendung,” imbuh Trisno.
Program ini dilaksanakan di Kelurahan Kelurahan Lebak Gede dengan melakukan pengolahan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) untuk co-firing PLTU Batubara. Sampah yang diolah merupakan sampah organik yang berasal dari Pasar Pulomerak, Pelabuhan Merak, PLTU Banten 1 Suralaya, PT Krakatau Posco dan tanaman energi dari lahan kritis, yang diolah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) sebagai bahan bakar cofiring PLTU Power Banten 1 Suralaya.
“Program ini mampu mengurangi sampah di masyarakat yang mencapai 6 ton per hari dan dapat memberdayakan masyarakat sesuai dengan terwujudnya Social Development Goals (SDGs),” terang Trisno.
BBJP sebagai bahan bakar di PLTU yang ramah lingkungan dan berkelanjutan tentu sangat mendukung strategi Perusahaan dalam hal Sustainabilty melalui program implementasi teknologi rendah carbon.