Jakarta, TopBusiness – Perusahaan sekelas MedcoEnergi menjalankan lima pilar dalam rangka program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat atau PPM yakni di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lingkungan.
Salah satu bentuk tanggung-jawab sosial perusahaan adalah di bidang ekonomi. Untuk itu, kontribusi untuk mitigasi perubahan iklim adalah contoh nyata. Dalam bentuk konkret, perusahaan mengembangkan pertanian ramah lingkungan melalui budidaya padi dengan metode SRI Organik yang merupakan program pemberdayaan ekonomi yang turut mendukung upaya mengatasi perubahan iklim. Permberdayaan masyarakat di seluruh WKP Medco ini langsung berdampak dalam menekan emisi gas karbon C02 sangat signifikan.
Sebagaimana diketahui, PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi), merupakan perusahaan energi independen nasional terkemuka di Asia Tenggara. Perusahaan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia ini berkomitmen untuk terus mendukung Pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim dan mencapai net zero emission pada 2060. Komitmen ini diwujudkan melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan di wilayah sekitar area operasi.
Melalui konsep PPM berkelanjutan ini, MedcoEnergi menjalankan lima pilar guna meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat serta melestarikan lingkungan hidup.
‘’Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini adalah perubahan iklim. Selain, fokus memenuhi kebutuhan energi nasional dan mendukung target produksi minyak dan gas bumi (migas) yang ditetapkan pemerintah, MedcoEnergi juga terus memberi kontribusi positif bagi masyarakat di sekitar area operasi, sekaligus mendukung mitigasi perubahan iklim. Salah satu fokus kami dalam PPM berkelanjutan ini adalah bagaimana menciptakan program-program peningkatan ekonomi lokal yang berwawasan lingkungan,’’ ujar Sugiarsih, Community Enhancement Manager Medco E&P pada ajang IPA Convex 2024 di Indonesia Convention & Exhibition (ICE), BSD Tangerang Selatan, Selasa (14/5/2024).
Sugiarsih menambahkan, program-program pemberdayaan di bidang ekonomi yang berwawasan pada mitigasi perubahan iklim telah dijalankan di beberapa wilayah operasi perusahaan. Program budidaya padi dengan metode System of Rice Intensification (SRI) Organik yang diterapkan mulai 2008 di Aceh, Sumatera Selatan, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tengah misalnya, telah membantu sekitar 190 petani untuk keluar dari ketergantungan pada pestisida kimia berbiaya tinggi.
Masih di bidang pertanian, perusahaan juga mengembangkan program budidaya sayuran di wilayah Blok Natuna, Kabupaten Anambas yang ditujukan untuk 195 keluarga. Di Aceh, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Utara, Program budidaya Sayur Organik juga dilaksanakan untuk 800 keluarga dengan memanfaatkan pekarangan rumah mereka. Selain untuk memenuhi ketahanan pangan masyarakat, program budidaya sayuran di wilayah-wilayah ini juga ditujukan untuk memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga.
Program Budidaya Karet Organik
Sejak 2011, di wilayah Sumatera Selatan, MedcoEnergi menjalankan program Budidaya Karet Organik (Bukor) yang diikuti oleh 265 petani di tiga kabupaten dengan luas lahan sekitar 321 hektare. Program ini telah membantu petani untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas getah karet sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan dengan tidak menggunakan pupuk kimia dalam prosesnya. Melalui program ini, para petani juga mampu menghasilkan mikroorganisme lokal dan kompos serta mendaur ulang sisa tanaman.
Di Blok Corridor yang juga berada di Provinsi Sumatera Selatan, MedcoEnergi melalui anak perusahaannya Medco E&P Grissik Ltd menjalankan Program Budidaya & Hilirisasi Karet Rakyat sejak 2022. Program ini menyasar 473 petani karet dengan total luas garapan mencapai 649 hektare. Dalam program ini, para petani mendapatkan pengetahuan bagaimana cara pengelolaan tanah yang optimal sehingga membuat tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan getah karet yang berkualitas.
Lanjut Adjie Suryaningrat, Senior Manager Field Relations & Security Block Corridor mengatakan, “Minimnya hilirisasi karet alam menyebabkan tingkat kesejahteraan petani masih rendah. Melalui program ini, para petani dapat meningkatkan keahlian untuk meningkatkan nilai dari produksi getah karet yang dihasilkan sehingga mamberikan penghasilan yang lebih baik.”
Program yang berwawasan lingkungan ini dapat membantu keberlanjutan industri karet khususnya di sekitar Blok Corridor. Darmansyah, warga Rimba Rakit, Dusun 2, Desa Sukamaju, Kecamatan Babat Supat, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, merupakan salah satu petani karet mitra binaan Medco E&P Grissik Ltd yang telah menikmati manfaat dari program pengembangan masyarakat. Melalui pelatihan ini, Darmansyah mendapatkan pengetahuan baru bagaimana dia dapat memanen getah karet dengan cara yang benar dan tepat untuk menjaga kualitas getah karet.
Peningkatan kemampuan ini juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan Darmansyah, hingga mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga ke Perguruan Tinggi, bahkan salah satunya tengah menempuh program S 2 di Yogyakarta. ‘’Alhamdulillah, program pelatihan dan bantuan yang diberikan Medco sangat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan keluarga saya,’’ ucapnya.
Berkah Sampah
Di luar pertanian, Perusahaan juga mengembangkan program pengelolaan sampah di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. MedcoEnergi melalui anak perusahaannya Medco E&P Tarakan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup setempat menggulirkan Program Bank Sampah Paguntaka sejak 2021 serta Taman Industri Sampah Kegiatan Ekonomi Berbasis Lingkungan (TIS-KEBAL) sejak 2006.
“Setiap tahun, program ini mampu mengelola 228.000 kg sampah organik yang berasal dari limbah pasar menjadi barang bermanfaat dengan melibatkan masyarakat. TIS-KEBAL saat ini sudah berkembang menjadi pusat pembelajaran pembuatan kompos di Pasar Tenguyun dengan menghasilkan 10.800 kg pupuk kompos per tahun,” ujar Sugiarsih.
Bank sampah Panguntaka diikuti oleh 150 Ibu Rumah Tangga dan telah mengubah sampah menjadi berkah karena menjadi salah satu sumber penghasilan mereka. Setiap tahunnya, sebanyak 7.200 kg sampah bernilai ekonomis seperti kardus, kertas, BPC, kaleng alumunium, dan lain-lain telah dikumpulkan dan ditabung di Bank Sampah.
Pada tahun 2023 perusahaan migas nasional berskala Global ini pun turut menjaga keseimbangan alam yang bertanggung jawab agar dapat menekan karbon C02 dan pemanasan global, dimana konstribusi berbagai penanaman di wilayah kerja South Natuna Sea Block B dengan penanaman Mangrove 22,637 engan mendukung program Trees programme, dan penanaman 141, 279 pohon dengan pola penanaman dilahan pakai hutan (PPKH) dan program SKKL sebanyak 2,605 di area Coridor operatio area.
Dengan penanaman Mangrove, dan juga penanaman coral di kawasan laut serta program lainnya, Medco telah mengeluarkan anggaran USD 17,000, dengan perincian penanaman 14,228 pohon pelindung dengan melibatkan seluruh pekerja dan direksi terlibat penanaman ini dengan konsep 5 sampai 6 pohon karyawan dan seluruh jajaran Medco wajib menanam pohon dengan keterlibatan 2,798 partisipasi.