Jakarta, TopBusiness – PT Geo Dipa Energi (Persero) atau GDE mempunyai strategi unik agar perusahaan terus tumbuh dan berkembang dengan baik yakni dengan mengintegrasikan ESG dengan GRC dalam proses bisnis. Dengan begitu, perusahaan mampu selalu bertumbuh sehingga memiliki daya saing kuat.
Dijelaskan Direktur Keuangan, Managemen Risiko dan Umum PT Geo Dipa Energi (Persero), Hanief Osman, GDE sedang melakukan transformasi bisnis dengan baik, agar perusahaan pembangkit listrik ini memberikan pertumbuhan yang sangat positif dalam bisnis.
“Kami sangat paham betul dan harus tahu betul dengan mitigasi risiko harus dibangun dengan baik sekali. Mengelola risiko sudah menjadi kemutlakkan bagi seluruh perusahaan. Risiko jangan diabaikan saja, apabila terjadi permasalahan dari sebuah risiko yang tidak dikelola dengan baik, maka biaya besar yang harus dibayarkan oleh perusahaan,” kata Hanief di hadapan Dewan Juri TOP GRC Awards 2024, melalui aplikasi rapat zoom, di Jakarta, baru-baru ini.
Sehubungan dengan upaya memitigasi risiko, GDE mempunyai cara agar mampu mengendalikan risiko secara terukur dan terarah. Oleh sebab itu, di GDE tegas Hanief, pihaknya telah memetakan profil risiko dengan terus mencermati secara mendalam mulai dari lapangan hingga manajerial. Seperti, pertama, prosedur manajemen risiko. Prosedur ini mencakup kegiatan dalam manajemen risiko mulai dari proses identifikasi risiko, analisa risiko termasuk penilaiannya dengan mengukur kemungkinan dan dampak mengembangkan alternatif penanganan risiko, memilih strategi penanganan, monitoring eveluasi risiko.
Kedua, prosedur risk appetite statement. Ini mencakup hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam menyusun risk appetite statement perusahaan.
Ketiga, prosedur kajian manajemen risiko yaitu hal-hal yang perlu dimintakan kajian manajemen risiko dan tata cara pemintaan kajian manajemen risiko.
Keempat, prosedur parameter manajemen risiko. Prosedur ini mencakup parameter risiko yang berlaku di PT Geo Dipa Energi.
Kelima, surat edaran risk appetite statement, risk appetite, risk capacity, batas toleransi risiko, dan key risk indicator (KRI) PT Geo Dipa Energi (Persero).
Keenam, prosedur BCMS ialah proses yang mengatur alur proses perusahaan dalam keadaan ganguan/bencana/krisis.
Ketujuh, sistem informasi manajemen risiko (GRC Modul R), yaitu manual pengunaan grc.geodipa.co.id modul R.
Selanjutnya, perusahaan mengembangkan dan memanfaatkan ide inovasi dan kreasi dalam bisnis melalui digitalisasi. Ini diperlukan agar percepatan bisnis semakin matang.
“Untuk suksesi pembangunan bisnis berbasiskan kepada mitigasi risiko, ini pun kami turut membangun digitalisasi IT yang sangat mumpuni. Kami melakukan migrasi teknologi menggunakan SAP HANA, dimana teknologi SAP ini akan memberikan daya dukung bisnis GDE”, tegas Hanief.
IPO
Sehubungan dengan pencapaian kinerja bisnis dan keuangan, perusahaan berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO.
“Kami telah menargetkan di tahun 2027 nanti, aset GDE akan naik 2 kali lipat dari tahun 2023. Dan juga 2028 kami akan bisa Go Public, IPO di bursa,” kata Hanief.
Pertumbuhan portofolio perusahaan meningkat tajam. Tercatat, penjualan tahun 2022 sebesar Rp 964,368 miliar dan tahun 2023 Rp 1,049 triliun, sedangkan laba tahun 2022 sebesar Rp 428,051 miliar dan laba tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar Rp 494,255 miliar.
Dengan aksi korporasi tersebut, GDE sebagai perusahaan BUMN melalui penugasan khusus, dengan melakukan drilling akan menjadi perusahaan yang kuat, transparan dan memberikan konstribusi besar dalam penerimaan negara baik dalam bentuk dividen, serapan tenaga kerja. Selain, memberikan konstribusi listrik bersih berbasiskan kepada penekanan karbon dioksida, net zero emittion sebagai penyumbang GREEN ENERGY.