Jakarta, TopBusiness – PT Bank Seabank Indonesia alias SeaBank mematangkan diri guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, melalui penyuntikan dana dalam bentuk kredit ke sektor usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM. Dengan begitu, semakin matang posisi perusahaan sebagai bank digital.
Ditegaskan Direktur Utama Sasmaya Tuhuleley, SeaBank mempunyai nasabah dengan komposisi sebesar 30 persennya nasabah recehan, para UMKM. “Kami tidak hanya semata mencari keuntungan semata, tapi bertujuan menjadi bank digital dengan memajukan perekonomian bangsa ini, dengan menyasar para pelaku ekonomi paling bawah yaitu sektor mikro dan kecil,” kata Sasmaya, di hadapan Dewan Juri TOP GRC Awards 2024, yang berlangsung secara dalam jaringan melalui aplikasi rapat zoom.
Dalam pandangannya, UMKM sebagai pelaku usaha yang paling banyak di negeri ini, dan kelompok sangat terpinggirkan sama sekali dalam hal permodalan dan pembinaan keuangan dari lembaga perbankan. “Oleh sebab itu, SeaBank akan berperan besar untuk mendukung UMKM negeri ini agar bisa kuat, mandiri dan naik kelas ke pentas Asia bahkan global. Tidak sedikit produk UMKM yang layak masuk ke pasar global, dan tentunya harus dilakukan pembinaan yang terus-menerus agar produk UMKM ini bisa menjadi pemain di pasar Global”, tegas Sasmaya, di Jakarta, Senin (29/7/2024).
Sejatinya, SeaBank merupakan institusi yang telah menerapkan digital banking, lantaran mendapat pengakuan pertama sebagai bank digital di Indonesia. Dengan kondisi seperti itu, SeaBank akan semakin mengokohkan diri untuk menjadi lembaga finansial inklusi, sehingga pada akhirnya turut mendongkrak pertumbuhan perekonomian Indonesia, salah satunya mendorong pengusaha mikro bisa naik kelas menjadi kelas menengah.
Kenapa menyasar pada UMKM? Pasalnya, sebagai ujung tombak perekonomian Indonesia yang sangat besar dan terbukti sangat kuat pula dalam segala guncangan akibat berbagai gejolak ekonomi. Para UMKM sangat tangguh dalam situasi gejolak perekomonian lokal dan global.
Dia menyatakan, SeaBank mencatat per pertengahan 2024 nasabah sudah 13 juta.
Dijelaskan Sasmaya, kehadiran SeaBank dalam rangka memberikan dukungan penuh kepada sektor UMKM dan bukan hanya mencari keuntungan semata. SeaBank akan memberikan berbagai kemudahan bagi UMKM dan nasabahnya. Misal, untuk menjadi nasabah bank digital ini, tidak diwajibkan saldo minimal, bahkan setoran Rp 1.000 dapat menjadi nasabah, tanpa ada pungutan biaya administrasi, lantas untuk memperoleh kredit tanpa agunan.
SeaBank memiliki inovasi dan produk-produk yang ditawarkan bervariatif, diantaranya mulai dari kredit tanpa agunan, pinjaman modal kerja untuk seller shopee, loan chaneling P2P lending, joint financing group, ecosystem shopee.
SeaBank tidak hanya sekedar unggul sebagai bank digital, namun mampu menciptakan portofolio keuangan yang menonjol. Berdasarkan highlight kinerja keuangan, perusahaan telah melakukan transformasi yang dibuktikan dengan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
“Sejak tahun 2020, SeaBank telah mengalami transformasi signifikan dari BKE dengan total aset sebesar Rp 3,4 triliun dan kerugian di Rp 593 miliar. Pada tahun 2021, total aset meningkat menjadi Rp 11 triliun dengan kerugian Rp 312 miliar. Kami berhasil membukukan profit pada tahun 2022 dengan total aset Rp 28 triliun. Pada tahun 2023, profit meningkat secara signifikan yaitu mencapai Rp 308 miliar. Saat ini di semester pertama 2024, kami telah membukukan profit sebesar Rp 203 miliar dengan total aset Rp 31 triliun. Dengan demikian CAGR dalam 4 tahun terakhir ini adalah 73,77 persen untuk pertumbuhan total aset dan AAGR 82,91 persen untuk pertumbuhan profit sebelum pajak,” papar Sasmaya.
Sebagai digital, perusahaan sudah mengantisipasi akan gangguan berupa risiko serangan siber. Karena itu, perusahaan membentengi diri dan memperoleh sertifikasi ISO 27001 terhadap risiko Cyber Security pada tahun 2023.
“Sebagai bank digital harus memperkuat diri akan keamanan data Security. Kami sangat memberikan keamanan data konsumen dari serangan kejahatan siber ini. Dan kami akan menjadikan SeaBank ini “School and Banker” bagi bank digital serta menjadi “Green Banking” untuk masa depan yang lebih hijau”, pungkasnya.