Jakarta, TopBusiness – Perusahaan ritel yang memasarkan produk kamera dan gadget, PT Global Sukses Digital, Tbk (IDX: DOSS) secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Aksi korporasi perseroan ini melalui skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Dalam perdagangan debutnya, saham DOSS langsung hampir menyentuh batas atas atau auto reject atas (ARA) lantaran mengalami lonjakan yang signifikan. Tercatat, saham DOSS melonjak 34,81% dari harga IPO-nya ke harga Rp182. Dengan frekuensi perdagangan sebanyak 2.954 dengan volume 30.024 dan nilai transaksinya mencapai Rp546,44 miliar.
Seperti diketahui untuk saham di harga Rp50-Rp200 ARA dan ARB-nya ada 35%, sedang saham di harga Rp200-Rp5.000 batas ARA dan ARB 25%, dan saham di atas Rp5.000 ARA/ARB di level 20%.
Langkah pencatatan saham perdana DOSS ini merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan perusahaan, menandai awal baru dalam pengembangan bisnis dan upaya memperluas jangkauan di pasar nasional.
CEO & Founder PT Global Sukses Digital Tbk., Tahir Matulatan, menyampaikan, pencatatan perdana saham DOSS di BEI merupakan bentuk nyata komitmen perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang di industri retail kamera. Dengan menjadi perusahaan terbuka, kata dia, DOSS berupaya untuk meningkatkan transparansi dan tata Kelola perusahaan, serta memberikan nilai tambah yang berkelanjutan kepada para pemegang saham, pelanggan, dan mitra bisnis.
“Pencatatan saham perdana kami di BEI adalah momentum bersejarah bagi perusahaan. Kami percaya bahwa dengan dukungan pasar modal, DOSS akan semakin kuat dalam mengembangkan ekosistem fotografi dan videografi di Indonesia. Langkah ini tidak hanya akan memperkuat posisi kami di industri, tetapi juga memberikan peluang untuk berinovasi dan melayani pelanggan dengan lebih baik,” ujarnya, di gedung BEI, Jakarta, Rabu (7/8/2024).
Dalam aksi korporasi ini, DOSS melepas sebanyak-banyaknya 450 juta lembar atau 26,09% dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada nominal Rp40 per lembar. Pada penawaran awal, harga perdananya adalah Rp135 per lembar.
Dana yang diperoleh dari Initial Public Offering (IPO), DOSS akan menggunakan 27,4%-nya untuk belanja modal seperti sewa gerai dan pengembangan gerai baru, biaya ekspansi gerai lama di Ratu Plaza Mall termasuk biaya sewa seluas 3,000 m2.
Sementara sisanya, sekitar 72,6% untuk modal kerja kegiatan usaha utama perseroan dan operasional serta beban usaha 2024 dan 2025 di Ratu Plaza Mall, gerai baru di beberapa kota seperti Banjarmasin, Semarang, Kendari dan Medan.
Selain itu DOSS juga akan mengembangkan teknologi layanan unggulan seperti: RFID Technology. Renancanya, DOSS akan mengadopsi teknologi RFID (Radio Frequency Identification) ke dalam sistem gudang dan Point of Sale (POS) di jaringan retailnya.
“Penggunaan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional, keakuratan inventaris, dan kepuasan pelanggan secara signifikan. RFID memungkinkan pelacakan barang yang lebih akurat dan real-time, sehingga dapat mengurangi risiko kehilangan barang dan meningkatkan kecepatan dalam proses checkout di toko. Integrasi RFID ini akan membantu DOSS menjadi lebih kompetitif dan profitabel di industri retail kamera,” kata dia.
Selanjutnya, pengembangan Aplikasi Artisan Finder. Dalam hal ini, DOSS akan mengembangkan aplikasi Artisan Finder, sebuah marketplace dinamis yang dirancang untuk menghubungkan klien dengan fotografer dan videografer berbakat.
“Aplikasi ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem kreatif di mana klien dapat dengan mudah menemukan dan memesan layanan dari para profesional di bidang fotografi dan videografi. Pengembangan platform ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar DOSS serta menyediakan peluang bisnis baru bagi para pelaku kreatif di Indonesia,” ucapnya.
Prospek
Sejak didirikan, PT Global Sukses Digital Tbk. telah melayani lebih dari 80,000 pelanggan B2C, 900 lebih pelanggan B2B serta 50 pelanggan bidang pemerintahan.
DOSS memiliki visi untuk menjadi pemimpin pasar ekosistem 360 dalam industri retail kamera di Indonesia. Dengan misi perusahaan adalah untuk menyediakan produk kamera dan layanan berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai segmen, mulai dari pehobi fotografi, videografer profesional, konten kreator, pelajar, hingga keluarga dan gamer.
Dan saat ini, kata dia, Indonesia sebagai salah satu pasar terbesar dan paling dinamis di Asia Tenggara, menawarkan potensi pertumbuhan yang signifikan bagi sektor retail. “Dengan pertumbuhan PDB yang stabil dan demografi penduduk yang muda dan dinamis, Indonesia menjadi pasar yang menarik bagi perusahaan-perusahaan retail kamera,” ungkap Tahir.
“Potensi pasar fotografi dan videografi di Indonesia bernilai triliunan rupiah, hal ini tercermin dari kontribusi sektor ekonomi kreatif yang mencapai 82 juta dollar pada tahun 2023, atau setara dengan 8% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,” jelasnya lagi.
Ini juga tercermin dengan meningkatnya laba bersih DOSS untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023 yang naik 32,25% menjadi Rp 23,73 miliar. Tahun sebelumnya DOSS membukukan laba sebesar Rp 17,94 miliar. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 6,10 miliar atau 27,84%.