Jakarta, TopBusiness—Ekonomi syariah pada prinsipnya bersifat inklusif. Juga, mengedepankan kesejahteraan. “Karena itulah, ekonomi syariah sejatinya bisa diterima kalangan mana pun,” kata Wakil Presiden RI (Wapres), K.H. Ma’ruf Amin, hari ini di Jakarta.
Menjadi keynote speaker dalam seminar ‘Sharia Economy and Finance: Policies for the Prabowo Government’ yang digelar Indef, Wapres Ma’ruf Amin mengatakan bahwa dengan karakter inklusif dan kesejahteraan tersebut, ekonomi syariah bisa menjadi sumber baru ekonomi nasional.
“Ekonomi syariah bisa untuk semua [kalangan] tanpa ada pretensi apa pun,” ia menegaskan dalam seminar yang juga bisa diakses via Zoom tersebut.
Ia pun menjelaskan sejumlah hal tentang potensi ekonomi syariah Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, peringkat ekonomi syariah Indonesia secara global naik dari urutan 10 menjadi urutan tiga.
Adapun dalam peringkat makanan halal, Indonesia di posisi kedua. “Untuk peringkat busana Muslim, kita ada di peringkat ketiga. Serta peringkat dua di Global Muslim Travel Index,” kata Wapres Ma’ruf Amin.
Di pasar modal, aset syariah nilainya mendekati 20% dari total aset di pasar tersebut. Kemudian, pada rantai pasok halal, kini ekonomi syariah tumbuh 3,93%. Dan, kontribusinya mendekati 23% dari perekonomian nasional.
Selanjutnya, di tahun 2030, ekonomi syariah nasional diprediksi berkontribusi 1,5% dari total GDP nasional. “Dalam hal ini, nilai ekonomi syariah diprediksi mencapai USD10 miliar,” demikianlah Wapres Ma’ruf Amin mengatakan.