Jakarta, TopBusiness – PT Jasa Marga (Persero) Tbk terus memantapkan diri menjadi perusahaan operator jalan tol pertama dan terbesar di Indonesia. Pada 2023, pangsa pasar atau market share Jasa Marga mencapai 47 persen dari total jalan tol beroperasi di Indonesia.
Konsesi jalan tol dari BUMN ini pada 2023 kurang lebih 1.736 Kilometer (Km), sedangkan total panjang jalan tol yang dioperasikan mencapai 1.264 Km. Kemudian, volume lalu lintas transaksi sepanjang 2023 mencapai 1,29 miliar transaksi (1,34 persen di atas rencana).
Dari sisi kinerja keuangan, Jasa Marga juga cukup positif dengan pendapatan tol konsolidasi tahun 2023 sebesar Rp 13,95 triliun (1,30 persen di atas rencana) dan laba bersih konsolidasi Rp 6,87 triliun (280,25 persen di atas rencana). Laba bersih ini juga naik 146,9 persen dibandingkan perolehan laba 2022 sebesar Rp 2,75 triliun.
“Peningkatan tersebut dikarenakan pengendalian beban usaha dan beban umum, upaya refinancing kredit investasi di level induk maupun anak perusahaan, dan aksi korporasi berupa divestasi pada anak perusahaan,” ujar Pramitha Wulanjani, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam penjurian TOP GRC Awards 2024 yang dilakukan secara daring, Jumat (30/8/2024).
Hadir pula dalam penjurian ini Devi Lusyana (Risk and QHSE Group Head), Lisye Octaviana (Corporate Communication & Community Development Group Head), Atika Dara Prahita (Operation & Maintenance Management Group Head), Randy Prasetia Putra (Information Technology Senior Expert), Imad Zaky Mubarak (Environment, Social & Governance Advisor), Syailendra Wisnu Wardhana (Legal and Compliance Group Head), serta Nixon Sitorus (Corporate Secretary & Chief Administration Officer). Tim dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk membawakan materi presentasi berjudul Implementasi Governance, Risk & Compliance, “Leadership For Sustainable Impact: GRC, ESG, and SDGs”.
Jasa Marga memiliki 36 konsesi jalan tol yang dioperasikan baik di level induk, anak perusahaan, dan di bawah subholding PT Jasamarga Transjawa Tol. Saat ini, perusahaan memiliki tiga anak perusahaan yang berfokus pada bisnis pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol serta satu anak perusahaan di bisnis prospektif.
Sejak tahun 2024 ini, menurut Pramitha, perseroan melakukan review dan update terkait visi dan misi perusahaan agar selaras dengan peraturan dan strategi bisnis Jasa Marga ke depan, baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang. Visi Jasa Marga terbaru adalah “Inovasi menuju peningkatan nilai yang berkelanjutan”.
“Dalam rangka menciptakan bisnis yang berkelanjutan, perusahaan telah merumuskan strategi yang mendukung pencapaian visi dan misi yang menerapkan prinsip-prinsip ESG dan GRC dalam menjalankannya,” kata Lisye Octaviana, menambahkan.
Untuk mendukung pelaksanaan GRC atau Governance, Risk & Compliance Management, Jasa Marga sudah memiliki kelengkapan Struktur Organisasi Perusahaan dan Posisi Unit yang beradadi dua unit yaitu unit Legal & Compliance Group dan unit Risk & QHSE Group. “Dua unit tersebut yang mengelola Tata Kelola Perusahaan, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (Governance, Risk & Compliance),” tutur Syailendra Wisnu Wardhana.
Kebijakan ini tertuang dalam Keputusan Direksi No. 128/KPTS/2021 tentang Struktur Organisasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk berikut dengan perubahannya, serta Keputusan Direksi No. 11/KPTS/2022 tanggal 31 Januari tentang Uraian Jabatan berikut dengan perubahanperubahannya.
Menurut Wisnu, komite atau organ pendukung/pelaksana GRC antara lain Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Komite Risiko dan Hukum, Komite Tata Kelola Terintegrasi, dan Sekretaris Dekom yang semuanya berada di bawah dewan komisaris.
Untuk komite atau organ yang berada di bawah dewan direksi adalah Komite Manajemen Risiko, Komite Pengarah Teknologi Informasi, Komite Pengarah Teknologi Informasi, Komite Investasi, Komite Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan, Corporate Secretary & CAO. Komite atau organ-organ tersebut memiliki tugas utama sesuai tanggung jawabnya masing-masing.
Selain itu ada regulasi eksternal (peraturan Kementerian BUMN) maupun internal perusahaan (keputusan direksi dan dewan komisaris) yang diterapkan untuk mendukung pelaksanaan GRC di PT Jasa Marga.
Implementasi WBS
Penerapan tata kelola atau GCG di Jasa Marga didukung oleh implementasi Whistleblowing System/WBS (Sistem Pelaporan Pelanggaran). WBS ini merupakan pelaksanaan dari Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi No. KEP 077/IX/2022 dan Nomor 112/KPTS/2022 tentang Pedoman Whistleblowing System PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Ruang lingkup pengaduan di WBS ini antara lain penyimpangan dari peraturan dan perundangan yang berlaku, penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan perusahaan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan, gratifikasi, penyuapan, serta perbuatan yang melanggar etika, susila dan norma kesopanan. Dalam pelaksanaan WBS ini, perusahaan menjamin kerahasiaan atas identitas pelapor.
Jasa Marga dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Implementasi Penanganan Pengaduan atau WBS.
Terhitung sejak 24 April 2024, sistem WBS perusahaan telah resmi terintegrasi dengan aplikasi WBS KPK (Aroma), dimana data pelaporan yang masuk melalui WBS Perusahaan khususnya terkait Tindak Pidana Korupsi akan terlaporkan ke dalam sistem aplikasi WBS KPK (Aroma).
Pihak yang mengelola pengaduan ini dari pihak independen (eksternal) yaitu PT Deloitte Advis Indonesia dan pihak internal yang ditunjuk berdasarkan surat keputusan direksi.
Selama semester I 2024, kata Wisnu, Jasa Marga menerima 10 laporan pengaduan dugaan pelanggaran yang disampaikan melalui surat elektronik (email) maupun Whatsapp. Rinciannya ada satu pengaduan tidak terbukti dan dilakukan penutupan (closed). Kemudian dua pengaduan sedang dalam proses pemeriksaan dan ada tujuh pengaduan lainnya tidak masuk ke dalam jenis pelanggaran yang dapat ditangani melalui mekanisme WBS Jasa Marga dan dilakukan penutupan (closed).
Jasa Marga juga memiliki pedoman hubungan induk dan anak perusahaan. Untuk menciptakan sinergi antara induk dan anak perusahaan, perseroan membentuk Forum Kolaboratif yang diketuai oleh direktur bisnis, direktur operasi dan direktur pengembangan usaha PT Jasa Marga.
Direktur bisnis selaku ketua forum kolaboratif yang melibatkan anak perusahaan jalan tol (APJT) operasi dan APJT subholding. Sedangkan direktur operasi selaku ketua Forum Kolaboratif yang melibatkan AP2JT bidang operasi dan AP2JT bidang pemeliharaan. Sementara direktur pengembangan usaha selaku ketua Forum Kolaboratif yang melibatkan APJT dan konstruksi dari anak perusahaan bidang related business. Anggota Forum Kolaboratif ini adalah para direktur utama anak perusahaan Jasa Marga.
Tak hanya itu, kata Wisnu, Jasa Marga sudah memiliki Sistem manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dan pengendalian gratifikasi. Dalam penerapan SMAP, Jasa Marga melaksanakan berdasar SNI ISO 37001:2016 yang diimplementasikan secara bertahap sejak tahun 2020 sampai dengan saat ini.
“Sistem ini bekerja untuk membangun, mengimplementasikan, dan terus meningkatkan program kepatuhan dalam rangka mengidentifikasi, mencegah dan mendeteksi penyuapan,” kata Wisnu.
Sebagai BUMN dan perusahaan terbuka, Jasa Marga melakukan penilaian GCG di mana skornya terus mengalami peningkatan. Tahun 2020, berdasar penilaian dari PT Sinergi Daya Prima skor GCG perusahaan sebesar 98,16, kemudian naik menjadi 98,20 pada 2021 berdasar Self-Assessment. Tahun 2022, skor GCG Jasa Marga mencapai 98,42 berdasar penilaian PT Sinergi Daya Prima dan tahun 2023 kembali naik menjadi 98,50 berdasar hasil Self-Assessment.
Implementasi Manajemen Risiko
Terkait implementasi Manajemen Risiko, menurut Pramitha Wulanjani, Jasa Marga melakukan identifikasi risiko di mana pada 2023 perseroan berhasil mengidentifikasi 22 profil risiko mulai dari risiko sangat rendah, rendah, dan moderat, dan tinggi.
Sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian BUMN, perseroan juga melakukan pengukuran Risk Maturity Index di mana pada 2023 hasil pengukurannya di angka 4,05, sedikit di bawah target perusahaan sebesar 4,1. Tahun 2024 ini, Jasa Marga menargetkan Risk Maturity Index mencapai 4,2. Penerapan manajemen risiko ini berdasarkan ISO 310000: 2018 tentang Risk management – Guidelines.
Tak hanya itu, Jasa Marga juga menerapkan Three Lines of Defence atau Tiga Lini Pertahanan. Lini pertama adalah unit pemilik risiko yang langsung mengidentifikasi dan mengelola risiko dalam proses bisnis. Lini kedua adalah fungsi manajemen risiko dan kepatuhan independen yang mengukur, memantau dan memperlakukan risiko secara agregat, mengembangkan metodologi dan kebijakan manajemen risiko perusahaan. Sedangkan Lini Ketiga adalah Fungsi audit intern yang memastikan tata kelola dan pengendalian risiko diterapkan secara efektif oleh perusahaan.
Menurut Pramitha, PT Jasa Marga sebagai BUMN konglomerasi wajib menerapkan tata kelola terintegrasi dalam melaksanakan manajemen risiko, paling sedikit meliputi Struktur Tata Kelola Terintegrasi, Proses Tata Kelola Terintegrasi dan Hasil Pelaksanaan Tata Kelola Teintegrasi.
Tata kelola terintegrasi adalah suatu tata kelola yang menerapkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, professional, dan kewajaran secara terintegrasi dalam perusahaan.
Penerapan Tata Kelola Terintegrasi ini sebagai bagian dari Pengelolaan Manajemen Risiko pada Konglomerasi Perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-2/MBU/03/2023.
Selain GRC, menurut Pramitha, Dewan Komisaris dan Direksi berkomitmen penuh dalam implementasi ESG (Environmental, Social & Governance) di perusahaan. Melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Jasa Marga Group menerapkan prinsip Creating Shared Value (CSV) yang menggabungkan antara pemenuhan social needs dan business opportunities dengan kompetensi perusahaan.
“Sehingga tercipta sinergi yang berkelanjutan serta lingkungan sosial mendapatkan manfaat dari Perusahaan dan Perusahaan juga mendapat manfaat,” kata Lisye Octaviana.
Program inisiatif dan CSV, Jasa Marga berfokus pada tiga bidang yakni UMKM, Pendidikan dan Lingkungan. Untuk UMKM, program yang dilakukan antara lain Kampoeng UMKM Rest Area 379 Semarang, Sertifikasi Halal UMKM Mitra Binaan, Bantuan Pendanaan UMKM dan Sarana Prasarana di Rest Area. Ada pula Pelatihan Digital Marketing (Go Online) serta Pameran/Promosi UMKM.
Untuk bidang Pendidikan, kaat Lisye, Jasa Marga memiliki program Road Safety Ranger, Safety Riding for Young Generation, Taman Lalu Lintas Rest Area, Penyuluhan/Edukasi Petani di Sekitar Jalan Tol, serta Bantuan Sarana/Prasarana/Renovasi Pendidikan.
Sedangkan di bidang Lingkungan, program yang dilakukan PT Jasa Marga adalah Penanaman Pohon di Area Jalan Tol & Rest Area, Bantuan Tempat Sampah, Penanaman Pohon, dan Kendaraan Kebersihan di Rest Area, Bantuan Pengelohan Sampah, Bantuan Sumur Resapan, serta Sosialisasi Bahaya Pembakaran dan Bantuan Alat Pengolah Sisa Hasil Panen.
Keberhasilan operasional dan bisnis Jasa Marga juga didukung oleh implementasi teknologi informasi , yatu Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) aatau pusat informasi dan pengendali lalu lintas terintegrasi di jalan tol. Jasa Marga juga memiliki aplikasi Travoy atau Travel with Comfort and Joy!. Ini merupakan mobile application yang menyediakan informasi jalan tol dan fitur darurat untuk kebutuhan pengguna jalan tol.
Bukti Keberhasilan ESG dan GRC
Pramitha Wulanjani menyampaikan sejumlah keberhasilan GRC dan ESG yang membanggakan manajemen dalam satu hingga dua-tahun terakhir. Pertama, PT Jasa Marga (Persero) Tbk meraih penghargaan dalam ajang TrenAsia ESG Excellence 2022 untuk kategori Transportation and Infrastructure Sustainability.
Jasa Marga juga mendapat Sertifikasi Green Toll Road pada ruas jalan tol yang di kelola anak perusahaan Jasa Marga. Meskipun dalam kondisi pandemi, Perusahaan telah berhasil mengoperasikan beberapa proyek ruas-ruas jalan tol seperti Jalan layang Jakarta Cikampek, Balikpapan-Samarinda, Manado-Bitung, Cinere-Serpong, Serpong-Kunciran, Kunciran-Cengkareng.
Keberhasilan lainnya adalah adanya Jasa Marga Medical Keliling (JAMEDLINK), sebuah program TJSL yang merupakan program inisiatif Perusahaan pada pilar Sosial, TPB 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera). Kegiatan yang dilaksanakan adalah pelayanan kesehatan keliling dengan penggunaan ambulance untuk menjangkau wilayah di sekitar jalan tol.
“Target penerima manfaat adalah masyarakat di sekitar ruas jalan tol proyek konstruksi, yang terdampak langsung aktivitas konstruksi,” tuturnya.
Program JAMEDLINK memperoleh penghargaan Silver untuk kategori Sustainability Community Involvement & Development (CID) Kesehatan di ajang BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024.