Jakarta, TopBusiness – Era disrupsi dan digitalisasi menghadirkan tantangan baru di banyak bidang usaha, termasuk jasa pengiriman, pos, kurir, logistik seperti yang digeluti PT Pos Indonesia (Persero). Menyikapi hal ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat ini perkuat branding nama PosIND, juga melakukan transformasi massif dalam pengelolaan dan peningkatan SDM, termasuk melalui program reskilling (pelatihan) dan upskilling untuk meningkatkan kemampuan SDM mereka dengan digital technology.
Transformasi digital di kalangan pelaku usaha menjadi keniscayaan yang tak terhindarkan. Selain mampu meningkatkan keunggulan kompetitif atau daya saing, di sisi lain juga mendatangkan banyak tantangan baru, termasuk di bidang pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Terlebih dengan pesatnya era VUCA, (Volatility, Uncertainly, Complexity, dan Ambiguity) atau kondisi perubahan yang begitu cepat yang dipengaruhi berbagai faktor yang sulit diduga dan dikontrol.
Dampak yang ditimbulkan dari digitalisasi bidang jasa pengiriman, kurir, logistik, antara lain terjadinya pergeseran model bisnis dan juga layanan yang menuntut keahlian dan skill baru bagi karyawan atau pegawai. Mulai dari jajaran frontliner, manajemen, operasional, dan bagian lain karena adanya dinamika dan tantangan baru ini.
Pada bagian frontliner, digitalisasi memberikan dampak yang begitu nyata dengan adanya tren layanan berbasis online, termasuk jasa pengaduan online, dan lainnya. Dari sisi operasional, juga berkembang adanya tuntutan tracking system untuk pemantauan kiriman barang secara digital, sistem electronic data interchange atau pertukaran data dan informasi secara electronik, transaksi pembayaran elektronik, dan lainnya yang semua membutuhkan kecakapan baru bagi jajaran SDM.
Di sisi lain, adanya adopsi teknologi informasi yang semakin meningkat, membuat sebagian pekerjaan konvensional, bergeser ke tren digital. Apalagi dalam praktiknya, hal ini juga memudahkan perusahaan meningkatkan performa, daya saing dan memdahkan pelanggan melakukan berbagai transaksi dan layanan dari perusahaan. Perusahaan juga membangun kompetensi karyawan di bidang logistik, financial dan digital serta kemampuan leadership.
“Tren dan fenomena ini juga kami alami, sehingga dari aspek SDM kami juga juga banyak melakukan penyesuaian dan penataan. Di antaranya melalui program reskilling dan upskilling SDM. Melakukan penataan dan penempatan sesuai tuntutan baru di tengah perkembangan digitalisasi ini, untuk eksistensi dan kelangsungan usaha kami seiring dengan komitmen baru PT Pos Indonesia bertransformasi menuju digital logistic company atau perusahaan logistik terpadu nasional berbasis teknologi digital. Tentu ini tantangan, apalagi di sisi lain, kami juga menghadapi kompetisi bisnis yang semakin ketat dengan munculnya pelaku usaha baru yang menawarkan jasa dan produk layanan serupa dari PT Pos Indonesia ini,” ungkap Ika Wijayanti – SVP HC Policy & Strategy PT Pos Indonesia (Persero) dalam saat presentasi dan wawancara penjurian TOP HC Awards 2024 “TOP Human Capital Awards 2023” yang berlangsung secara daring pada (18/09/2024), melalui aplikasi zoom meeting.
Kepada Tim Dewan Juri, lebih lanjut dikatakan, dalam kaitan menuju logistic company ini, PT Pos juga melakukan strategi baru, pendekatan dalam menjalankan bisnis yang semula dilakukan berdasarkan pendekatan produk (product centric organization) menjadi pendekatan berbasis pelanggan (customer centric organization).
Selain bertransformasi menjadi logistic company, PosIND juga merubah pendekatan dalam menjalan bisnis yang semula dilakukan berdasarkan pendekatan produk (product centric organization) menjadi pendekatan berbasis pelanggan (customer centric organization. Dilakukan juga program untuk membangun kompetensi karyawan di bidang logistik, financial dan digital serta kemampuan leadership.
”Tekad menuju integrated logistic company, menuntut workforce planning yang tepat khususnya untuk skill-skill baru bagi SDM. Dalam kaitan ini, kami terus berupaya meningkatkan kompetensi karyawan untuk mengejar kesiapan perusahaan menjadi Logistic Company, terutama kompetensi AM, regional CEO. Kami banyak melaksanakan program pelatihan (reskilling dan upskilling) sesuai dengan kebutuhan fungsi bisnis untuk mendukung pencapaian tujuan Perusahaan. Selama 2023, sedikitnya telah dilaksanakan 172 berbagai pelatihan,” ujar Ika Wijayanti didampingi Assistant Manager of HCBP PT Pos Indonesia (Persero), Maksum Hidayat dan tim.
Sejak tahun 2020, PT Pos Indonesia yang bergerak dalam layanan logistik ini menerapkan tujuh transformasi usaha, yaitu business transformation, product and channel transformation, transformation process, technology transformation, human resource transformation, organization transformation, dan culture transformation. Dalam kaitan ini, PT Pos juga melakukan langkah penempatan ulang karyawan mereka di tempat-tempat yang membutuhkan tenaga SDM sesuai tuntuan era digitalisasi ini.
Peran teknologi dalam kegiatan Perusahaan semakin diperbesar, mindset digital menjadi kunci dalam seluruh proses bisnis maupun internal. Peningkatan SDM dilakukan dengan pelatihan dan peningkatan pengetahuan digital bahkan dilakukan sejak perekrutan karyawan baru. Proses transformasi melalui digitalisasi dilakukan agar Pos Indonesia tetap relevan dengan perkembangan zaman dan beradaptasi dengan teknologi sehingga dapat terus berinovasi dengan pondasi yang kuat untuk masa ke depan.
Departemen SDM juga merancang strategi pengembangan SDM Pos Indonesia yang diformulasikan pada Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2020-2024. Rencana ini mencakup program pengembangan manajemen SDM yang terdigitalisasi, penerapan program Strategic Capacity Planning untuk merekrut talenta, dan upaya menghadirkan lingkungan kerja yang serba digital yang mendukung target pencapaian bisnis perusahaan. Dilakukan transformasi budaya dengan mengubah dari perilaku menjadi karakter untuk membangun soliditas dan tim yang terpercaya.
“Sejauh ini, kami juga banyak melakukan inisiasi bagi peningkatan SDM. Di antaranya membangun ekosistem digital learning, khususnya bagi frontliner dan AM. Membangun Leadership competency dan professional competency untuk para talent yang menduduki posisi kunci. Membangun kompetensi karyawan di bidang Logistics & Finance Expertise. Serta adanya program peningkatan kompetensi digital. Kami juga membangun talent pool yang berisi talenta-talenta terbaik Perusahaan. Saat ini telah disusun talent pool dari BOD-1 s.d BOD-5 yang secara total terdiri dari 785 talenta terbaik,” ujarnya.
Dalam kaitan membangun SDM yang kompetitif untuk . kinerja yang produktif, juga dilakukan pengembangan kompetensi Millennials and Women Talent. Termasuk untuk akselerasi penyiapan leaders yang merupakan turunan dari arahan Kementerian BUMN terkait pengembangan Millennials dan Women Talent, sekaligus untuk menjawab tantangan gap generasi sumber daya manusia yang ada di PT Pos Indonesia (Persero). Tujuan dari program ini yaitu memenuhi kebutuhan jumlah millennials dan women talent sesuai dengan target yang ditetapkan untuk memastikan kesetaraan dan kesiapan future leader untuk mengelola bisnis Perusahaan.
Performance Management and Talent Retention, penilaian dilakukan dengan metode OKR (Objective-Key Results) dan cascading-penilaian kinerja dilakukan melalui platform IHSAN POS. Metode OKR dipilih karena lebih mudah meng-align-kan OKR dengan target perusahaan, akuntabilitas pekerjaan jelas karena adanya komunikasi dalam penentuan target dan key result pekerjaannya. Sehingga penilaian pegawai semakin obyektif dan fair serta adanya proses coaching dan mentoring untuk intervensi perilaku pegawai dalam mencapai target.
Guna memotivasi karyawan dan sebagai strategi talent retention, PosIND juga memberikan apresiasi kepada karyawan yang memiliki kinerja terbaik. Beberapa benefit berbasis kinerja yg diberikan adalah: 1. Jasa Produksi (annually) 2. Performance Incentive (quarterly) 3. Best Performance Award (quarterly) 4. Tunjangan Khusus Account Manager (monthly).
Transformasi sumber daya manusia (SDM) dilakukan melalui program transformasi dengan membangun SDM yang kompetitif. Selain itu, untuk membangun kinerja yang produktif dilakuklan sistem manajemen karyawan. Transformasi budaya, yaitu dalam rangka mengubah dari perilaku menjadi karakter untuk membangun.
Dengan berbagai inisiasi baru bidang SDM untuk kinerja dan kelangsungan bisnis yang lebih baik ini, PT POS tahun ini kembali terpilih sebagai finalis nominasi Human Capital Management System (HCMS) Terbaik, dari 400-an perusahaan di Indonesia dari riset dan studi lapangan. TOP Human Capital Awards merupakan kegiatan rating atau penilaian dan juga pembelajaran bidang Human Capital, sekaligus untuk penghargaan kepada perusahaanperusahaan yang dinilai berhasil dalam mengimplementasikan HCMS dalam meningkatkan kinerja bisnis yang berkelanjutan.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Majalah TopBusiness bekerjasama dengan LKN (Lembaga Kajian Nawacita), dan beberapa Asosiasi yang terkait dengan Human Capital, serta para Akademisi dari beberapa Perguruan Tinggi seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran Bandung, PPM Manajemen dan Universitas Pertamina, dan didukung juga oleh beberapa perusahaan konsultan bisnis dan GCG, seperti Sinergi Daya Prima, SGL Management, Dwika Consulting, Melani K Harriman & Associate, Solusi Kinerja Bisnis.
Editor: Agus H
