Jakarta, TopBusiness – Penggabungan lima PTPN menjadi Sub Holding Palmco dengan PTPN IV menjadi surviving entity, juga memberi tantangan baru dalam penanganan sumber daya manusia (SDM). Namun kesigapan perusahaan melalui program monitoring dan evaluasi karyawan dengan dukungan teknologi digital-Human Resource Information System dalam kerangka the right man in the right place, membuat proses manajemen SDM bisa lebih cepat ditangani dengan baik.
Subholding PalmCo dibentuk melalui penggabungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai surviving entity dan pemisahan tidak murni PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV. Pembentukan PalmCo hasil merger Desember 2023 juga merupakan implementasi dari Program Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian, khususnya di bidang ketahanan pangan dan energi.
Integrasi PTPN Group ini juga merupakan upaya memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan melalui hilirisasi sektor pangan, mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan melalui Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Harapannya, PalmCo menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia.
Selain peluang pasar dan besarnya potensi bisnis, salah satu tantangan yang kerap muncul dari merger sebuah perusahaan adalah terkait integrasi SDM. Terlebih di era keterbukaan yang kian berkembang pesat, dipicu kemajuan teknologi informasi dan digital. Di sisi lain, era digital juga menawarkan berbagai tantangan dan ancaman bagi manajemen operasi, seperti ketidakpastian pasar, kecepatan perubahan, dan tuntutan peningkatan kemampuan SDM. Sehingga Divisi HR juga memiliki tantangan besar dalam mengadaptasi teknologi dalam kaitan strategi manajemen SDM ini.
“Pasca merger PalmCO sebagai Sub Holding, menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 500 ribu hektare atau memiliki luas areal statement 527.545 Ha dan diproyeksi akan menjadi pemain utama industri sawit dunia. Per 1 April 2024, wilayah kerja ini bertambah seiring disepakatinya KSO dengan PTPN I, yang menjadikan luas areal statement bertambah sebesar 175.625 Ha, termasuk di dalamnya adalah Kebun Kelapa Sawit, PKS, PPIS, serta Instalasi Tangki Timbun,” ujar Direktur SDM & TI PTPN IV, Dr. Suhendri saat presentasi dan wawancara penjurian “TOP Human Capital Awards 2024” yang berlangsung secara daring pada (01/10/2024), melalui aplikasi zoom meeting.
Turut hadir mendampingi Direktur SDM dan IT Suhendri saat presentasi dan wawancara penjurian, di antaranya Dwi Jatmiko Prayitno – Kepala Divisi Pengembangan SDM & Budaya, Tuti Indriani – Kepala Divisi Operasional SDM, Donny Usman – Kasub Divisi Pengembangan Organisasi & Budaya, Ahmad Auzaa’i – Kasub Divisi Remunerasi, serta Daniel Asisten Bidang SDM.
Sedang Tim juri penilai terdiri Dr. Melani K. Harriman (Melani K Harriman & Associate), Kusuma Prabandari (CEO Dwika Consulting), Dwinda Ruslan (Yayasan Pengembangan Keuangan Mikro/Pakem), Benyamin De Haan (Senior Advisory MSI Group), Sentot Baskoro (Akademisi dan Ahli Hukum Korporasi) yang dimoderatori oleh Ahmad Churi (MSI Group).
Direktur SDM & TI PTPN IV Suhendri menambahkan, menyikapi dinamika pasca merger, perusahaan juga mengambil langkah cepat untuk sistem manajemen SDM dengan implementasi sistem aplikasi teknologi informasi. Perusahaan menyadari keunggulan kompetitif tidak hanya bergantung pada besarnya perusahaan, namun yang tak kalah juga aspek SDM. Termasuk pekerja lapangan (planter). Apalagi planters juga memiliki peran penting dalam menentukan kinerja, sehingga juga harus bisa gerak cepat untuk penanganannya.
“Untuk memudahkan kita terapkan strategi implementasi dengan memanfaatkan sistem aplikasi digital. Termasuk untuk planters, kita menggunakan strategi -performance driven organization with digital & data Analytics culture untuk memudahkan sistem penempatan mereka sesuai potensinya (Talented people). Kita implementasi aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP) untuk System Application and Product in Data Processing). Tuntutan perubahan budaya kerja, juga kecepatan pengambilan keputusan yang akan berpengaruh terhadap keberlangsungan Perusahaan. Dan sistem aplikasi TI menjadi solusi yang kita terapkan dalam pengelolaan manajemen SDM ini,” ujarnya.
Perusahaan juga menginisiasi beberapa program strategis bagi peningkatan dan pengelolaan SDM ini. Termasuk peningkatan SDM melalui training – pendidikan dan latihan dengan cost atau biaya yang lebih besar. “Tahun ini total training cost SDM dianggarkan Rp107,6 miliar, naik dari tahun lalu (2023) yang jumlahnya sebesar Rp79, 42 miliar,” ungkap Suhendri, menambahkan.
Perusahaan juga melakukan berbagai inisiatif (HC initiative) yang mendukung bisnis perusahaan secara berkelanjutan. Di antaranya Leadership Performance Monitoring by Digital, yakni program monitoring dan evaluasi kinerja karyawan operasional secara kontinyu melalui digitalisasi. Melakukan evaluasi dan mengembangkan metode perhitungan Job Grade. Mapping, Penyesuaian dan Standarisasi Kebijakan SDM, Standarisasi Integrated Talent Management System, Penguatan Kebijakan SDM, Blueprint dan Formation HC Business Partner (HCBP), dan beberapa program lainnya dengan konsep “People Centrics” yang fokus pada Employee Well Being.
Selain itu ada inisiatif “Corporate Business Cockpit”. Inisiatif ini merupakan join program beberapa divisi, yang tujuannya adalah menyediakan satu sumber data yang akan digunakan sebagai sumber informasi dalam mengambil kebijakan dalam proses bisnis perusahaan. Salah satu indikator yang digunakan adalah data – data SDM. “Output dari kegiatan ini berupa corporate dashboard, yang terdiri dari data – data yang dapat diakses pengambil kebijakan secara realtime untuk meningkatkan kecepatan pengambilan Keputusan,” ujarnya.
Gerak cepat untuk penanganan SDM/ Human Capital Management System (HCMS) ini, juga berdampak signifikan terhadap capaian bisnis dengan performance yang kian solid. Tercatat tahun 2024 perusahaan membukukan Net Profit sebesar Rp 2,19 triliun dan tahun ini telah mencapai Rp1,41 triliun Rp 3,64 triliun dan Rp 2,86 triliun.
Dengan berbagai inovasi dan terobosan dalam bidang pengelolaan HRD ini, PT PN IV tahun ini masuk nominasi penjurian, penilaian untuk penghargaan “TOP Human Capital Awards 2024”. TOP Human Capital Awards merupakan kegiatan corporate rating (penilaian) dan pembelajaran bidang Human Capital Management System (atau HCMS) sekaligus kegiatan pemberian penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang dinilai berhasil dalam mengimplementasikan HCMS dalam meningkatkan kinerja bisnis yang berkelanjutan.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh majalah Top Business bekerjasama dengan sejumlah asosiasi yang terkait Human Capital, akademisi, perusahaan konsultan bisnis dan GCG. Adapun tema TOP Human Capital Awards 2024 adalah“Aligning the Organization to Business Growth Strategy”. Artinya, kegiatan ini ingin terus mendorong pengembangan organisasi agar selaras dan dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan yang berkelanjutan.
Editor: Agus H