TopBusiness
  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • DAERAH
  • Marketing
  • Event
  • CSR
No Result
View All Result
  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • DAERAH
  • Marketing
  • Event
  • CSR
No Result
View All Result
TopBusiness
No Result
View All Result

Sentimen Pasar Obligasi Positif, Permintaan SBN Rupiah Diproyeksi Meningkat

Busthomi
17 October 2024 | 09:47
rubrik: Capital Market
Pasar Obligasi Menarik, Permintaan ke SBN Masih Tinggi

FOTO: Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, TopBusiness – Harga Surat Utang Negara (SUN) cenderung menguat pada sesi perdagangan kemarin. Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun sebesar 4 basis poin menjadi 6,37%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 2 basis poin menjadi 6,65%.

Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 2 ke level 6,68%. Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami minggu ini, yaitu di kisaran 6,56%-6,75%.

Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp17,3 triliun kemarin, lebih rendah dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp35,8 triliun.

FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing – masing sebesar Rp2,7 triliun dan Rp2,5 triliun. Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,4 triliun.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Oktober 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

BI menilai kebijakan tersebut konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 1,5%-3,5% pada 2024 dan 2025, serta mendukung pertumbuhan ekonomi.

BI juga memfokuskan kebijakan moneter jangka pendek pada stabilitas nilai tukar Rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat 0,50%, bergerak dari level Rp15.589/US$ di hari Selasa menjadi Rp15.510/US$.

Perkiraan Pasar dan Rekomendasi

Indikator global menunjukkan sentimen yang mixed. Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun turun sebesar 2bp menjadi 3,84%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 1bp menjadi 4,02%.

BACA JUGA:   IHSG Menguat 4,87 Poin

Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat tipis sebesar 1bp menjadi 69bp. Level CDS tersebut masih relatif rendah dibandingkan level historikalnya selama 3 tahun terakhir.

Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Amir Dalimunthe mengatakan bahwa dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah.

“Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0081, FR0086, FR0037, FR0056, FR0054, FR0080, FR0072, FR0098,” kata dia, dalam risetnya, Kamis (17/10.2024).

Tags: pasar obligasipermintaan SBNSBN rupiahsurat utangsurat utang negara
Previous Post

Di Pembukaan Perdagangan, IHSG Bertambah

Next Post

Kelola TOD, ADCP Kantongi Pendapatan Sebesar Rp280,2 Miliar di Kuartal III

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Email

TopBusiness - Inspire Great Business Performance | All Rights Reserved

  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • DAERAH
  • Marketing
  • Event
  • CSR