Jakarta, TopBusiness – PDAM Tirta Handayani milik Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu BUMD di Indonesia yang terpilih menjadi penerima penghargaan TOP BUMD Awards 2025. Untuk menilai kinerjanya, PDAM ini baru saja mengikuti proses penjurian.
Dalam sesi penjurian terungkap. PDAM Tirta Handayani ternyata mampu mencatatkan kinerja positif selama tahun 2023 dan 2024. Bahkan di tahun 2023 PDAM ini menorehkan performa mentereng dengan raihan laba yang melejit hingga 501%. Sementara di tahun 2024, meski diproyeksi masih positif, namun datanya belum tersedia.
Beberapa hal yang membuat performa PDAM Tirta Handayani itu sangat positif itu lantaran mereka sukses melakukan langkah efisiensi. Selain itu juga penggunaan digitalisasi juga telah menopang kiprah PDAM selama dua tahun terakhir.
Demikian seperti disebutkan oleh Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Gunungkidul, Toto Sugiharta saat mengikuti proses penjurian TOP BUMD Awards 2025 yang digelar Majalah TopBusiness secara daring, Kamis (2/1/2025).
Dalam penjurian kali ini, Toto didampingi oleh Direktur Umum Sulistyo Aribowo, Kabag Perencanaan M. Gusna, dan Sandy Buana bagian IT.
“Selama tahun 2023, PDAM Tirta Handayani berhasil meraih laba yang cukup besar mencapai Rp4,77 miliar. Ini berarti meroket 501% atau setara Rp5,96 miliar dibanding raihan tahun 2022 yang justru masih rugi sebesar Rp1,18 miliar,” ungkap Toto.
Kondisi itu diperkuat dengan raihan asset yang juga meningkat menjadi Rp115,67 miliar per akhir 2023 lalu. Meningkat cukup besar dibanding tahun 2022 lalu yang di angka Rp106,52 miliar. Dengan nilai Perumdam sendiri adalah di angka 3,46 di tahun 2023. Sementara tingkat kehilangan air atau non revenue water (NRW) di posisi 24,73% atau turun 1,11% dibandingkan NRW tahun 2022 lalu sebesar 25,84%.
“Sementara untuk Jumlah Langganan (SL) sebanyak 60.840 pelanggan, terdiri dari 58.052 pelanggan aktif dan 2.788 pelanggan non aktif. Dengan cakupan layanan untuk teknis di angka 22,82 (%) dan administrasi 21,80 (%),” terang Toto. Dia melanjutkan, untuk kinerja tahun 2024 sendiri masih positif, cuma datanya belum teraudit hingga per 31 Desember 2024 itu.
Positifnya kinerja Perusahaan ini, dijelaskan dia, tak lepas dari langkah optimalisasi keuangan PDAM dengan melakukan beberapa hal. Langkah efisiensi bisnis salah satunya. “Jadi istilahnya, ‘mendapatkan laba yang sebanyak-banyaknya, dengan biaya yang sekecil-kecilnya’, itu prinsip bisnis yang jelas-jelas kami lakukan. Makanya, yang kami lakukan itu, pertama, efisiensi biaya, baik itu biaya produksi, biaya SDM, dan biaya lain-lain, itu kami efisiensikan,” jelas dia.
Salah satu cara agar bisa melakukan efisiensi adalah dengan menggandeng pihak ketiga. Sehingga biaya produksi bisa setara dengan kerja yang dihasilkan. Karena selama ini, cerita dia, berdasar pemantauan kinerja masih ada system produksi yang tidak atau belum optimal dari apa yang dihasilkan dibanding biaya yang dikeluarkan. “Adanya efisiensi ini berharapa ada biaya yang sesuai tapi pendapatannya meningkat,” terang dia.
Kedua, dengan melaksanakn efisiensi di biaya umum. Di segmen ini, semua hal yang tak mendukung pelayanan tidak akan diutamakan terlebih dahulu. “Semua kita utamakan biaya dengan pelanggan dulu. Sehingga yang kita kelola adalah mendapat hasil dari cost yang sudah kita keluarkan,” tegasnya.
Dengan begitu, langkah meningkatkan pelayanan ini berbuah manis dengan meningkatnya Survei Kepuasan Masyarakat (SKM). Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah disajikan dalam Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Tahun 2023, disimpulkan bahwa Indeks Mutu Pelayanan di PDAM Tirta Handayani Kab. Gunungkidul adalah 78,21. “Ini berarti masuk kategori B atau BAIK,” katanya.
Sementara beberapa keberhasilan lainnya yang merupakan kontribusi dari jajaran pimpinan perusahaan atau CEO adalah, adanya pembangunan Intake Ngobaran Baru, dengan debit 100 liter per detik untuk meningkatkan cakupan pelayanan di Kapanewon Saptosari dan Panggang.
Juga dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) Seropan dengan debit 100 liter per detik untuk meningkatkan cakupan pelayanan di Kapanewon Semanu. Lalu ada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bekah, dengan debit 17 liter per detik untuk menambah cakupan pelayanan di Kapanewon Purwosari.
“Sementara dari sisi keuangan pencapaian dari sisi laba Perusahaan pada tahun 2023 lalu membuat kami juga setor dividen tinggi ke Pemerintah Daerah. Dengan laba sebesar Rp4.772.361.656,24, maka perusahaan mempunyai kewajiban untuk setor dividen ke Pemerintah Daerah sebesar Rp2.624.798.910,93. Termasuk juga setoran pajak perusahaan sepanjang 2023 lalu, PDAM menyetor pajak baik ke Pusat maupun Daerah dengan total sebesar Rp4.230.828.424,” tandas dia.
Tantangan
Kondisi kinerja yang positif tersebut ternyata terjadi di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi oleh PDAM Tirta Handayani ini. Diceritakan dia, selama ini meski banyak tantangan, namun PDAM tetap konsisten dalam memberikan pelayanan optimal selama 24 jam. Padahal, Kabupaten Gunungkidul merupakan wilayah terluas di Provinsi DIY.
“Jadi wilayah pelayanan kami itu setara dengan 46% dari luas provinsi DIY. Cuma masalahnya, luasnya jangkauan pelayanan dan penyebaran penduduk tidak terkonsentrasi dalam satu wilayah itu. Ini jelas sangat menantang bagi PDAM Tirta Handayani,” katanya.
Selain itu, kondisi tersebut tentu saja menciptakan biaya operasional yang tinggi. Karena adanya sistem distribusi bertingkat atau estafet untuk bisa sampai ke masyarakat, sehingga membutuhkan biaya besar. Ditambah lagi memang Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah karst dengan topografi yang berbukit-bukit.
“Tantangan lainnya adanya tarif PLN Golongan Bisnis & Industri dan adanya daya PLN yang tidak stabil di daerah Gunungkidul. Tentu saja jadi risiko di kami karena berakibat pada risiko motor pompa sering terbakar, karena overload. Tapi ketidakstabilan dari PLN ini kami hanya complain. Akan tetapi kami juga memiliki langkah mitigasinya. Mitigasi kami dengan adanya aplikasi power meter, sehingga pemakaian air kami bisa terukur,” ungkap dia.
Digitalisasi
Kembali dilanjutkannya, di era disrupsi teknologi ini, PDAM Tirta Handayani juga tak lupa melakukan digitalisasi. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi pembuatan Internet of Things (IoT) untuk pemantauan tekanan, Flow & Power Meter secara mandiri.
Aplikasi tersebut, kata Toto, sebagai langkah mitigasi karena aliran Listrik dari PLN yang kerap kali tak stabil. “Dengan alat itu, kalau pompa mati itu dengan IoT bisa terpantau. Kalau pasokan listrik dari PLN terputus bisa terpantau dari kami. Cuma memang, (aliran listrik) yang kedip-kedip itu agak susah, belum bisa kita Atasi. Ini pasti dan sering, yang ada akan terbakar (mesin), sangat merusak mesin,” keluh dia.
Nama lengkap alat itu adalah aplikasi SCADA system dan Internet of Things. PDAM Tirta Handayani mengembangkannya sejak 2021 lalu. Alat ini digunakan untuk pemantauan kualitas arus, frequensi dan tegangan listrik, pemantauan debit, dan pemantauan tekanan. Dengan bisa dilakukan pemantauan secara realtime dan pengendalian jarak jauh.
“Sehingga dengan alat ini, sangat bermanfaat bagi Perusahaan, berupa peningkatan efisiensi, kualitas dan kuantitas produksi meningkat, juga membantu mempercepat proses pengambilan keputusan terkait produksi dan distribusi,” katanya.
Jadi, kata dia, penerapan teknologi SCADA dan IoT adalah investasi strategis bagi PDAM untuk meningkatkan efisiensi operasional, menjaga kualitas layanan dan memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat.
Lalu ada juga aplikasi lainnya, seperto aplikasi mobile YuSiman (Sistem Informasi Pelanggan), YuDarso (Sistem Daftar Secara Online), Yubani (Bayar Air ning Internet), SIP-pdamgk (Sistem Informasi Pelanggan).
Aplikasi ini merupakan sistem informasi pelanggan, Ssstem pendaftaran online, dan pengaduan online dengan fitur unggulannya memberikan informasi stand meter, pemakaian & tagihan, info dan pengaduan.
“Ini sangat membantu perusahaan: yaitu peningkatan pelayanan pelanggan, transparansi dan memungkinkan Perusahaan mengumpulkan dan menganalisis data penggunaan air, pola konsumsi dan tren kualitas air. Data ini membantu dalam perencanaan strategis, seperti pengembangan jaringan distribusi atau prediksi kebutuhan air di masa depan,” ujar dia.