Jakarta, TopBusiness – Salah satu calon emiten yang segera mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Raharja Energi Cepu Tbk (IDX: RATU), pada hari ini akan menyelesaikan proses penawaran sahamnya melalui skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Dalam aksi korporasi ini, RATU melepas sebanyak 543.010.800 saham biasa atas nama atau sebanyak 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal sebesar Rp10,- (sepuluh Rupiah) setiap saham. Dengan harga yang ditawarkan adalah Rp 1,150 per saham.
“Adapun untuk proses book building sudah berlangsung dari tanggal 17 Desember 2024 hingga 23 Desember 2024. Dengan periode offering-nya di tanggal 2 Januari 2025 hingga 6 Januari 2025. Dengan target listing (tercatat di BEI) pada Rabu, 8 Januari 2025,” demikian sebut prospektus RATU, dikutip Senin (6/1/2025).
PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), sebelumnya dikenal sebagai PT Syabas Usaha Migas dan PT DSME ENR Cepu, didirikan pada tanggal 16 Oktober 2006. Saat ini, Perseroan fokus sebagai perusahaan holding dengan aktivitas utama pengelolaan investasi di sektor minyak dan gas bumi.
Perseroan memiliki investasi di dua blok produksi minyak dan gas bumi. Yang pertama adalah Blok Cepu, Jawa Tengah/Jawa Timur. Melalui perusahaan asosiasi, PT Petrogas Jatim Utama Cendana, memiliki participating interest sebesar 2,2423%. Dengan ExxonMobil sebagai operator tentunya memberikan keunggulan dalam manajemen operasi dan pengembangan blok tersebut.
Lalu, blok kedua yang menjadi aset strategis Perseroan adalah Blok Jabung, Jambi. Melalui Perusahaan Anak, PT Raharja Energi Tanjung Jabung, Perseroan berhasil mengakuisisi kepemilikan participating interest sebesar 8%. Blok ini dikelola oleh PetroChina, salah satu perusahaan minyak dan gas bumi terbesar di Asia, sebagai operator.
“Dengan sisa kontrak yang masih panjang, yaitu 19 tahun dan sisa cadangan yang cukup besar, Blok Jabung menyimpan potensi untuk pengembangan lapangan yang ada saat ini maupun dari lapangan-lapangan prospect & lead yang masih memerlukan eksplorasi tambahan untuk membuktikan adanya cadangan baru,” terangnya.
“Dengan komitmen yang kuat dan strategi investasi yang terarah, Perseroan berupaya memaksimalkan nilai investasi bagi para pemegang saham, sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan energi nasional,” katanya lagi.
Dari total saham yang ditawarkan itu, sejumlah 352.957.000 saham biasa adalah milik PT Rukun Raharja Tbk (IDX: RAJA) disebut sebagai “Pemegang Saham Penjual” atau “Saham Divestasi” atau setara 13% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham. Dan sejumlah 190.053.800 saham biasa atas nama yang merupakan Saham Baru dan dikeluarkan dari portepel Perseroan atau setara 7% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO.
Sehingga nantinya, dari proses IPO ini nilai yang akan dikantongi RATU adalah sebesar Rp624.462.420.000. Ini terdiri dari sebesar Rp218.561.870.000 dari Penawaran Umum Saham Baru dan sebesar Rp405.900.550.000 dari Penawaran Umum Saham Divestasi.
Dari dan tersebut nanti sebanyak Rp157.364.546.400,- akan dipinjamkan kepada Perusahaan Anak yaitu PT Raharja Energi Tanjung Jabung, yang selanjutnya akan digunakan untuk pemenuhan kewajiban pembayaran Cash Call dari PetroChina International Jabung Ltd. dalam rangka pengelolaan Blok Jabung dengan jumlah sekitar USD 10.000.000 atau setara dengan Rp159.420.000.000,- sehingga masih terdapat kekurangan dana sekitar Rp2.055.453.600, yang akan dilunasi dengan dana yang direncanakan bersumber dari kas internal Perseroan.
Kemudian sekitar Rp34.969.899.200,- akan dipinjamkan kepada Perusahaan Asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran Cash Call dari ExxonMobil Cepu Ltd.
Dalam rangka pengelolaan Blok Cepu dengan jumlah sekitar USD 2.200.000 atau setara dengan Rp35.072.400.000,- sehingga masih terdapat kekurangan dana sekitar Rp102.500.800,-, yang akan dilunasi dengan dana yang direncanakan bersumber dari kas internal Perseroan.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja seperti remunerasi karyawan serta pengurus dan pengawas (Direksi dan Dewan Komisaris) dan biaya operasional Perseroan.