Jakarta, TopBusiness – PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (IDX: OBAT) baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia melalui skema initial public offering (IPO). OBAT merupakan salah satu emiten di bidang kosmetik dan obat-obatan herbal. Saat dengan adanya industry komsetik yang positif disebut bakal mendongkrak kinerja Perseroan.
Berdasarkan Riset Populix, Pasar produk/barang konsumsi di Indonesia yang banyak diinginkan oleh msyarakat adalah produk Kecantikan, Perawatan & Kesehatan, seperti produk-produk Kosmetik dan Herbal dengan minat transaksi melalui Online.
Di samping itu, masyarakat juga masih banyak menginginkan produk Makanan/Minuman yang tetap ingin dinikmati secara Offline, seperti produk produk Pangan ditawakan oleh UKM yang menjual produknya di area mall dan kaki lima.
Terlihat dari pada Total Pendapatan Industri Kosmetik di tahun 2024 juga diperkirakan oleh Statista bisa mencapai USD1,31 miliar atau Rp31,77 triliun dibandingkan tahun 2021 yang masih sebesar USD 1,94 miliar atau Rp21,45 triliun.
Pada periode 2021 hingga 2024 diperkirakan akan mencatatkan kenaikan 48% dan Statista memperkirakan Industri Kosmetik bisa tumbuh rata-rata 5,5% per tahun dalam kurun waktu 2024 hingga 2028.
Pasar yang ekspansif juga terlihat dari jumlah IKM Kosmetik yang sudah mencapat 1.500 unit di Indonesia. Peran e-commerce yang semakin meningkat turut berkontribusi terhadap Produk Kosmetik yang ekspansif.
Produk Herbal di Indonesia saat ini juga dalam kondisi yang ekspansif. Data Promp Manufacturing Index pada Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional di triwulan-II 2024 berada pada level 52,71. Angka tersebut memperlihatkan bahwa produk Herbal yang terhitung di dalam Industri tersebut sedang dalam fase ekspansi. Produk Kosmetik di Indonesia dalam kondisi Ekspansif.
Selain itu, berdasarkan informasi Indonesia.go.id, pangsa pasar obat bahan alam dunia atau produk Herbal pada tahun 2023 mencapai USD 200,95 miliar dan diperkirakan akan terus meningkat. Oleh karenanya, pengembangan produk Herbal di Indonesia perlu terus ditingkatkan agar mampu bersaing di pasar global.
Produk Pangan, minuman fungsional dan botanikal. Berdasarkan riset dari Mordor Intellligence, sebuah market research company di India, pasar produk pangan berbasis tanaman di Indonesia menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan.
Pada tahun 2024, nilai pasar ini diperkirakan mencapai sekitar USD377,90 juta. Lima tahun kemudian, pada tahun 2029, nilai ini diproyeksikan meningkat menjadi sekitar USD621 juta.
Dengan potensi pasar yang masih terbuka dan terus berkembang serta didukung oleh kemampuan Perseroan dalam memproduksi produk-produk kosmetik, herbal, dan pangan berkualitas dan berstandar tinggi maka Perseroan diyakini terus akan mencatatkan kinerja dan pertumbuhan yang baik di masa depan.
“Dengan kondisi pasar yang positif ini jelas akan berdampak positif terhadap kinerja perseroan. Apalagi kami ini sebanyak 60 persen bahan baku kami adalah local, sehingga tak terpengaruh fluktuasi dollar (AS). Bahan baku kami itu ga dari ekspor. Seperti spirulina. Itu kita kembangkan. Apalagi kita juga menggunakan digital marketing, jadi tak terbebani biaya marketing. Kita cetak brand owner,” tutur Direktur Utama OBAT, Is Heriyanto dalam konferensi pers seusai pencatatan saham di BEI, di Jakarta, Senin (13/1/2025).
Menurutnya, dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham (IPO) akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja. Dengan harga saham perdana Rp 350 per lembar, OBAT berhasil menggalang dana publik sebesar Rp 59,5 miliar.
“Penggunaan modal kerja akan mencakup pembelian bahan baku, peningkatan kapasitas produksi, dan pengembangan pemasaran. Jadi semua dana IPO itu untuk modal kerja,” jelasnya.
Dengan dana IPO tersebut akan menjadi pendorong utama bagi ekspansi usaha dan pertumbuhan kinerja perseroan di masa yang akan mendatang.