Jakarta, TopBusiness – Badan Pangan Nasional (Bapanas) optimistis panen padi tahun ini akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Pemerintah terus mematangkan persiapan dan strategi penyerapan gabah dan beras karena produksinya diprediksi meningkat saat panen raya nanti.
“Ini karena proyeksi kuantitas produksi beras di tahun ini diyakini akan meningkat cukup intensif. Tentu yang perlu menjadi perhatian kita semua adalah agar bagaimana Bulog dapat mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani kita. HPP (Harga Pembelian Pemerintah) gabah dan beras, tolong kita perjuangkan bersama,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/1/2025).
Dia mengatakan bahwa determinasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menyambut momentum panen raya di 2025 ditunjukkan melalui komitmen serapan hasil panen oleh pemerintah melalui Perum Bulog.
Saat ada serapan di Perum Bulog, stok tersebut nantinya bisa dipakai untuk intervensi pasar dan program pemerintah bagi masyarakat.
Dia menyebutkan bahwa berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) dari Badan Pusat Statistik (BPS), proyeksi produksi beras dalam 3 bulan pertama di tahun 2025 dapat mencapai total sekitar 8,59 juta ton. Dengan rincian Januari 1,31 juta ton; Februari di 2,08 juta ton; serta Maret di 5,20 juta ton.
Apabila proyeksi ini tercapai, maka apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, produksi beras mengalami peningkatan hingga 50,97 persen. Hal itu karena Januari hingga Maret di 2024, produksi beras total berada di angka 5,69 juta ton.
“Saat produksi meningkat, kita perlu menjaga hulu dan hilir. Hilirnya, hari ini inflasi sangat stabil. Nilai tukar petani terus terjaga cukup baik. Bapak Menko Pangan tadi pesannya petani dan peternak kita jangan sampai merugi. Apalagi pada saat panen raya. Jadi ini mohon menjadi perhatian kita semua,” ucap Arief.
Terkait dengan perkembangan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP), sesuai data BPS, indeks NTPP saat momentum panen raya selalu berada melebihi 100 poin dalam 2 tahun terakhir.
Di puncak panen raya tahun 2023 di bulan Maret dan April, NTPP berada di 103,83 dan 104,06. Sementara pada puncak panen raya tahun 2024 yang ada di bulan April dan Mei, NTPP tercatat di 105,54 dan 104,63.
“NTPP yang stabil lebih dari 100 harus kita jaga terus, apalagi saat momentum panen raya berlangsung. Di panen raya tahun ini juga harus begitu. Mari kita perjuangkan secara gotong royong,” kata Arief.