Jakarta, TopBusiness – PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta baru saja membeberkan kinerja selama tahun 2024 lalu. Salah satu yang terungkap adalah, terjadi penurunan biaya subsidi per orang selama tahun 2024 itu.
Hal ini terjadi lantaran adanya peningkatan penumpang yang luar biasa di tahun lalu dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sehingga secara otomatis bisa memangkas nilai subsidi yang diterima per orangnya.
Demikian seperti disampaikan oleh Direktur Utama Transjakarta, Welfizon Yuza saat konferensi pers terkait pencapaian kinerja selama 2024 lalu di Gedung Transjakarta, Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Hadir mendampingi Welfizon jajaran direksi lengkap yakni, Direktur Operasional dan Keselamatan Daud Joseph, Direktur Sistem Teknologi Informasi dan Pelayanan Raditya Maulana Rusdi, Direktur Keuangan, SDM, dan Umum Mayangsari Dian Irwantari, dan Direktur Bisnis dan Pemanfaatan Aset Fadly Hasan.
Menurut Welfizon, dengan anggaran subsidi untuk Transjakarta yang mencapai Rp3,6 triliun hingga Rp 3,7 triliun pada 2024 itu, maka telah digunakan untuk melayani penumpang yang di tahun lalu mencapai 371 juta penumpang.
“Sehingga dengan begitu, misalkan kita bagi subsidi dengan jumlah pelanggan, maka pada 2024 ini, subsidinya itu mencapai angka yang cukup efisien, yaitu Rp 9.831 per pelanggan,” terang dia.
Tentu saja angka yang lebih rendah ini dibanggakan oleh jajaran manajemen Transjakarta. Pasalnya, angka subsidi tersebut lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Kata dia, di tahun 2023, subsidi per penumpang berada di angka Rp 11.400, sedangkan pada tahun 2022 lebih tinggi lagi mencapai Rp 16.800. “Jadi, dengan kondisi itu (penumpang meningkat), maka subsidi penumpang itu turun hampir setengahnya,” tandas Welfizon.

Lebih jauh dia menegaskan, untuk jumlah penumpang sendiri, kata dia, sepanjang tahun 2024 meningkat cukup pesat, yakni mencapai 371 juta penumpang.
Sementara, lanjut dia, di tahun 2023 jumlah penumpang Transjakarta berjumlah 285 juta. Dan setahun sebelumnya atau di tahun 2022, jumlah penumpang tercatat sebanyak 191 juta.
“Jadi dengan jumlah pelanggan yang kami layani selama 2024 itu telah mencapai 371 juta. Ini adalah capaian tertinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya,” jelas Welfizon, bangga.
Dengan total penumpang tersebut, kata dia, selama dua tahun terakhir, dari 2022 sampai 2024, maka pertumbuhan jumlah penumpang itu hampir dua kali lipat.
Di tempat yang sama, Transjakarta juga menargetkan di tahun ini akan ada 12 halte Transjakarta yang akan memiliki hak penamaan atau naming rights. Direktur Bisnis dan Pemanfaatan Aset Transjakarta, Fadly Hasan mengatakan, sepanjang tahun 2024 lalu sudah ada lima halte naming rights.
“Dan tahun ini, kami targetkan akan ada 12 (halte) naming rights dengan pihak ketiga. Ini bagian dari strategi partnership kita,” ujarnya.
Meski kontribusi naming rights ke pendapatan Perseroan baru 20%, namun ke depan akan terus banyak kolaborasi dalam hal naming rights ini. Selain itu juga, strategi ini bagian dari peningkatan dan perbaikan fasilitas publik.
“Intinya, kita mau semua untuk perbaiki fasilitas publik. Jadi pihak swasta turut bersama memperbaiki halte. Dan kompensasinya akan kita branding pihak swasta itu dengan naming rights,” katanya.
Welfizon menambahkan, menurutnya kerja jasa dalam hal naming rights ini jangan juga hanya dilihat sebagai sebuah transaksi bisnis dengan perusahaan lain.
“Akan tetapi semangatnya kolaborasi. Dimana kita mendorong dan mengajak entitas bisnis untuk terlibat bersama meningkatkan fasilitas dan pelayanan kota,” kata dia.
Dia memberi contoh halte Swadarma, di Jala Ciledug Raya, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Di sana, kerja samanya selain naming rights, pihak Swadarma juga banyak melakukan penambahan fasilitas publik seperti akses lebih ramah disabilitas, ada lift, dan lainnya.
“Intinya, ini bentuk kontribusi dari swasta. Semangatnya merangkul entitas bisnis dan membangun kota dengan pelayanan yang lebih baik. Ini solusi urai kemacetan dan pencemaran udara,” pungkas Welfizon.