Jakarta, TopBusiness – PT PLN Nusantara Power UP Tanjung Awar-Awar merupakan salah satu dari 5 (lima) PLTU Batubara yang termasuk dalam Program Percepatan Diversifikasi Energi (PPDE) Tahap 1 yang dikelola oleh PT PLN Nusantara Power (NP).
PLN NP Tanjung Awar-Awar ini berlokasi di Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur yang memiliki kapasitas produksi 2×350 MW di area seluas 86 hektare (Ha). Adapun penyaluran listriknya dalam system 150 VA. Dan karena PLTU, pembangkit ini menggunakan spesifikasi batubara medium rank coal.
Sebagai pembangkit PLTU, tentu saja dalam operasionalnya melahirkan dampak yang perlu ditangani. Dan sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan, PLN NP Tanjung Awar-Awar pun konsisten dalam menggelar program CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Dan untuk tahun ini, program TJSL yang diunggulkan adalah, Program Si Pandu dan Desi atau Sistem Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi.
Demikian seperti yang disebutkan oleh Senior Manager PLN UP Tanjung Awar-Awar, Yunan Kurniawan dalam penjurian TOP CSR Awards 2025 yang digelar Majalah TopBusiness, secara daring, Senin (17/2/2025).
Hadir dalam penjurian kali ini, mendampingi Yunan adalah, Manager Business Support Muhammad Afif, Asistant Manager SDM, Umum, dan CSR Bilal Joko Suratno, Officer Umum & CSR Lia Nur Hayati, dan Community Development Officer Gratha Ayunisa.
PLN NP Tanjung Awar-Awar sendiri Kembali terpilih menjadi kandidat penerima penghargaan TOP CSR Awards 2025. Untuk itu, baru saja mereka mengikut proses penjurian. Adapun, disebutkan Yunan, dengan mengandalkan program tersebut, tema yang diusung adalah “MAJU BERSAMA SI PANDU & DESI” atau kepanjangan dari Masyarakat Juara Berdayakan Sampah dan Limbah Melalui Sistem Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi.
Kata Yunan, program CSR ini memang selaras dengan visi-misi Perusahaan. Dengan visi, “Menjadi perusahaan pembangkitan yang terdepan dan terpercaya untuk energi berkelanjutan di Indonesia dan luar negeri.”
Dengan misi yang selaras dengan program CSR adalah, misi yang ketiga dari empat misi, yaitu, “Mengakselerasi portofolio bisnis EBT untuk mendukung tercapainya nol emisi karbon.”
“Sehingga dengan program CSR itu kami bisa mengatasi dampak-dampak yang ditimbulkan, baik itu dampak primer maupun dampak skunder. Salah satunya dengan program Si Pandu dan Desi itu. Dengan program ini, bisa mengurangi potensi pelepasan emisi hingga 41,6 ton Co2/eq dari kebiasaan membakar limbah pertanian jagung,” tutur dia.
Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan dari operasional Perusahaan itu adalah, untuk dampak primer, Global Warming Potential, Potensi Penipisan Ozon, Potensi Hujan Asam, dan Potensi Eutrofikasi.
Dengan dampak skundernya adalah: Photochemical oxidation, Potensi penurunan abiotik (fossil dan non- fossil), Potensi penurunan biotik (Terrestrial ecotoxicity, Freshwater ecotoxicity, Marine ecotoxicity), Karsinogenik, Toxicity, Water Footprint, Land use change.
“Dengan menganalisa dampak itu, maka strategi penyusunan program CSR-nya adalah, Rekomendasi Social Mapping dan Kajian Risiko Perusahaan. Dalam hal ini, Perusahaan mengidentifikasi permasalahan dan potensi di sekitar wilayah operasi, sehingga program tepat sasaran menjawab kebutuhan,” terang Yunan.
Si Pandu dan Desi
Lebih jauh ditegaskannya, program SI PANDU & DESI SI PANDU & DESI (Sistem Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi) ini sejauh ini sudah menghitung Social Return on Investment (SROI)-nya yakni di 2,96.
“Jadi setiap 1 rupiah yang diinvestasikan dalam program, menghasilkan 2,96 rupiah manfaat ke Masyarakat,” katanya.
Selanjutnya, dalam prakteknya, PLN NP Tanjung Awar-Awar melakukan kolaborasi program ini dengan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, Perikanan Kab. Tuban, dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Pemerintah Kecamatan Jenu, dan Pemdes Wadung & Kaliuntu. Sehingga manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh perusahaan dan masyarakat sekitar.
Jika ditilik dari Sustainability Compass, yaitu untuk mengukur dampak manfaat program SI PANDU & DESI, maka bisa dilihat dari sisi manfaat wellbeing (kesejahteraan), nature (alam), economy (ekonomi) dan society (Masyarakat).
Dari sisi Wellbeing, adanya peningkatan kohesivitas sosial melalui aksi bersama kelompok SATRIA PADU membangun gotong royong. Lalu ada kesepakatan baru antara petani dan masyarakat Semangke mengumpulkan uang kas Rp 10.000/bulan untuk perawatan PLTS.
Juga, kata dia, adanya jaringan kerja sama melalui terbangunnya proses bisnis baru dengan BUMDESMA Kecamatan Jenu. Serta 15 orang kelompok rentan dalam program terhindar dari marginalisasi melalui aktivitas inklusif.
Selanjutnya, dari sisi Nature, terjadi pengurangan potensi pelepasan emisi hingga 41,6 ton Co2/eq dari kebiasaan membakar limbah pertanian jagung. Juga pengurangan timbunan FABA hingga 12 ton dalam 1 tahun sebagai campuran pupuk. Adanya pemanfaatan 48 ton limbah peternakan sebagai pupuk organik FABA & pupuk Bokashi. Pemanfaatan 5 ton/bulan limbah pertanian jagung sebagai pakan ternak. Dan seluas 3,5 hektar lahan pertanian memiliki sumber pengairan ramah lingkungan.
Dari sisi Economy, jelas dia, terjadi penghematan BBM solar hingga 140 liter per hektar lahan tiap musim tanam. Adanya efisiensi biaya pakan ternak dengan pengolahan limbah jagung menjadi pakan silase. “Dalam hal ini ada efisiensi mencapai Rp 7.350.000 per ekor sapi selama musim kemarau,” katanya.
Selanjutnya, ada peningkatan pendapatan dari pengolahan produk sampingan berupa Pupuk Organik hingga Rp 3.250.000/produksi 200 pack Pupuk. Dan juga adanya penghematan Biaya Produksi Pertanian dari penggunaan pupuk hingga Rp 960.000 atau 25% per hektar lahan tiap musim tanam.
Kemudian dari Society, terciptanya 4 kelompok mitra terlembaga dalam Simluhtan (Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian). Lalu, sebanyak 34 orang petani menjadi penerima manfaat produksi inovasi Pupuk organik FABA.
Ada juga kebermanfaatan elektrifikasi pompa turut dirasakan oleh 33 KK Petani & Masyarakat di Dusun Semangke. Lalu sebanyak 122 Petani dan Peternak terlibat sebagai penerima manfaat program. Dan terbentuk 1 kelompok pengurus SATRIA PADU sebagai resource centre yang merupakan integrasi 6 kelompok dari 3 Desa.
“Dari situ lahirlah local hero program Si Pandu & Desi yang mendukung keberhasilan program yaitu Mas Zamil, Mas Marom, dan Mas Jupri,” pungkas dia dengan menambahkan, program ini juga selaras dengan Program Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, yaitu Asta Cita 2, 3, 4, 6, dan 8.