Jakarta, TopBusiness – RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi terus meningkatkan sistem manajemen sumber daya manusia melalui pengembangan budaya disiplin dari masing-masing profesi, semisal dokter, dan tenaga kesehatan.
Ketika memberikan pemaparan materi presentasi berjudul ‘Penguatan Tata Kelola Dalam Membangun Kinerja Bisnis RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi, dr. Endah Woro Utami sebagai Direktur, menilai bahwa pihaknya memiliki sistem manajemen SDM yang selaras dengan strategi bisnis berkat budaya disiplin, dengan didukung teknologi digital.
“Kami punya sistem manajemen SDM dengan strategi bisnis. Kita meningkatkan kedisiplinan dengan absensi secara elektronik,” kata dr. Endah kepada Dewan Juri TOP BUMD Awards 2025 yang berlangsung secara virtual dalam jaringan aplikasi zoom meeting, di Jakarta, hari ini.
Jumlah SDM di RSUD terdiri dari 32 dokter umum dan gigi, lalu 34 dokter spesialis, 5 dokter spesialis konsultan, dan 329 tenaga kesehatan.
Selain dr. Endah, tampak hadir di layar monitor para dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Seperti, dr. Deny Christianto, MMRS selaku Wadir Pelayanan, dr. Tri Wahyuning Rahmawati, MMRS (Plt. Wadir Umum dan Keuangan), dr. Arief Dwi Sudarmoko (Kabid Pelayanan Medis), drg. Ragawanti Dewi (Kabid Pelayanan Penunjang), Ns. Nah Purwati, S,Kep, MM (Kabid Keperawatan), dan Ferry Bagus Budi P., SE, Ak (Kabag Tata Usaha).
Menurut dr. Endah, RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi merupakan BLUD di bidang kesehatan dengan indikator kinerja kepuasan masyarakat. Sehingga kedisiplinan merupakan pondasi awal dalam menjalankan pelayanan kepada masyarakat.
Kedisiplinan juga menjadi penyumbang terbesar pemberian reward dan punishment. Selain itu kebiasaan yang dibangun di RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi adalah apel pagi, dimana seluruh informasi yang penting akan disampaikan oleh pemimpin apel.
RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi mempunyai reward berupa kenaikan jabatan dan kesempatan mengikuti diklat atau pengembangan kompetensi, jika karyawan berkinerja baik. Sebaliknya apabila kurang baik, maka punishment diberlakukan seperti peringatan, pembinaan dan mutasi.
Kemudian, dr. Endah mengatakan tentang upaya peningkatan kompetensi SDM, direksi, komisaris atau pengawas. “Semuanya mendapatkan pelatihan dengan target,” ujarnya.
Setiap tahun RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi berusaha memenuhi standar diklat sebesar 20 jam per tahun per orang.
Dikatakan dr. Endah, pelatihan terus dilaksanakan walaupun pada tahun 2024, terjadi penurunan dari 71,03 persen menjadi 62,32 persen, dimana penurunan tersebut merupakan dampak arahan Kementerian Kesehatan untuk fokus pada pelayanan KJSU (Kanker, Jantung, Stroke dan Urologi). Pelatihan terkait KJSU cukup memakan biaya sehingga menurunkan jumlah capaian pelatihan di tahun 2024.
Para insan RSUD ternyata merasa tak keberatan dengan budaya disiplin. Itu terlihat dari penilaian kepuasan karyawan. Dalam hal ini, tercermin dari indeks per unsur budaya kerja di RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi di tahun 2024, yaitu pada indikator kepuasan kerja sebesar 3,38. Selanjutnya, kedisiplinan dan etika kerja mencapai angka 3,52.