Jakarta, TopBusiness – PT Pertamina Patra Niaga AFT Hang Nadim (Pertamina AFT Hang Nadim) kembali terpilih menjadi nominator TOP CSR Awards 2025. Pertamina AFT Hang Nadim memiliki aktivitas usaha melakukan pelayanan pengisian BBM khususnya jenis Avtur kepada pesawat yang memerlukan BBM di Bandar Udara Hang Nadim Batam dengan menggunakan system Hydrant Dispenser, kegiatan ini meliputi penerimaan, penimbunan dan penyaluran
Sebagai perusahaan yang meraih TOP CSR Award 2024, Pertamina AFT Hang Nadim mengikuti sesi presentasi Penjurian TOP CSR Awards 2025, (6/5/2025). Hadir dalam Penjurian, SPV HSSE Sandy Pradana, CDO Resti Lestari dan CDO Bagus Tri Prakoso.
Dalam Penjurian, Sandy Pradana menyatakan jika perusahaan melaksanakan CSR sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan terhadap dampak yang diakibatkan oleh kebijakan dan kegiatannya kepada masyarakat dan lingkungan. Pelaksanaan CSR yang dilakukan melalui perilaku yang transparan dan beretika.
Pertamina AFT Hang Nadim juga menyelaraskan program CSR yang dilaksanakan dengan Strategi Bisnis Berkelanjutan. Dalam penyelarasan yang dilakukan, perusahaan dicatat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan melestarikan lingkungan sekitar. Perusahaan juga menciptakan lingkungan operasi yang stabil dan berkelanjutan, hal ini dilakukan untuk mendukung operasional jangka panjang dan keberterimaan sosial (social license to operate).
Selain itu, semua program CSR yang dilaksanakan dicatat mengacu pada ISO 26000. “Secara prinsip, CRS yang dilaksanakan Pertamina AFT Hang Nadim selalu mengacu pada ISO 26000 yaitu: Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, Mempertimbangkan ekspektasi semua stakeholder, taat hukum dan konsisten dengan norma internasional, dan Terintegrasi ke dalam kegiatan bisnis,” kata Sandy.
Beberapa program CSR yang mengacu ISO 26000 di antaranya adalah sebagai berikut. Pertama. Program CSR Gempak. Kedua. Program CSR Kimara. Ketiga. Program CSR SarangEo.
Program CSR Gempak atau ‘Gerakan Ekonomi Masyarakat Pesisir dengan Agrokultur dan Perikanan’ dihadirkan dengan tiga tujuan. Terbentuknya sebuah kelompok yang berlatar belakang pencaharian sebagai nelayan, Meningkatkan kemampuan dan keahlian kelompok nelayan, serta Menjadi wadah ekonomi baru bagi nelayan yang mampu meningkatkan jumlah pendapatan.
Program CSR Kimara atau ‘Kampung Inovasi Plastik Permata Bandara’ dihadirkan dengan banyak tujuan. Di mana diantaranya adalah mampu mengurangi polusi lingkungan dengan pemanfaatan sampah plastik, meningkatkan kemampuan dan keahliaan kelompok, dan meningkatkan ekonomi kelompok.
Sementara itu program CSR SarangEo ‘Sarang Eco Inovation’ merupakan program konservasi terumbu karang di Pulau Sarang. Program ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan jumlah populasi terumbu karang dan peningkatan pendapatan pada masyarakat di kepulauan.
Menurut Sandy, dari ketiga program CSR tersebut, Gempak yang merupakan program CSR bidang lingkungan, dipilih menjadi program CSR Unggulan perusahaan. Program yang merupakan salah satu upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim khususnya perubahan perairan laut di Kota Batam yang semakin buruk akibat reklamasi wilayah pesisir ini, dilakukan melalui kegiatan perikanan dan pertanian.
Program ini menjadi program CSR Unggulan perusahaan, karena ia merupakan contoh nyata dari CSR dan ESG yang saling menguatkan dan benar-benar diintegrasikan ke dalam strategi bisnis berkelanjutan perusahaan.
Program CSR Gempak menerapkan teknologi ramah lingkungan untuk proses desalinasi, yaitu mengubah air laut menjadi air payau yang kemudian dimanfaatkan untuk kegiatan produktif masyarakat, khususnya di bidang perikanan air tawar dan pertanian. Keunggulan inovasi ini terletak pada pemanfaatan air hasil desalinasi dalam sistem aquaponik. Yaitu, suatu metode pertanian terpadu yang menggabungkan budidaya ikan dan tanaman dalam satu ekosistem tertutup yang efisien dan berkelanjutan.
“Program CSR Gempak dipilih menjadi program unggulan karena ia bukan hanya memberikan dampak sosial dan lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi jangka panjang dan meningkatkan daya saing perusahaan di mata investor, konsumen, dan mitra strategis,” pungkas Sandy.
FOTO: Busthomi