Jakarta, BusinessNews Indonesia—Tingkat penetrasi ponsel pintar di Asia Pasifik adalah yang tertinggi di dunia. Kebijakan yang konsisten dari pemerintah lokal untuk memajukan dan melahirkan masyarakat nirkas (cashless society), telah memberikan manfaat kepada pasar pembayaran bergerak (mobile payments) di wilayah ini.
Demikian dijelaskan oleh Mei Lee Quah, Digital Transformation Practice, Frost and Sullivan, dalam siaran pers yang diterima pagi ini oleh Majalah BusinessNews Indonesia.
Negara maju seperti Singapura, Korea Selatan dan Australia memimpin proses transformasi ini. Tekanan peraturan serta pertumbuhan infrastruktur yang cepat dari negara tersebut turut memberikan dampak positif kepada negara berkembang seperti Malaysia, Indonesia dan China. “Dengan itu, negara-negara tersebut berpeluang untuk meningkat ke jajaran yang sama seperti negara berpenghalisan tinggi,” kata dia.
Dijelaskan, metode nirkas dianggap sebagai katalis untuk pasar pembayaran bergerak; baik di pasar di mana penggunaan kartu mulai bertransisi secara bertahap kepada penggunaan pembayaran bergerak atau di pasar yang sedang naik daun, di mana konsumen menggantikan uang tunai dengan pembayaran bergerak.
“Dua hal ini didorong dari pertumbuhan penetrasi penggunaan ponsel pintar di wilayah ini,” dia menjelaskan.
Secara ideal, masyarakat nirkas berpusat pada ekosistem yang hanya menggunakan metode e-payment seperti e-money dan kartu debit/kredit. Namun untuk dapat mencapai ke sana, pembayaran bergerak harus dapat menjadi faktor pendorong utama.
“Hal ini berarti pembayaran bergerak harus berada di semua tempat, berbasis aplikasi berbiaya rendah dan solusi online di wilayah di mana ponsel pintar adalah hal yang jamak ditemui.”