Jakarta, TopBusiness – PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (Perseroda) atau JIEP terus memperkuat fondasi tata kelola perusahaan melalui penerapan Governance, Risk, and Compliance (GRC). Hal ini diungkap Corporate Secretary and TJSL PT JIEP, Medik Endra Wayud. Menurutnya, perubahan komposisi saham memperkuat arah tata kelola perusahaan.
“Visi PT JIEP Perseroda adalah menjadi pengembang kawasan modern terintegrasi, bertaraf internasional, dan berwawasan lingkungan. Dari visi tersebut kami sudah mendefinisikan delapan misi yang selaras dengan RJP dan RKA hingga 2025,” ungkapnya dalam wawancara penjurian TOP GRC Awards 2025 secara daring, Senin (25/8/2025).
Dalam kesempatan yang sama, FP Management System and Compliance, Luthfi Jovan Wandy menjelaskan bahwa dalam tata kelola, PT JIEP membangun kerangka GRC yang terintegrasi karena GRC dipandang sebagai pondasi penting perusahaan.
“PT JIEP Perseroda telah mengidentifikasi mandatory maupun voluntary obligation yang menjadi kewajiban kepatuhan. Top manajemen telah menyediakan beberapa jabatan untuk menduduki posisi GRC ini,” tegasnya.
Struktur GRC melibatkan berbagai organ perusahaan, mulai dari komite audit yang juga berfungsi sebagai komite pemantau risiko, komite nominasi dan remunerasi, hingga fungsi kepatuhan berbasis tim ad-hoc. PT JIEP juga konsisten melakukan asesmen GCG. Pada 2024, skor GCG meningkat menjadi 86,137 setelah sebelumnya 85,771. Peningkatan ini diperoleh dari asesmen penuh oleh BPKP perwakilan DKI Jakarta.
“Kami mengacu pada ISO 37301 terkait sistem manajemen kepatuhan. Keberhasilan implementasi kepatuhan tercermin dari terlaksananya kewajiban kepatuhan perusahaan, pengelolaan risiko yang efektif, meningkatnya reputasi dan kepercayaan stakeholder, serta terciptanya budaya kepatuhan di seluruh level jabatan,” jelas Jovan.
Inovasi dan Transformasi GRC
Penerapan GRC di PT JIEP tidak berhenti pada tataran regulasi, melainkan juga mendorong inovasi digital dan penguatan budaya perusahaan. Anne Diana selaku FP Risk Management, menegaskan bahwa perusahaan mengacu pada regulasi BUMN terbaru, khususnya Permen BUMN Nomor 2/2023 tentang tata kelola, serta menerapkan ISO 31000 dalam manajemen risiko.
“Kami sudah menetapkan empat risiko utama pada 2025, seluruhnya berkategori operasional. Risk maturity index pada 2024 meningkat menjadi 2,73 dari 2,2 pada tahun sebelumnya, sehingga PT JIEP kini berada pada fase berkembang,” papar Ana.
PT JIEP juga mengembangkan aplikasi JARC untuk mengelola risiko secara digital. Aplikasi ini memungkinkan seluruh risk owner menginput, memantau, hingga melaporkan risiko secara real-time, yang kemudian terkoneksi dengan sistem IGRC Holding Danareksa.
“Selain risiko proses bisnis, di sini juga aplikasi yang bisa menginput assessment. Kemudian setiap bulannya kami juga harus melaporkan hasil monitoring ini ke dalam aplikasi IGRC dari Holding Danareksa,” bebernya.
Kemudian yang tak kalah pentingnya yakni, penerapan model three lines of defense memastikan bahwa pengelolaan risiko dijalankan berlapis oleh lini bisnis, unit pemantau, hingga audit internal.
Di sisi lain, Whistleblowing System (WBS) menjadi salah satu inovasi unggulan PT JIEP dalam tata kelola. Sistem ini telah diterapkan sejak 2018 dan secara konsisten direviu. “Pedoman WBS kami telah mengalami empat kali pembaruan. Pelaksanaannya menyediakan tiga kanal media, yaitu website, email, dan telepon,” ungkap Jovan.
WBS PT JIEP terbukti efektif meski dikelola secara in house tanpa konsultan eksternal. Perusahaan bahkan menjadi percontohan di Holding Danareksa. “Awalnya laporan yang masuk sangat minim, namun seiring berjalannya waktu, tingkat kepercayaan meningkat dan laporan mulai berdatangan. Ada laporan yang terbukti, ada pula yang tidak,” tambahnya.
Tantangan besar muncul pada 2025 saat sistem WBS PT JIEP menghadapi percobaan peretasan. Namun, perusahaan berhasil mengantisipasi tanpa dampak serius. “Kami melakukan improvement sebagai tindak lanjut. Kini portal website WBS sudah lebih aman, lebih secure, dan ditingkatkan keamanan informasinya,” jelas Jovan.
Dengan tata kelola yang solid, manajemen risiko yang sistematis, serta inovasi digital seperti JARC dan WBS, PT JIEP optimistis melangkah menjadi pengembang kawasan industri modern yang tidak hanya kompetitif di tingkat internasional, tetapi juga adaptif menghadapi perubahan dan tantangan masa depan.
