Jakarta, TopBusiness – Menggeluti bidang usaha hospitality atau industri jasa keramahtamahan: restoran, kafe, dan produk food and beverage (F&B), PT Baked Bali Collective menempatkan sumber daya manusia (SDM) menjadi mitra strategis sebagai ujung tombak keberlangsungan bisnis. Strategi HCMS (Human Capital Management System) difokuskan untuk mewujudkan service excellence (pelayanan prima) bagi pelanggan untuk bisnis yang berkelanjutan.
Industri jasa hospitality termasuk segmen bisnis yang sangat dinamis. Karena itu, diperlukan sistem manajemen yang baik yang mampu mengorkestrasi semua aspek yang ada di dalamnya, termasuk man power atau sumber daya manusia. Mulai dari tenaga di front office, operasional, marketing, dan lainnya.
Terutama untuk memastikan bahwa semua lini operasional berjalan baik dan dapat meningkatkan daya saing melalui kualitas produk dan layanan yang unggul (service excellent). “Perusahaan kami memiliki visi: Menjadi brand F&B premium asal Indonesia yang diakui secara global, dikenal karena craftmanship, pengalaman customer yang otentik, dan komitmen pada sustainability. Salah satu misinya Deliver experiences: yakni menghadirkan pengalaman yang hangat, konsisten, penuh detail. Guna mewujudkan hal ini, dan juga sebagai perusahaan bidang jasa hospitality, PT Baked Bali Collective menempatkan Human Resources (HR) as Business Partner (mitra bisnis) strategis,” ungkap Talent and Culture Head- PT Baked Bali Collective, Khairil Baskoro saat presentasi dan wawancara penjurian “TOP Human Capital Awards 2025” yang diselenggarakan Majlah TopBusiness secara daring melalui aplikasi zoom meeting, Senin (29/09/2025).
Dalam kaitan ini, perusahaan terus berupaya menyelaraskan desain organisasi & manpower planning yang selaras dengan dinamika dan tuntutan pengembangan bisnis. Perusahaan juga menerapkan strategi The Agile Way dalam hal Human Capital Management System (HCMS). Termasuk menempatka SDM atau Human Resources as a Business Partner. Menyelaraskan desain organisasi & manpower planning dengan strategi ekspansi, baik lokal maupun keinginan lebih besar untuk go global.
“Secara umum strategi HCMS dilakukan dengan menyematkan scalability, adaptable untuk nasional maupun global. Perusahaan mengembangan sistem Learning Management System (LMS), onboarding & skills, Audit Compliance & HR readiness, leadership global + cross-cultural skills,” ujarnya di hadapan juri penilai.
Sedangkan juri terdiri Prof. DR Wahyudin Zarkasi Guru Besar FE Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung, Kusuma Prabandari Ceo Dwika Consulting, serta Eri Sumiarso (Senior Business Consluting Sinergi Daya Prima/SDP) yang dimoderatori Ahmad Chury dari Solusi Kinerja Bisnis (SKB/MSI Group).
Dalam presentasinya, Khairil Baskoro membawakan materi berjudul “From Zero to Scalable: How Human Capital Fuels BAKED.’s Growth Journey”. Ia memaparkan bagaimana membangun sistem dari nol HCMS, dari sebelumnya bersifat konvensional ke sistem modern dengan dukungan aplikasi teknologi informasi. Ditegaskan bahwa pada prinsipnya perusahaan memandang bahwa SDM menjadi modal besar dalam mendorong pertumbuhan BAKED secara berkelanjutan.
Dalam kaitan ini, sesuai dengan misi perusahaan, BAKED juga terus berupaya menciptakan budaya kerja sehat dan inklusif yang menumbuhkan serta mengembangkan talent. Melakukan innovate sustainably: menggabungkan tradisi dan inovasi untuk menciptakan produk serta layanan. Perusahaan juga berupaya memberikan insight berbasis data (workload analysis, engagement survey) untuk strategi bisnis. Mengintegrasikan DNA budaya BAKED ke dalam praktik SDM.
“Kami memberikan insight dengan menerapkan strategi agile bagi pengembangan SDM berbasis data (workload analysis, engagement) untuk mendukung strategi bisnis yang berkelanjutan. Apalagi kami juga brrtekad Grow globally, melakukan ekspansi internasional dengan tetap menjaga identitas lokal dan komitmen pada keberlanjutan,” ungkapnya.
Dijelaskan, PT Baked Bali Collective didirikan Gustav Groenendijk, merupakan hospitality company dengan produk yang dihasilkan yakni premium artisan bakery artisan, pastry, specialty coffee, café yang saat ini beroperasi di Bali (5 outlet) dan Jakarta (1 outlet). Perusahaan juga mengembangkan retail goods, merchandise, serta aktivasi brand berbasis lifestyle. Jumlah atau karyawan: number of management 52 dan total of Employee Trained (306 orang).
“Sebagai perusahaan di bidang jasa hospitality, PT Baked Bali Collective menempatkan Human Resources (HR) as Business Partner (mitra bisnis) strategis untuk kelangsungan bisnis. Kami juga memberikan pelatihan secara berkala terhadap SDM, baik secara langsung, maupun melalui aplikasi pelatihan virtual learning (LMS) dengan alokasi biasa yang juga terus kami tingkatkan. Tahun 2024 misalnya, total Training Cost Rp. 24,000,000 dan tahun 2025 ada kenaikan signifikan menjadi Rp. 52,500,000,” ujarnya.
Pengembangan dan peningkatan sistem HR di BAKED ini juga berdampak pada kinerja bisnis. Terlihat dari total revenue maupun keuntungan atau profit yang juga makin solid dan meningkat. Tahun 2024 misalnya total revenue sebesar Rp 55 miliar dan net profit Rp10 miliar, dan tahun ini optimistis bisa meningkat lebih besar.