Jakarta, BusinessNews Indonesia – Bank Indonesia (BI) akan mengambil langkah-langkah yang tegas untuk memastikan terciptanya stabilitas perekonomian di tengah meningkatnya tantangan global saat ini.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini.
Terkait hal tersebut dan melihat masih besarnya potensi tantangan dari kondisi global yang dapat berpotensi menganggu kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah panjang, BI akan secara tegas dan konsisten mengarahkan dan memprioritaskan kebijakan moneter pada terciptanya stabilitas.
“Dengan mempertimbangkan hal tersebut, BI memiliki ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan (7-days Reverse Repo Rate),” kata Agus dalam siaran pers yang dikutip dari situs resmi BI, Jumat (11/5). Respons kebijakan tersebut lanjutnya, akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas.
Tantangan global terutama siklus peningkatan suku bunga di Amerika Serikat (AS), meningkatnya harga minyak dunia, serta menguatnya risiko geopolitik sebagai akibat meningkatnya tensi sengketa dagang AS-Tiongkok dan pembatalan kesepakatan nuklir AS-Iran, telah mengakibatkan menguatnya dollar AS terhadap seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah.
BI mencatat, per 9 Mei 2018, selama Mei 2018 (month to date) rupiah melemah 1,2%, Thai bath 1,76%, dan Turkish lira 5,27%. Sementara itu, sepanjang tahun 2018 (year to date) rupiah melemah 3,67%, Philipina peso 4,04%, India rupee 5,6%, Brazil real 7,9%, Russian rubel 8,84%, dan Turkish lira 11,42%.
Selain itu, BI juga akan konsisten mendorong berjalannya mekanisme pasar secara efektif dan efisien sehingga ketersediaan likuiditas baik di pasar valuta asing dan pasar uang tetap terjaga dengan baik.
Operasi moneter di pasar valuta asing tetap akan dilakukan untuk meminimalkan volatilitas nilai tukar agar keyakinan pelaku ekonomi dapat dipastikan tetap terjaga. Operasi moneter di pasar uang akan terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan likuiditas rupiah yang memadai dan terjaganya stabilitas suku bunga di pasar uang, dalam koridor yang sejalan dengan stance kebijakan moneter Bank Indonesia.