TopBusiness
  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • DAERAH
  • Marketing
  • Event
  • CSR
No Result
View All Result
  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • DAERAH
  • Marketing
  • Event
  • CSR
No Result
View All Result
TopBusiness
No Result
View All Result

Ini Kata Ekonom UAJ tentang Konglomerasi BUMN

Achmad Adhito
27 August 2019 | 11:05
rubrik: BUMD, Ekonomi
Proyek Gendalo-Gehem Jajaki Cara Pangkas Biaya

Ilustrasi: Istimewa

Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, TopBusiness—Pengamat ekonomi dari Unika Atma Jaya (UAJ), Dr. A Prasetyantoko, mengatakan di Jakarta bahwa saat ini BUMN terus mengembangkan korporasinya seperti mengakuisisi beberapa pembangunan sehingga muncul fenomena atau fakta yang menyebutkan bahwa BUMN menjadi konglomerat atau konglomerasi BUMN.

“Ini merupakan suatu yang positif karena pendapatan meningkat tetapi menimbulkan dampak negatif lain yaitu kecemburuan dari aktor ekonomi lain dan utang negara,” kata dia dalam keterangan pers yang diterima semalam oleh Majalah TopBusiness.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dengan adanya konglomerasi BUMN maka akan ada kecemburuan dari industri lain. Di sisi lain dengan gencarnya pembangunan, modal BUMN sendiri itu tidak cukup maka mereka harus berutang dan itu merupakan suatu kerawanan sendiri bagi BUMN.

Prasetyantoko juga menilai, posisi BUMN tidak terlalu mudah karena harus mengatur ekspektasi dari publik dan ekspektasi dari industri lain. Sehingga diperlukan tata kelola manajemen BUMN yang baik.

Dengan fakta lain, selain memerbaiki manajemen, BUMN juga harus memperbaiki komunikasi ketika menghadapi krisis.

BUMN perlu memerbaiki tata kelola manajemennya, baik dari segi manajemen internal ataupun komunikasi publiknya agar dapat lebih baik menghadapi krisis. Manajemen krisis yang baik akan meningkatkan valuasi perusahaan serta kepercayaan pemerintah dan publik.

“Karena pemerintahan yang baik serta kualitas yang baik, kalau tidak ada komunikasi publik yang baik tidak akan punya dampak,” tegas Prasetyantoko.

(Adhito)

BACA JUGA:   Kemenperin Peroleh Pagu Anggaran Rp3,18 Triliun
Tags: konglomerasi bumn
Previous Post

Rupiah Diprediksi Stabil di Kisaran Ini hingga Akhir Tahun

Next Post

WSBP Siap Dukung Infrastruktur di Ibu Kota Baru

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Email

TopBusiness - Inspire Great Business Performance | All Rights Reserved

  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • DAERAH
  • Marketing
  • Event
  • CSR