Jakarta, TopBusiness – Upaya PT Petrokimia Gresik menjadi produsen pupuk dan produk kimia, sebanding dengan usahanya meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan. Ini dilakukan guna eksistensi perusahaan tetap terjaga dengan tidak adanya complain dari masyarakat sekitar. Untuk itu, Petrokimia Gresik berkomitmen mengimplementasikan CSR berbasis ISO 26000 dengan pendekatan Triple Bottom Line. Hal tersebut dijadikan dasar dalam peningkatan kualitas CSR perusahaan.
“Dalam proses perencanaan program CSR, perusahaan melakukan social mapping dimana terdapat identifikasi stakeholder, sehingga pada tahap perencanaan, kepentingan dan harapan stakeholders dapat teridentifikasi. Kebijakan CSR kami berbasis ISO 26000 dengan pendekatan Triple Bottom Line,” ujar GM Umum Petrokimia Gresik, Agung Setiya Budhi saat sesi penjurian TOP CSR Awards 2020, Kamis (20/2/2020) di Gedung Mercantile Athletic Club, Jakarta.
Dengan dasar itu, program CSR Petrokimia Gresik dinilai tepat sasaran dan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Seperti program Kampung Pisang. Program Kampung Pisang merupakan program pemberdayaan masyarakat dengan mengoptimalisasi potensi Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo sebagai salah satu tempat budidaya pisang. Program ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat melalui aktivitas ekonomi dengan membentuk 3 kelompok UMKM yang dibekali keterampilan mengolah tanaman dan buah pisang secara keseluruhan yang memiliki nilai jual.
Selain itu, adapula program Kampung Sehat. Program ini maksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat sehari-hari melalui penyuluhan kesehatan dan pembuatan mural terkait informasi kesehatan. Ada banyak kegiatan seperti cek kesehatan, pemberian makanan tambahan untuk balita, senam dan pembuata infrastruktur tempat cuci tangan di tempat umum.
Ada pula program Mangrove Kali Lamong. Program pemberdayaan masyarakat bantaran sungai kali lamong melalui kegiatan konservasi mangrove untuk dijadikan tempat ekowisata mangrove. Hal ini bermanfaat menciptakan lapangan kerja melalui pengelolaan objek ekowisata yang dikunjungi.
Penulis: Mi’roji
Fotografer: Rendy MR/TopBusiness