Jakarta, TopBusiness – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) digelar pada hari ini, Jumat (5/6). Bertempat di Auditorium Gedung Manajemen Garuda Indonesia.
Dalam RUPST kali ini dihadiri atau diwakili oleh pemegang saham sebanyak 23.353.695.782 lembar atau setara 90,2 % persen dari keseluruhan pemegang saham Garuda. Sehingga tetap kuorum.
RUPST juga digelar dalam format sesuai aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta dalam rangka mengedepankan aspek kehati -hatian pada masa pandemic. Sehingga, RUPST 2020 diselenggarakan secara langsung dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat serta mengoptimalkan system e-proxy yang disediakan oleh Kustodian Sentral Efek.
Dengan begitu, pemegang saham yang tidak hadir secara langsung pada acara RUPST hari ini tetap dapat menggunakan hak suaranya melalui system tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam POJK 15 tahun 2020.
Dari empat agenda yang disepakati tersebut, tak ada ada mata acara untuk pembagian dividien. Padahal laba bersih Garuda di tahun lalu mencapai US$ 6,98 juta. Adapun mata acara RUPST yang disepakati adalah antara lain, pertama, laporan tahunan perseroan tahun buku 2019, termasuk di dalamnya LK Konsolidasian perseroan dan LK Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) perseroan serta laporan tugas Pengawasan Dewan Komisaris yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.
Kedua, penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2019. Ketiga, penetapan tantiem untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris perseroan tahun buku 2019 dan remunerasi untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris tahun buku 2020, dan lainnya.
“Pada tahun kinerja 2019, Garuda Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar US$ 6,98 juta. Capaian laba bersih tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha sebesar 5,59% dari pencapaian 2018, yaitu menjadi sebesar US$ 4,57 miliar. Adapun di 2019, perseroan juga berhasil mencatatkan perolehan positif pada laba usaha dengan nilai sebesar US$ 147,01 juta,” tutur Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam ketarangannya, Jumat (5/6/2020).
Capaian tersebut, kata dia, dapat diraih melalui strategi quick wins priority yang dijalankan perusahaan, yaitu melalui penguatan budaya perusahaan berbasis People, Process & Technology; Strategi peningkatan pendapatan; serta peninjauan atas struktur biaya perusahaan.
Langkah di Era New Normal
Manajemen Garuda Indonesia tengah menyiapkan langkah pemulihan kinerja memasuki era new normal
akibat dampak pandemi Covid-19. Irfan Setiaputra mengatakan bahwa kunci utama dalam menghadapi era ini adalah adalah menjaga kesinambungan keberlangsungan bisnis Perusahaan dengan tren supply & demand di era new normal.
“Efisiensi menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam menghadapi era new normal ini. Mindset bisnis penerbangan juga harus terus berevolusi menyelaraskan dengan realitas kondisi yang ada. Langkah tersebut yang secara bertahap terus kami lakukan mulai dari aspek operasional hingga optimalisasi lini bisnis,” kata dia.
Garuda Indonesia juga telah melakukan serangkaian upaya pemulihan kinerja Perusahaan yang fokus utamanya adalah memastikan beban operasi bergerak dinamis dengan tantangan kinerja yang ada saat ini, seperti melalui upaya renegosiasi biaya sewa pesawat sekaligus memperpanjang masa sewa pesawat, melakukan renegosiasi kewajiban Perusahaan yang akan jatuh tempo, hingga melakukan program efisiensi biaya dengan memprioritaskan keselamatan & layanan penerbangan.
Garuda Indonesia juga melaksanakan optimalisasi lini bisnis kargo melalui pemanfaatan kompartemen penumpang untuk memaksimalkan angkutan kargo, intensifikasi bisnis charter kargo, hingga pengembangan platform layanan pengiriman barang berbasis aplikasi digital “KirimAja”. Lebih lanjut, Garuda Indonesia turut mengoptimalkan layanan penerbangan charter khususnya untuk melayani penerbangan repatriasi WNI dari sejumlah negara seperti Jepang, Uni Emirate Arab (UEA), Singapore, Srilanka dan Maldives. Sedsngkan untuk penerbangan repatriasi WNA dilayani kesejumlah negara seperti Brazil, Colombia, Srilanka, Maldives.
Garuda Indonesia juga telah menyiapkan berbagai langkah antisipatif pada aspek operasional dan layanan jelang era “The New Normal” dengan mengacu pada ketentuan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 diseluruh touch point layanan penerbangan sesuai ketentuan yang diterapkan Gugus Tugas COVID-19 dan otoritas terkait.
“Implementasi physical distancing menjadi salah satu prioritas yang kami pastikan terlaksana secara berkesinambungan guna memitigasi risiko penularan pada masa pandemi, disamping upaya lainnya yang dilakukan seperti kebijakan penggunaan masker bagi penumpang dan awak pesawat, penyediaan hand sanitizer diseluruh touch point penumpang, screening dan pemeriksaan kesehatan penumpang pada sebelum dan sesudah melaksanakan penerbangan yang dilakukan bersama otoritas penerbangan terkait,” tutur dia.
Garuda Indonesia juga menerapkan protokol kebersihan dan perawatan armada yang semakin komprehensif melalui prosedur prolong inspection guna memastikan airworthiness aircraft quality tetap terjaga,serta menjalankan prosedur sterilisasi (disinfeksi) armada yang menyeluruh, pengecekan dan penggantian berkala sistem filtrasi udara di kabin pesawat.
Foto: dok. Garuda Indonesia