Jakarta, TopBusiness – Emiten pelayaran PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) mengaku terganggu dengan adanya pandemi virus corona atau Covid-19 ini. Pasalnya, penyebaran virus ini telah berdampak terhadap harga komoditas minyak dunia terjun bebas. Maklum saja sebagai perusahaan yang bergak di jasa pengangkutan minyak tentu terdampak langsung dari adanya penurunan harga tersebut.
Dirketur dan Corporate Secretary TAMU, Leo A Tangkilisan menyebutkan, dampak adanya pandemic Covid-19 ini cukup terasa di sektor pelayaran, khusunya untuk kapal-kapal yang mengangkut minyak. Untuk itu, perseroan pun berharap agar minyak dunia bisa terus terangkat naik.
“Terkait kondisi bisnis saat ini dengan adanya Covid-19 ini sangat terdampak. Terutama dampak dari adanya harga minyak di Indonesia yang masih rendah. Harganya sendiri terus menurun sejak awal tahun 2020 dan saat ini (per 3 Juni 2020) di level US$ 32,18 per barrel. Jadi sejak 6 Januari itu terus turun,” terang dia saat menggelar paparan publik insidentil secara virtual, di Jakarta, Senin (8/6/2020).
Untuk itu, perseroan berharap harga minyak dunia itu bisa kembali terangkat ke level minimal US$ 50 per barrel. Angka tersebut dirasa batas paling aman agar kinerja perserseoan tak terdampak.
“Iya angka ideal harga miyak itu di kisaran US$ 50 per barrel. Itu level aman kami. DI tahun lalu itu berada di rentang US$ 50 per barrel ke atas. Itu kami sudah mendapat level aman kami dan bisa menambah kapal kami,” tegas Leo.
Selain terkait harga minyak, perseroan juga terdampak dari adanya tarif sewa kapal milik perusahaan yang kemungkinan bakal terjadi revisi tarif atas permintaan pelanggan. Menurutnya, sudah ada sejumlah klien yang meminta negosiasi tarif sewa itu. “Saat ini kami masih melakukan negosiasi ulang lagi,” ucap dia.
Untuk bisa bertahap, perseroan juga telah mengambil sejumlah langkah guna mempertahankan kelangsungan usaha saat ini. Pertama, meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan secara maksimal. Kedua, memprioritaskan standar keamanan tertinggi, baik itu di kapal maupun di kantor perseroan.
Dan ketiga, bekerja secara efisien dan efektif. Selanjutnya, perusahaan juga meningkatkan keterampilan personil kapal dan manajemen perusahaan untuk keselamatan kerja sehingga menciptakan perilaku kerja yang aman, sehat dan ramah lingkungan.
“Sebab, dari adanya pandemic covid-19 ini, dampak ke penurunan laba bersih dan pendapatan sekitar 20% hingga 30% dio akhir tahun nanti,” tandas Leo.
Sejauh ini, TAMU telah mendapatkan satu kontrak kerja baru di tahun 2020. Nilai kontrak yang disepakati dalam kerja sama tersebut sebesar Rp24,775 miliar dari PT Pertamina EP Asset 4 untuk pekerjaan Labuh FSO Cinta Natomas Periode II. Kontrak ini memiliki jangka waktu 780 hari kalender.
Dan di akhir tahun lalu, perseroan juga sudah mendapat kontrak baru lagi, yakni perpanjangan kontrak kapal Petroleum Excelcior sebesar Rp216 miliar untuk empat tahun ke depan.K ontrak tersebut diperoleh dari PT Pertamina Hulu Energi OSES untuk lingkup pekerjaan rental workover barge with pedestal crane services. Kontrak tersebut dimulai pada 19 Desember 2019 lalu dan akan berakhir pada 31 Januari 2024.
Foto: Istimewa